Menko Damrin Harap Industri Panel Kayu RI Kembali Berjaya
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution membuka musyawarah nasional (Munas) Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) ke VIII. Dalam sambutannya, dia menginginkan agar industri panel kayu di Indonesia dapat kembali berkembang.
"Jadi saya datang memang mau memberi semangat memberi dukungan ayo kita hidupkan lagi, memang dan kita terus terang perlu selasaikan tidak hanya produksi tapi ekspor," kata Menko Darmin dalam Munas VIII APKINDO, di Hotel Four Seasons, Jakarta, Senin (26/11).
Menko Darmin meyakini sektor industri panel kayu dapat kembali merebut kejayaannya seperti beberapa tahun lalu. Sebab, potensi kekayaan sumber daya alam di Indonesia sendiri masih melimpah sehingga ini bisa mendukung industri sektor perkayuan.
"Percayalah bahwa kita punya. Mustahil kita tidak punya kelebihan itu. Kita bisa," imbunya.
Di sisi lain, dalam mendukung industri panel kayu Menko Darmin juga menginginkan sumber bahan baku bagi industri kayu lapis ke depan adalah melalui Hutan Tanaman Industri (HTI). Tentu saja ini tanpa mengesampingkan sumber bahank baku yang ada sperti dari hutan alam produksi, hutan rakyat dan perkebunan.
"Ada beberapa, artinya yang pertama kita tentu saja ingin supaya, jangan kemudian menambah juga, hal hal yang menjadi perdebatan lebih baik dikembangkan melalui HTI. Jadi nanti, nanam sendiri. Ya kalau nebangin kayu di hutan ribut lagi. Memang persoalan HTI itu masih ada yang harus kita selesaikan, tapi nanti kita selesaikan," bebernya.
Selain itu, pemanfaatan hutan tanam rakyat (HTR) juga bisa menjadi solusi dalam menggalakan kembali produksi industri kayu panel di Indoensia. "Artinya di timur ada lagi pohon kelapa, itu saja kita kerjakan HTI dan HTR, kalau peremajaan karet itu enggak akan berhenti berhenti kayunya. Kita pasti punya keunggulan di situ dan pasti modalnya enggak mahal-mahal," jelas Menko Darmin.
Sementara itu, Ketua Umum APKINDO Martias mengakui saat ini memang kondisi industri kayu lapis belum bisa kembali ke masa keemasannya. Sebab pada 2018 saja, ekspor kayu lapis diperkirakan tinggal sekitar tiga juta meter kubik dengan nilai USD 1,9 miliar.
"Jika dibandingkan dengan masa keemasannya maka turun 45 persen dari sisi nilai dan turun 63 persen dari sisi volume," kata Martias.
Martias membeberkan industri kayu lapis menjadi primadona ekspor non migas pada 1987-1997 dengan konntribusi devisa rata-rata mencapai USD3,4 miliar per tahun dengan volume ekspor rata-rata sebesar 8,4 juta meter kubik per tahun. "Oleh karena itu, melalui Munas VIII APKINDO, dapat dijadikan momentum untuk mengembalikan masa kejayaan industri kayu lapis di Indonesia," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mayjen Kunto mengingatkan, jika laut dibiarkan tercemar dan ekosistemnya rusak, maka potensi yang terkandung di dalamnya terganggu.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, pertanian merupakan salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaMenurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca SelengkapnyaIndustri kapuk mengalami kemunduran karena masyarakat lebih suka memakai Kasur dengan bahan dasar busa dan pegas.
Baca Selengkapnya