Kurs Dolar perkasa, ukuran tempe makin kecil dan perajin terancam bangkrut
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih terus melemah di level Rp 14.800-an per USD. Imbasnya mulai dirasakan di berbagai sektor ekonomi tak terkecuali para pelaku usaha kecil dan menengah. Seperti halnya para perajin dan pedagang tahu tempe di Karawang yang terkena dampaknya akibat bahan baku kedelai masih mengandalkan kedelai impor.
Perajin tahu dan tempe terpaksa mengurangi ukuran untuk bisa bertahan produksi disebabkan kenaikan harga bahan baku utama tahu tempe tersebut. Ini kemudian mempengaruhi keuntungan yang bisa diraup perajin dan pedagang.
"Sejak beberapa hari terakhir nilai tukar Rupiah terus melemah terhadap USD hingga tembus Rp 14.900 per USD, sehingga mempengaruhi harga bahan baku tahu tempe kedelai impor," kata Herman l perajin tahu tempe di Kelurahan Karangpawitan,Karawang. Jumat (7/9).
Dia menuturkan, ketika harga bahan baku naik, seperti sekarang harga kedelai Rp 800 per Kg, dari sebelumnya Rp 7.500 per Kg, perajin tahu tempe menyiasatinya dengan mengurangi ukuran tahu dan tempe. "Jelas untuk bisa bertahan produksi perajin tahu tempe dipastikan akan mengurangi ukuran, untuk mengurangi kerugian uang lebih besar," katanya.
Sementara pedagang tahu tempe di pasar Trasisional Cikampek, Roheni mengatakan, dibandingkan dengan menaikkan harga, membuat ukuran lebih kecil memang menguntungkan. Sebab, jika harga dinaikkan maka pembeli akan sepi.
"Sebelumnya ukuran tahu 4x4 centimeter dijual dengan harga Rp 3.500 per 10 biji, ukurannya dikurang jadi 3 centimeter dengan harga yang sama," paparnya.
Perajin di sentra tahu tempe di wilayah Gang Kopti, Desa Cikampek Selatan, Kecamatan Cikampek, Karawang berharap Rupiah bisa kembali menguat. Sebab, jika harga bahan baku pembuat tahu tempe tidak terkendali, maka akan banyak perajin tahu tempe sepertinya yang setiap hari memproduksi 25 Kg mengalami kebangkrutan hingga gulung tikar.
"Jika harga kedelai tidak terkendali, khawatir banyak perajin gulung tikar, akibat biaya produksi tinggi," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi global turut berkontribusi naiknya harga sejumlah komoditas.
Baca SelengkapnyaDengan cara ini, tempe dapat tetap segar selama satu minggu tanpa perlu tambahan bahan apapun. Berikut adalah prosedurnya.
Baca SelengkapnyaDengan cara ini, tempe dapat tetap segar selama satu minggu tanpa perlu tambahan bahan apapun. Berikut adalah prosedurnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca SelengkapnyaAda beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaProses pembuatan tempe tidak sesulit yang dibayangkan. Anda bahkan bisa mencobanya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang sederhana.
Baca SelengkapnyaBagi individu yang menderita asam urat, penting untuk menghindari konsumsi makanan yang kaya akan purin.
Baca SelengkapnyaBahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca Selengkapnya