MIND ID Dorong Pengembalian Investasi Eksplorasi Minerba dari Negara
Merdeka.com - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum)/Mining Industry Indonesia (MIND ID), Orias Petrus Moedak menyampaikan, gagasan dalam pengembangan kebijakan pengelolaan mineral dan batu bara (minerba).
Dirinya mengapresiasi keberpihakan pemerintah yang memprioritaskan BUMN untuk menggarap proyek minerba. Kendati, keberpihakan tersebut juga harus diiringi dengan tanggung jawab pembatalan penugasan terhadap BUMN tersebut.
"Kami ucapkan terima kasih soal keberpihakan terhadap BUMN ini, tapi kita ingin ada kepastian pengembalian investasi," ujar Orias dalam webinar Sosialisasi Kebijakan Minerba, Kamis (10/2).
Orias bilang, kepastian pengembalian investasi tersebut berkaitan dengan dana yang telah digelontorkan BUMN untuk melakukan penelitian dan penyelidikan calon wilayah kerja terkait.
"Misalnya kita ada penugasan penyelidikan, penelitian dan penyiapan suatu wilayah, kemudian pas waktu sudah dapat datanya diserahkan ke Kementerian, apabila bukan kami yang melanjutkan, tentu ada pengembalian investasi yang wajar lah," ujar Orias.
Dirinya mengatakan, kebijakan minerba haruslah komprehensif karena akan saling bersinggungan dengan kebijakan dari Kementerian atau Lembaga lain.
"Pariwisata di tempat kami ada juga kegiatan pertambangan yang bersinggungan di pariwisata laut, jadi ada yang menambang di laut. Jadi harus dipikirkan betul," katanya.
MIND ID Terbitkan Global Bond Rp37,5 T, Terbesar Antar Perusahaan Tambang Asia
PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau yang dikenal dengan Mining Industry Indonesia (MIND ID), holding BUMN pertambangan, menerbitkan obligasi global atau global bond senilai USD 2,5 miliar atau sekitar Rp37,5 triliun (asumsi kurs Rp15.000). Rencananya, dana segar yang diraup dari penerbitan obligasi ini bakal digunakan untuk melakukan refinancing atau pembayaran utang perusahaan di grup yang jatuh tempo serta proses akuisisi strategis.
CEO MIND ID, Orias Petrus Moedak, menyatakan keberhasilan penerbitan obligasi terbesar di antara perusahaan pertambangan di Asia ini menunjukkan kepercayaan investor global terhadap prospek jangka panjang MIND ID.
"Dengan tercapainya besaran pendanaan yang dibutuhkan dan target tingkat kupon yang diinginkan, penerbitan obligasi ini memperlihatkan kepercayaan investor terhadap kemampuan MIND ID dalam mengelola portofolio pembiayaan dan menjaga likuiditas," ujar Orias, Jumat (15/5).
Secara rinci, obligasi global tersebut terdiri dari tiga masa jatuh tempo, yaitu tenor hingga 2025 senilai USD 1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 4,75 persen, lalu tenor hingga 2030 senilai USD 1 miliar dengan tingkat kupon sebesar 5,45 persen dan tenor hingga 2050 senilai USD 500 juta dengan tingkat kupon sebesar 5,8 persen.
Adapun, obligasi yang dipasarkan di Singapura, London, Hong Kong dan New York ini juga mengalami oversubscribed hingga 6,4 kali.
Untuk penerbitan ini, obligasi global MIND ID mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody’s dan BBB- dari Fitch. Obligasi ini akan didaftarkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST).
Tidak ada aset maupun saham yang dijaminkan oleh Inalum dan anak usaha dalam penerbitan obligasi ini. "MIND ID terus berkomitmen membangun kehidupan yang lebih sejahtera dan masa depan yang lebih baik bagi bangsa melalui aksi-aksi korporasi dalam pengelolaan sumber daya alam strategis," ujar Orias.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mencatat sudah 18 orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPT IMIP menjanjika korban meninggal yang memiliki anak usia sekolah, akan mendapatkan santunan pendidikan maksimal dua orang anak. Mulai dari TK - kuliah.
Baca SelengkapnyaKepercayaan mengelola sumber daya alam seperti batu bara, harus disertai dengan langkah-langkah pelestarian lingkungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies mendorong perlu adanya prioritas nomor satu untuk keselamatan di aktivitas pertambangan.
Baca SelengkapnyaMetso juga telah mendapatkan pesanan ulang untuk teknologi filtrasi tailing yang berkelanjutan pada proyek tambang nikel laterit baru Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia berjumlah 18 orang terdiri dari 10 orang tenaga kerja Indonesia dan delapan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Baca SelengkapnyaUMKM yang tercatat berkontribusi 61 persen terhadap PDB dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia menjadi fokus kolaborasi Pertamina dan Kemenparekraf.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia belum memiliki UU tentang pengelolaan aset barang sitaan agar produktif.
Baca SelengkapnyaMenurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel.
Baca Selengkapnya