Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Resesi 2023 Tiba, Indonesia Optimis bisa Tetap Stabil di Bidang Ekonomi dan Industri

Resesi 2023 Tiba, Indonesia Optimis bisa Tetap Stabil di Bidang Ekonomi dan Industri Resesi 2023 Tiba, Indonesia Optimis bisa Tetap Stabil di Bidang Ekonomi dan Industri. ©Shutterstock

Merdeka.com - Perekonomian dunia saat ini semakin tak menentu, hingga memunculkan berbagai isu terkait resesi di tahun 2023 mendatang. Meski krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 sudah mulai mereda dan lebih bisa dikontrol dengan baik, namun hal tersebut tak bisa secara gamblang dikatakan aman. Pasalnya, dampak buruk pandemi yang dirasakan selama kurang lebih dua tahun terakhir, kini beralih menjadi gejolak ekonomi global.

“Wabah Covid-19 saat ini sudah dinyatakan semakin menurun dan mulai terkontrol. Krisis yang terjadi pada periode ini pun perlahan pulih dan menampakan hasilnya yang terbilang sangat baik. Namun, resiko tersebut perlahan beralih dari pandemi ke gejolak ekonomi global,” ujar Suahasil Nazara.

Ada begitu banyak faktor yang menyebabkan resiko seperti ini muncul. Salah satunya adalah inflasi global yang telah diprediksi sedari awal akan terjadi jika pandemi Covid-19 berada di ujungnya. Hal ini tentunya menyebabkan beberapa kenaikan harga komoditas secara global menjadi volatile dan cenderung berada di angka yang tinggi.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi yang saat ini dihadapi juga terjadi karena perubahan kebijakan moneter Amerika, konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, dan bahkan ketegangan antara Cina dan Amerika. Akibatnya, outlook ekonomi dunia jadi semakin melemah seiring peningkatan berbagai risiko tersebut. Untungnya, kondisi ekonomi di Indonesia sekarang masih dinilai aman, namun tetapi harus diwaspadai dan diantisipasi.

“Melihat keadaan Indonesia saat ini, bisa dibilang negara kita masih cukup encouraging untuk prospek pertumbuhan jangka pendek, terefleksi pada sisi konsumsi maupun produksi. Kita bisa melihat PMI manufaktur, bahwa Indonesia terus ekspansi selama 13 bulan terakhir dengan 53,7 dan negara kita sedang berada di tren yang naik,” ucap Suahasil.

Menteri Perdagangan RI, Kasan Muhri, menyebutkan bahwa keadaan Indonesia yang masih dinilai baik ini juga tak terlepas dari kontribusi konsumsi rumah tangga yang mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.

“Konsumsi rumah tangga yang dilakukan di dalam negeri masih memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap pertumbuhan ekonomi dan ini pun tentunya memberikan dampak terhadap masyarakat, kegiatan perdagangan di dalam negeri, termasuk retail,” kata Kasan Muhri.

Di sisi lain, mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia 2014-2016, Bambang Brodjonegoro menjelaskan bahwa turunnya jumlah kasus pandemi juga akan menyebabkan kenaikan permintaan kebutuhan dari para konsumen.

“Pasca menurunnya angka pandemi, sejumlah lonjakan permintaan akan kebutuhan terjadi di mana-mana. Mulai dari konsumsi hingga investasi yang besar. Sayangnya, hal ini tak didukung oleh rantai pasokan yang mencukupi, akibat tingginya minat masyarakat yang menginginkan keadaan seperti sebelum pandemi,” ucap Bambang Brodjonegoro.

Terkait permasalahan tersebut, dirinya berargumen bahwa Indonesia masih bisa bertahan dengan menerapkan dua cara yang positif.

“Kita tak bisa menghindari terjadinya inflasi, namun ada banyak hal lainnya yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Pertama, kita bisa mengelola komoditi pokok, misalnya beras. Kedua, mempertahankan daya beli masyarakat melalui sistem sosial langsung,’ kata Bambang.Dari sudut pandang seorang Masyita Crystallin, perekonomian yang ada di Indonesia saat ini masih terpantau dalam posisi yang kuat. Bahkan, negara ini dikatakan lebih stabil bila dibandingkan dengan negara tetangga yang ada di Asia Tenggara.

“Fundamental perekonomian Indonesia saat ini masih harus diwaspadai, namun hal tersebut masih dalam posisi yang kuat. Peringkat negara Indonesia masih stabil selama periode dua tahun terakhir ini bila dibandingkan dengan negara yang lainnya,” jelas Masyita Crystallin.

Selain perekonomian, sektor industri menjadi bidang selanjutnya yang ikut terkena imbas buruk dari krisis yang terjadi secara global ini. Satu di antaranya adalah industri otomotif yang kini semakin menunjukan tanda-tanda pemulihan yang signifikan.

