Pemerintah Fokus Atasi Dampak Ekonomi Pandemi, INDEF Ibaratkan Mengisi Ember Bocor
Merdeka.com - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Didik J Rachbini, mengatakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia ke-75 masih menyisakan sejumlah pekerjaan penting bagi pemerintah. Salah satu belum sukses memerdekakan masyarakat dari pandemi Virus Corona.
Dia mengatakan, ketidakseriusan pemerintah menangani Virus Corona terlihat dari kebijakan penanganan ekonomi yang diutamakan daripada kesehatan. Hal inu diibaratkan mengisi ember bocor.
"Sumber masalah pokok dari ekonomi tidak bisa dikendalikan karena pemerintah mengabaikan kebijakan kendali pandemi Covid-19 ini. Dengan keyakinan, pandemi akan beres dengan sendirinya, maka kebijakan pemerintah lebih memilih mendorong ekonomi dengan kucuran dana yang jauh melebihi anggaran kesehatan," ujarnya, Jakarta, Senin (17/8).
"Strategi kebijakan ini seperti mengisi ember bocor karena masalah dasar kebocorannya tidak diatasi dengan baik. Pilihan kebijakan ini terjadi karena pengaruh bisikan yang tidak bertanggung jawab dengan mengabaikan pilihan kebijakan yang rasional," sambungnya.
Dia melanjutkan, pemerintah memprediksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan bahkan bisa mencapai 5,5 persen. Angka patokan ini diambil dari mimpi yang tidak rasional karena tidak mungkin dicapai dengan kondisi ember bocor seperti sekarang ini.
"Masalah covid-19 di Indonesia jauh panggang dari api, sama parahnya dengan Filipina. Tidak ada tanda-tanda kasus harian Covid di Indonesia akan menurun. Kebijakan yang tidak sistematis, serabutan seperti ini memperlihatkan ketidakpastian, kapan kasus Covid-19 di Indonesia akan melandai," katanya.
Satgas Pemulihan Ekonomi: Arahan Presiden Jokowi Fokus Harus ke Kesehatan
Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan kesehatan masyarakat menjadi faktor utama agar program pemulihan ekonomi negara bisa berjalan sukses. Hal ini, menurutnya, telah menjadi penekanan dari Presiden Jokowi.
"Arahan bapak Presiden (Jokowi) jelas, fokusnya harus ke kesehatan. Fokus ke kesehatan ini bagaimana kita bisa membangkitkan rasa aman adalah dengan melakukan secara disiplin protokol kesehatan yang ada," imbuhnya dalam sesi teleconference di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/7).
Budi pun mengimbau masyarakat agar bisa mengubah perilaku sehari-harinya sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan. "Gampangnya itu mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Jadi 3M itu saja kalau dijalankan dengan disiplin, kita ubah perilaku kita sesuai 3M harusnya risiko penularan dan penyebaran bisa kita kurangi," ujar dia.
Dijelaskannya bahwa untuk bisa mulai menumbuhkan aktivitas ekonomi seperti sedia kala, maka masyarakat harus mengembalikan rasa aman untuk melakukan kontak fisik di luar rumah.
Namun, dia menekankan, hal tersebut hanya bisa dilakukan jika seluruh elemen yang ada disiplin dengan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19.
"Jadi kalau ditanya apakah kita langsung rem drastis atau ngegas drastis (dalam memulai aktivitas ekonomi), pesan bapak presiden jelas. Sengaja ini dijadikan satu supaya terjadi keseimbangan antara gas dan rem supaya bisa maju sama-sama," tuturnya.
"Terlalu cepat tidak baik, terlalu pelan juga tidak baik," Budi menekankan.
Oleh karenanya, dia menganjurkan agar hal tersebut dilakukan bersama-sama, sehingga secara perlahan dan bertahap rasa aman untuk memulai kegiatan ekonomi dapat terbentuk. "Saran saya, jangan terburu-buru, tapi jangan menutup diri. Keseimbangan ini harus dicari di masing-masong daerah," tutup Budi.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaPemerintah waspadai dampak el nino pengaruhi suplai listrik di Indonesia.
Baca Selengkapnya