Kementan: Chili Jadi Pintu Masuk Ekspor Pertanian Indonesia ke Amerika Latin
Merdeka.com - Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbu menilai, perpanjangan kerja sama dagang di bidang pertanian dengan Chili akan jadi peluang mengembangkan pasar ekspor di pasar Amerika Latin.
Sebab, Chili yang berada di pesisir pantai barat Amerika Latin jadi pintu masuk ekspor komoditas pertanian Indonesia melalui Samudra Pasifik Selatan.
"Kita berharap Chili jadi hub. Karena sepanjang garis pantai Amerika Latin ini memang Chili. Jadi kita berharap Chili memainkan peranan penting di Amerika Latin untuk bisa terus berkembang ke Brazil dan negara Amerika Latin lain," jelas Harvick saat berjumpa dengan Wakil Menteri Perdagangan Luar Negeri Chili di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (7/6).
Sebagai catatan, neraca perdagangan Indonesia-Chili pada 2020 mengalami surplus sekitar USD 800 ribu. Adapun total nilai perdagangan sektor pertanian antara kedua negara di tahun lalu mencapai USD 26,9 juta.
Ekspor utama pertanian Indonesia ke Chili antara lain produk kelapa sawit (USD 5,3 juta), obat hewan (USD 3,4 juta), nanas (USD 1,9 juta), kelapa (USD 0,9 juta), hingga hasil perkebunan lainnya (USD 0,6 juta).
Terlebih, Kementerian Pertanian juga telah mendukung disepakatinya persetujuan kemitraan komprehensif atau Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC CEPA) pada 14 Desember 2017. Sehingga diharapkan dapat membuka lebih luas lagi terhadap produk-produk Indonesia ke kawasan Amerika Latin.
Harap Surplus Terus Meningkat
Harvick berharap, surplus neraca perdagangan antara Indonesia-Chili bisa lebih meningkat lagi. Dia pun telah mendapat bocoran dari Wamendaglu Chili soal adanya peluang untuk beberapa produk ekspor tambahan, dan secara khusus telah mengundang Kementerian Pertanian dan pengusaha di sektor private untuk melihat potensi tersebut.
"Jadi tidak ada alasan soal masalah Covid-19 dan sebagainya, kita berharap ke depan ini kita bisa kembangkan. Kita bisa mengunjungi Chili untuk sama-sama membuka akses pasar. Ini lah komitmen yang sudah terbangun saat ini. Alhamdulillah Chili sendiri sangat berkomitmen," tuturnya.
Secara angka, dia menyebutkan, total nilai perdagangan kedua negara saat ini memang belum terlalu besar, masih berada di kisaran USD 25-26 juta.
"Tapi ke depan ini yang kita harapkan dari kawan-kawan milenial untuk menggali potensi, karena seperti nanas dan lain-lain mereka butuh sekali," tukas Harvick.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaBeras Impor 500.000 Ton Masuk Indonesia Mulai Januari 2024, Asalnya dari Thailand dan Pakistan
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Bakal Impor 3 Juta Ton Beras Tahun Depan, dari India dan Thailand
Impor beras ini ditujukan untuk mengamankan cadangan beras dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara
Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga: Indonesia Masuk Negara Menengah Atas, Pendapatan per Kapita Capai USD 5.400
Salah satu faktornya adalah kinerja ekspor sepanjang tahun 2023 mampu menembus USD 258,82 miliar.
Baca SelengkapnyaDidorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaIndonesia Butuh Suntikan Modal Asing untuk Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan
Dampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca Selengkapnya