Langkah Banyuwangi Bangkitkan Ekonomi dan Kembangkan Wisata

Merdeka.com - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengungkapkan ekonomi daerahnya sempat lumpuh akibat pandemi Covid-19, salah satunya sektor wisata mengalami keruntuhan. Namun kini kondisi ekonomi dan wisata berangsur membaik, terlihat dari pertumbuhan kredit yang menanjak dan desa wisata meraih penghargaan pada 2021.

Ipuk mencatat, pada 2021 nilai Kredit Usaha Rakyat (KUR) naik menjadi Rp2,2 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp740 miliar. Ini menunjukkan, terjadi lonjakan KUR hingga 200 persen.

Selain itu, kredit umum juga menanjak hingga 110 persen. Pada 2020, kredit umum hanya Rp13 triliun, di 2021 naik menjadi Rp14,4 triliun. Ipuk mengklaim, pertumbuhan kredit di Banyuwangi melampaui kredit nasional.

Sementara aktivitas di desa wisata Banyuwangi mulai bangkit. Ipuk mengaku mengambil langkah cepat dan menyelesaikan permasalahan yang ada di tingkat desa. Upaya tersebut berbuah hasil positif, Banyuwangi ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif se-Indonesia.

"Kami merasa bahwa kami bisa melakukan lompatan-lompatan, kami bisa melakukan program-program sehingga optimis kami semakin kuat," katanya dalam Forum Ekonomi Merdeka, Senin (28/2).

Ipuk menyebut, ada tiga program yang dijalankannnya dalam membangkitkan ekonomi dan wisata di Banyuwangi. Pertama, Banyuwangi Reborn. Program ini berlandaskan pada layanan publik yang semakin baik dengan melibatkan masyarakat.

Menurutnya, Banyuwangi Reborn ditopang sejumlah ekosistem. Di antaranya, bangkit menghadapi atau menangani pandemi Covid-19, memulihkan ekonomi, dan merajut harmonisasi sosial.

"Nah inilah tiga ekosistem yang kita bangun sehingga terwujudlah atau tercapailah Banyuwangi Reborn. Banyuwangi Reborn itu bagaimana Banyuwangi bisa kembali melompat karena 10 tahun lalu Banyuwangi sudah melakukan lompatan-lompatan," jelasnya.

Program kedua ialah Banyuwangi Festival. Ipuk menjelaskan, Banyuwangi Festival digerakkan tidak hanya untuk mengakomodir budayawan dan menghibur rakyat, tapi menarik wisatawan ke Banyuwangi.

Banyuwangi Festival dilaunching pada Januari 2022. Menurut Ipuk, ada 99 event yang dilaksanakan secara hybrid pada Banyuwangi Festival.

"Ini upaya kami merawat dan mengembangkan beragam kearifan lokal di Banyuwangi serta memulihkan ekonomi lewat atraksi yang digelar dan sarana konsolidasi gerakan pemerintah daerah serta stakeholder bekerja bersama-sama dalam sukseskan Banyuwangi Festival ini," ujarnya.

Terakhir, Banyuwangi Hijau. Melalui program ini, Ipuk mengaku mampu mendorong desa untuk menjaga lingkungan. Seperti mengendalikan sampah plastik, tidak hanya di tingkat desa tapi juga rumah tangga.

Melalui Banyuwangi Hijau, Ipuk melibatkan warga dalam mengolah sampah, kemudian membangun pusat-pusat pengelolaan sampah terpadu. Menurut Ipuk, jika lingkungan bersih dari sampah, maka wisatawan semakin tertarik ke Banyuwangi.

"Banyuwangi bukan hanya berbicara bagaimana desa itu menjadi desa wisata, tapi Banyuwangi yang desanya lebih inklusif lagi pembangunannya," tandasnya.