“Ada banyak sekali sektor industri yang terkena imbas selama pandemi berlangsung. Namun, setelah pandemi ini mereda, kita semakin menunjukan tanda-tanda pemulihan. Tentunya hal ini juga didukung oleh besarnya minat konsumen terhadap produk-produk yang dihasilkan. Akan tetapi, ketika perang antara ukraina dan rusia terjadi, tentu saja kondisi geopolitik berubah secara perlahan,” ucap Shinta Kamdani.

Sebelum pandemi, industri otomotif menyumbang 4,34% dari PDB nasional pada 2019 dan 4,66% pada 2018. Bahkan, selama periode lock down pada tahun 2020, industri ini masih mempekerjakan sedikitnya 17 juta pekerja, yang 13,6% diantaranya merupakan angkatan kerja nasional. Hal ini tentu menjadi alasan terbesar mengapa industri tersebut harus tetap dipertahankan.

“Alasan kenapa Indonesia harus mempertahankan industri otomotif adalah karena sektor ini cukup banyak mempekerjakan banyak tenaga, yaitu 17 juta orang. Untuk itu, kami berupaya untuk meningkatkan potensi penjualan produk otomotif di dalam maupun luar negeri,” terang Kukuh Kumara.

Lebih lanjut, Kukuh mengatakan bahwa pemanfaatan pasar domestik harus bisa dilakukan secara maksimal guna memperkuat industri otomotif dalam negeri.

“Industri otomotif Indonesia harus bisa tetap bangkit. Kita bisa manfaatkan pasar domestiknya. Karena kurang lebih 34% pasar otomotif di ASEAN berada di Indonesia. Nah, kita ingin merebut sisanya untuk jadi basis produksi,” ujarnya.

Indonesia sendiri merupakan negara yang penjualan kendaraan otomotif roda empat paling besar di asia tenggara. Tapi, secara produksi, kita masih kalah dengan negara thailand. Sementara untuk kendaraan roda dua, seperti sepeda motor, Indonesia menjadi negara peringkat pertama yang penjualan dan produksinya paling besar dibanding negara asia tenggara lainnya.

“Secara garis besar, kegiatan ekspor produk industri di Indonesia lebih besar dibandingkan importnya. Jadi sebagian besar, kendaraan di Indonesia itu buatan dalam negeri, namun ada beberapa spareparts yang masih dikirimkan dari luar negeri,” ucap Kusharijono.

Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing Co., LTD, Indra Chandra Setiawan, menambahkan bahwa perkembangan yang terjadi pada industri otomotif Indonesia ini harus didukung sepenuhnya oleh SDM yang memadai. Karena, bila para pekerja memiliki kemampuan dan kelayakan dalam menjalani industri ini, maka akan dipastikan bahwa sektor otomotif di negara ini akan hasilkan output yang baik dan bisa bersaing secara mendunia.“Peran manusia sangat dibutuhkan dalam mendukung perkembangan industri otomotif di Indonesia,” jelas Indra Chandra Setiawan.

resesi 2023 tiba indonesia optimis bisa tetap stabil di bidang ekonomi dan industri

Sebagai komitmen untuk mendongkrak pemulihan ekonomi dan pertumbuhan ekosistem otomotif yang berkelanjutan di Indonesia, Danamon bersama Adira Finance dan MUFG kembali membuka diskusi terbuka yang menitikberatkan pada aspek ekonomi-bisnis Indonesia dan global. Pembicaraan ini mengangkat tema Rebuild The Economy 2023, yang menghasilkan pemikiran untuk menjawab ketidakpastian melalui kebijakan ekonomi dan industri yang lebih kuat.

Melalui acara hari ini, Danamon bersama Adira Finance dan didukung oleh MUFG Group, berharap para pemangku kepentingan dapat lebih siap dalam menyikapi ketidakpastian serta menyambut 2023 dengan lebih optimis.

“Sangat penting bagi semua orang untuk memahami bahwa mereka tidak sendiri. Kami berkomitmen untuk berjalan bersama dengan mitra dan nasabah kami di setiap langkah. Bersama Danamon ‘Bank Pilihan Anda’, apapun tantangan yang akan dihadapi di masa depan dapat kita lewati bersama, sekaligus mengupayakan tiap nasabah dapat tumbuh secara berkelanjutan,” tutup Itagaki, Direktur Utama Danamon.

(mdk/wri)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia

Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Investasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024

Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini
Rupiah Anjlok, Airlangga Masih Optimis Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 5 Persen Karena Ini

Meskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya
Kredit Perbankan Tumbuh 12 Persen, Bank Indonesia Ungkap Faktor Penopangnya

Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.

Baca Selengkapnya