Potensi Tujuan Ekspor RI, Asia Diprediksi jadi Penyumbang Perdagangan Global Terbesar
Merdeka.com - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi menyebut bahwa kawasan Asia yang saat ini sedang berkembang pesat menjadi potensi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
Fithra mengatakan, Indonesia perlu meraih peluang di Asia yang diperkirakan menjadi kawasan penyumbang perdagangan global terbesar dalam satu dekade ke depan.
"Tahun 2030 dari sisi output, terutama emerging market di Asia, ada China, ASEAN, Jepang, Korea, dan beberapa negara besar lainnya di Asia, itu bisa menyumbang 33-40 persen output dunia," katanya dikutip Antara.
Untuk itu, menurut ahli perdagangan internasional ini, langkah Kementerian Perdagangan bersama pemangku kepentingan terkait untuk menggarap pasar Asia menjadi tepat.
Fithra melihat penguatan kerja sama di pasar tradisional menjadi langkah bijak, khususnya dengan negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara.
Meski demikian, tambah dia, menggarap pasar baru seperti di Timur Tengah dan Afrika juga sangat diperlukan ketika kondisi global masih diliputi ketidakpastian. "Jadi, kita jangan membatasi diri hanya di Asia Timur karena lebih banyak, lebih baik," ujarnya.
Selain itu, ia mengingatkan pemerintah untuk meningkatkan utilisasi dari kerja sama perdagangan yang sudah disepakati karena pemberdayaan berbagai komitmen tersebut baru sekitar 30 persen.
Dalam kesempatan terpisah, pengamat ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan pembenahan kinerja manufaktur menjadi penting agar pengembangan pasar mudah dilakukan. "Sebelum perluas pasar harus ada barangnya. Persoalannya adalah barang yang mau kita ekspor yang jadi andalan kita itu selama ini komoditas. Pasar untuk barang komoditas itu ya itu-itu saja," katanya.
Menurut dia, Indonesia akan sulit membahas pengembangan pasar bila mayoritas barang yang dijual berupa komoditas, bukan produk atau barang olahan.
Piter bahkan berpandangan bahwa Indonesia selama ini terlalu fokus pada produksi komoditas sehingga melupakan industri manufaktur.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri Prediksi Transaksi Kripto Tembus Rp800 Triliun di 2024
Adanya opsi diversifikasi itu memberikan para investor kesempatan yang lebih luas untuk mulai terjun di dunia kripto.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaKunjungan Kerja ke Inggris, Gibran Bakal Bawa Pulang 'Oleh-Oleh' Ini
Duta Besar RI untuk Inggris Desra Percaya terus mendorong optimalisasi peran diaspora Indonesia dalam membangun ekonomi berbasisinovasi.
Baca SelengkapnyaEkspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
Nilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca SelengkapnyaPeluncuran ETF Bitcoin dan Ethereum Pertama di Asia, Beri Sinyal Positif ke Industri Keuangan Tradisional
Langkah ini dinilai semakin menguatkan kepercayaan regulator terhadap potensi pertumbuhan dan pentingnya aset kripto dalam pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaPeringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaGawat, OJK Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah di Tahun 2024
Proyeksi ini sejalan dengan berbagai rilis lembaga internasional yang menyebutkan hal serupa.
Baca Selengkapnya