Perang Dagang AS-China Memanas, Indonesia Didorong Cari Pasar Ekspor Baru
Merdeka.com - Wakil Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta menyebut bahwa perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China akan berimbas pada pertumbuhan ekspor Indonesia. Sebab, ketegangan dari kedua negara itu berpotensi menghambat ekspor di 2019.
Arif mengatakan, untuk mencegah terjadinya perlambatan terhadap pertumbuhan ekspor, maka salah satu upayanya adalah dengan memperluas pasar baru. Sebab selama ini, kedua negara tersebut tersebut masih menjadi pasar potensial bagi Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pangsa ekspor Indonesian ke China mencapai sebesar 14,85 persen dengan total nilai USD 7,27 miliar. Sementara pangsa ekspor Indonesia ke AS sendiri sebesar 11,32 persen, dengan total nilai mencapai USD 5,54 miliar.
"Pemerintah harus fokus membuka pasar ekspor baru. Negara-negara Afrika bisa menjadi potensial ekspor Indonesia," kata Arif dalam acara press briefing di Jakarta, Jumat (17/5).
Arif menuturkan, dalam upaya perluasan pasar baru ini, pemerintah perlu memperhatikan secara seksama. Artinya tidak sembarangan dalam mendekati negara-negara asal tujuan ekspor. Terlebih, harus memiliki jumlah populasi yang besar.
"Terhadap pasar pasar baru tidak semua negara juga kita dekati, tapi secara komposisi penduduk banyak misal Nigeria, 190 juta, Afrika Selatan, Mesir 100 juta penduduk kalau kita ekspor dagang ke penduduk yang sampai 4 juta agak kurang, harus masuk ke populasi besar" jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengaruh dari perang dagang ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri akan tetapi berimbas kepada negara-negara di dunia.
"Jelas trade akan slowing down sangat signifikan. Kemarin aja pertumbuhan 4 persen global trade sudah dianggap sangat rendah," bebernya.
Dengan kondisi itu, maka akan mempengaruhi pada negara Indonesia yang masih bergantung pada neraca perdagangan ekspor.
"Ini berarti kita tidak mungkin andalkan ekspor sebagai engine of growth. Tapi positifnya ada banyak barang-barang yang tadinya untuk topang industri kita menjadi tersedia," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ekspor Indonesia ke China Anjlok 20 Persen di Januari 2024, Ternyata Ini Pemicunya
BPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPameran Perdagangan Terbesar di China Sepi, Pedagang Ngeluh: Harga Barang Kami Semurah Kol di Pasar
Eksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkspor Indonesia Anjlok Hingga 18 Persen di Juli 2023, Ini Biang Keroknya
Penurunan ini tak lepas dari anjloknya realisasi kinerja ekspor non migas pada Juli 2023 mencapai USD 19,65 miliar.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Alasan Indonesia Impor KRL dari China, Tak Mau Lagi KRL Bekas
Luhut tak banyak berbicara soal isu bahwa impor 3 KRL China ini merupakan jebakan utang dari pengadaan Kereta Cepat Whoosh.
Baca Selengkapnya