Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Dipicu Naiknya Kasus Covid-19 di Amerika Serikat

Kurs Rupiah Diprediksi Menguat Dipicu Naiknya Kasus Covid-19 di Amerika Serikat dolar AS. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta diprediksi menguat tipis seiring kekhawatiran terhadap peningkatan kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat.

Pada pukul 9.43 WIB, Rupiah bergerak stagnan alias sama seperti pada posisi penutupan hari sebelumnya di posisi Rp14.650 per USD.

"Kondisi dolar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar emerging market pagi ini, karena pasar mengkhawatirkan kondisi penularan Covid-19 yang meninggi di AS yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi AS," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa (27/10).

Ariston menuturkan, terlihat perubahan pola perilaku pasar pagi ini yang biasanya dolar AS menguat bila terjadi kekhawatiran terhadap perekonomian AS.

"Pasar juga mungkin berusaha masuk ke pasar emerging market, yang menawarkan yield lebih tinggi, terlebih dulu mengantisipasi membaiknya kondisi ekonomi nantinya setelah vaksin didistribusikan," ujar Ariston.

Perkiraan Pergerakan Rupiah

Ariston memperkirakan hari ini Rupiah bisa terbantu menguat tipis di kisaran Rp14.600 per USD hingga Rp14.700 per USD.

Pada Senin (26/10) lalu, Rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.650 per USD dibandingkan hari sebelumnya Rp14.660 per USD.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini
Nilai Tukar Rupiah Kembali di Bawah Rp16.000, Asalkan Bisa Penuhi Syarat Berikut Ini

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Kurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina

Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah
Ternyata, Pengusaha Lebih Takut Hal Ini Dibandingkan Pelemahan Kurs Rupiah

Kenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Rupiah Melemah ke Rp16.095 per Dolar AS di Pagi Hari
Rupiah Melemah ke Rp16.095 per Dolar AS di Pagi Hari

Ada dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya