Kemiskinan diprediksi sulit hilang dari Indonesia
Merdeka.com - Kemiskinan menjadi potret buram Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia bulan September 2013 mencapai 28,55 juta orang. Angka ini naik 1,7 persen dari posisi Maret 2013.
Melebarnya angka kemiskinan ini tentu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Direktur Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, berpendapat tingginya angka kemiskinan di Indonesia dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. Ini secara langsung berdampak pada penyerapan tenaga kerja.
"Kalau pertumbuhan ekonomi lebih digerakkan lebih tepat tentu bisa menampung tenaga kerja yang lebih banyak," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (6/4).
Menurutnya, sektor pertanian yang secara umum cukup besar potensinya untuk dapat menyerap tenaga kerja justru minim perhatian dari pemerintah.
"Pertanian yang mencakup perikanan, kehutanan, hortikultura kan kualitas bagus di Indonesia tapi ya karena pertumbuhan ekonominya jadi kemiskinan semakin bertambah," jelas dia.
Padahal, jika pemerintah mau mengencangkan kinerja sektor pertanian ini maka dipastikan tidak ada lagi kemiskinan di Tanah Air. "Kalau seperti ini apa yang mau dihadiahkan, pendapatan pekerjaan semakin menurun dan yang ada timbul kemiskinan," ungkapnya.
Sebelumnya, Asian Development Bank (ADB) mengingatkan pemerintah agar mewaspadai potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi nasional. Ini penting lantaran bisa berdampak pada semakin lebarnya tingkat kesenjangan.
"Begitu kita tumbuh di bawah 6 persen, kemiskinan naik setengah juta orang," ujar Deputy Country ADB Edimon Ginting di Jakarta, Selasa (1/4).
Edimon mengatakan, kesenjangan dapat dikurangi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tingginya laju pertumbuhan ekonomi sejalan dengan peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
"Untuk mengurangi kemiskinan, maka pertumbuhan ekonomi harus di atas 6,0 persen," ungkap dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenaker Apresiasi Pemerintah Jerman yang Minat dengan Tenaga Perawat Indonesia
Saat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaProduksi Kelapa Sawit Indonesia Diprediksi Turun di 2024, Ini Faktor Penyebabnya
Tantangan kedua, yaitu tidak jelasnya kepastian hukum dan kepastian berusaha.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kondisi Timur Tengah Memanas, Pemerintah Siapkan Langkah Ini untuk Lindungi Industri Dalam Negeri
Pemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaNaik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
Angka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca SelengkapnyaPemerintah Klaim Reformasi Birokrasi 2023 Berhasil, Buktikan dengan Turunnya Angka Kemiskinan
Melalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca Selengkapnya