Larangan Mudik Lebaran 2020 Bikin Rupiah Menguat Terhadap USD
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melanjutkan trend positifnya sampai penutupan perdagangan minggu ini, Jumat (24/4). Dikutip Bloomberg mata uang Garuda dikunci perkasa ke level Rp15.400 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, keputusan pemerintah untuk melarang pelaksanaan mudik hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah mulai Jumat (24/4), menjadi pemicu utama penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD.
"Ini membawa angin segar tersendiri bagi mata uang Garuda. Walaupun kebijakan larangan mudik saat lebaran merupakan sesuatu yang sakral bagi umat islam di Indonesia, tapi karena virus corona masyarakat semakin dewasa untuk menyikapinya. sehingga pasar kembali bergairah alhasil arus modal asing kembali masuk pasar valas dan obligasi," tegas Ibrahim kepada Merdeka.com, Sabtu (25/4).
Menurutnya keputusan berani yang diambil oleh pemerintah membawa harapan baru bagi upaya untuk menghentikan wabah virus corona yang sukses membuat ekonomi nasional sempoyongan. Imbasnya pelaku pasar spot Tanah Air merespon positif aturan pemerintah tersebut.
Terlebih aturan larangan mudik lebaran 2020 juga diiringi pemberian sanksi berupa ancaman denda administratif maksimal Rp.100 juta dan ancaman kurungan penjara hingga satu tahun sesuai UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan Pasal 93. "Artinya ada upaya serius dari pemerintah untuk melarang mudik ditengah wabah corona," imbuh dia.
Penguatan nilai tukar rupiah juga didorong oleh keputusan Lembaga pemeringkat kredit, Standard & Poor’s Global Ratings (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia (RI) pada BBB (investment grade). Namun, disaat yang sama S&P merevisi outlook menjadi negatif dari sebelumnya stabil.
Peringkat Utang Indonesia
Dalam keterangan tertulis Kementerian Keuangan, Sabtu (18/4), S&P menyebutkan bahwa mempertahankan peringkat kredit Indonesia ke kelompok BBB mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat. Akibat kebijakan pemerintah yang adaptif untuk menjaga stabilitas ekonomi di kondisi sulit serta diiringi sikap tanggap untuk penanganan masalah kesehatan saat wabah corona di Tanah Air.
Terkait labeling outlook negatif, S&P mengkhawatirkan potensi lonjakan utang luar negeri untuk kebutuhan pembiayaan berbagai paket stimulus ekonomi yang justru dapat menjadi boomerang bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Sebab, dalam upaya penanganan pandemi covid-19, pemerintah bersama otoritas terkait telah mengambil langkah yang bersifat luar biasa (extraordinary actions) secara cepat.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah memperkirakan perputaran uang selama musim lebaran tahun ini bisa mencapai Rp276 triliun.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.
Baca SelengkapnyaAan kemudian menyinggung 123 juta orang melaksanakan mudik dan dan berwisata selama libur Idulfitri 1444 H atau pada tahun 2023.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaRencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaAdanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaLangkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
Baca Selengkapnya