Penyerapan Dana PEN Dinilai Belum Optimal Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Merdeka.com - Peneliti Indef, Rizal Taufiqurrahman menilai penyerapan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara optimal. Tercermin dari penyerapan dana PEN sepanjang tahun 2021 hanya sekitar 88 persen dari pagu yang dianggarkan sebesar Rp 744,77 triliun.
"Penyerapan dana PEN ini serapannya naik tapi pertumbuhannya per kuartal tidak signifikan dan ternyata PEN ini sangat kecil kontribusinya untuk mendongkrak ekonomi," kata Rizal dalam konferensi pers Indef, Jakarta, Selasa (8/2).
Dia merincikan, penyerapan dana PEN pada kuartal I-2020 sebesar 20,88 persen. Namun pertumbuhan ekonomi masih tumbuh negatif 0,74 persen. Pada kuartal kedua dengan penyerapan 30,43 persen, pertumbuhan ekonomi 7,07 persen.
Di kuartal ketiga dengan penyerapan 54,32 persen, pertumbuhan ekonomi hanya 3,51 persen. Sedangkan di kuartal terakhir penyerapan 88,43 persen, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen.
Rizal menjelaskan, penyerapan dana PEN hanya memberikan kontribusi 1,36 persen terhadap peningkatan PDB di tahun lalu. Hal ini tidak jauh berbeda dengan kontribusi yang diberikan dari sektor konsumsi rumah tangga yang memberikan andil 1,07 persen.
"Ternyata PEN ini sharenya 1,36 persen terhadap GDP," kata dia.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi sebenarnya ditopang oleh sektor kesehatan, perlindungan sosial dan insentif usaha. Tiga klaster tersebut mampu memberikan kontribusi yang besar untuk perekonomian nasional.
Untuk itu Rizal menilai pemerintah harus membelanjakan dananya fokus pada sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Mencari sektor yang bisa memberikan nilai tambah dari sisi pendapatan dan pertumbuhan, utamanya untuk produksi.
"Kalau ada kebijakan yang akan mengganggu dan mendistorsi perbaikan ekonomi kita ini lebih baik pertimbangkan lagi," kata dia mengakhiri.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaTerdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaMantan anggota DPR-RI berhak mendapatkan uang pensiun saat periode jabatannya selesai.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan dan investasi korporasi yang diperkirakan terus meningkat.
Baca Selengkapnya