Pasar dibayangi sentimen negatif kebijakan The Fed
Merdeka.com - Perdagangan bursa saham di awal pekan ini, laju pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terkoreksi. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian The Fed dan minimnya sentimen positif. "IHSG masih cenderung bergerak negatif dengan minimnya sentimen positif dan dibayangi ketidakpastian The Fed," ujar Equity Analyst Ascend, Agus Susanto, Jakarta, Senin (15/9).
Sejak tiga hari perdagangan kemarin, tercatat investor asing telah membukukan penjualan hingga Rp 2 triliun lebih. Kejadian ini mengindikasikan investor asing sepertinya mulai menarik dananya di pasar saham. "Namun, peluang rebound masih terjadi mengingat sejak pekan kemarin, beberapa saham telah terkoreksi cukup signifikan," jelas dia.
Sementara itu, dari pasar global, Wall Street ditutup melemah, menjelang pertemuan pengambil kebijakan the Fed pada Rabu mendatang.
The Fed akan mengumumkan detail kebijakan pemberian stimulusnya dan kemungkinan menaikkan suku bunga. Hal ini membuat spekulasi di pasar, meskipun beberapa data positif dirilis seperti kenaikan penjualan ritel dan kenaikan indeks sentimen konsumer.
Tercatat saat penutupan, indeks Dow Jones negatif 0,36 persen pada level 16.987,00 poin. Bursa Nasdaq melemah 0,53 persen pada level 4.567,60 poin. Dan indeks S&P 500 turun 0,60 persen pada level 1.985,54 poin. Selain itu, Emas bergerak terkoreksi 0,19 persen pada level USD 1.228,90 per ounce.
(mdk/arr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, optimisme swasta berperan untuk menggerakan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.
Baca Selengkapnya