Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemelut Dunia Asuransi Tanah Air

Kemelut Dunia Asuransi Tanah Air asuransi. igiftblog

Merdeka.com - Dunia asuransi saat ini tengah diwarnai kisruh. Mulai dari kasus gagal bayar hingga banjirnya aduan sulitnya mengurus klaim.

Berdasarkan data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tahun 2018 ada 21 keluhan dari industri asuransi. Dan menjelang paruh pertama 2019 YLKI telah mencatat ada delapan keluhan terkait hal serupa.

Selain itu, masalah besar juga tengah melanda dua raksasa perusahaan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, yakni Jiwasraya dan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.

Seperti diketahui, saat ini Jiwasraya tengah terlilit kasus gagal bayar JS Saving Plan yang sudah jatuh tempo. Sementara itu, AJB Bumiputera sampai akhir Januari 2019 angka klaim jatuh tempo atau outstanding nya terhadap nasabah sudah menyentuh angka Rp2,7 Triliun.

Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menyebutkan kemelut yang terjadi di industri asuransi tanah air tak lepas dari peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator. Menurut Tulus, peran OJK disini belum maksimal.

"Sumbu persoalannya adalah mandulnya pengawasan OJK," kata Tulus kepada Merdeka.com, Rabu (24/7).

Dia menyatakan, jika OJK menjalankan perannya sebagai regulator dan pengawas dengan benar, maka kejadian yang saat ini tengah melanda industri asuransi tidak akan terjadi.

"Seharusnya dengan adanya OJK hal seperti ini tidak boleh terjadi. Untuk apa adanya OJK kalau pelanggaran konsumen di bidang jasa keuangan (asuransi) masih marak?," keluhnya.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Budi Tampubolon mengungkapkan kasus yang tengah terjadi saat ini rupanya tidak menyurutkan minat dan kepercayaan masyarakat terhadap dunia asuransi.

Dia mengungkapkan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan dari perusahaan anggota yang terdampak oleh kasus tersebut. Artinya, kasus yang tengah menimpa dua anggota tersebut tidak berpengaruh pada industri.

"Kami belum mendapatkan informasi keluhan dari anggota yang manapun bahwa sudah mengalami imbas dampak dari apa yang sedang terjadi kepada sebagian anggota kami (Jiwasraya dan Bumiputera)," kata dia.

Dia mengungkapkan, komunikasi juga terus dilakukan dengan seluruh perusahaan asuransi jiwa lainnya yang tergabung sebagai anggota asosiasi. Dia mengungkapkan, tidak ada satupun perusahaan di bawah naungan AAJI yang mengaku terkena dampak negatif adanya kasus yang melibatkan dua perusahaan besar tersebut.

"Belum mendapatkan masukan bahwa ada perusahaan anggota yang kena imbasnya," ungkapnya.

Kendati demikian dia menegaskan asosiasi tidak lepas tangan terhadap kasus yang tengah melilit dua anggotanya tersebut. Koordinasi terus dilakukan dengan beberapa pihak terkait lainnya.

"Bahwa AAJI mencermati industri asuransi jiwa kita ini karena inilah yang sedikit banyaknya dicoba dipayungi, dicoba dikoordinasikan oleh AAJI bersama pihak-pihak terkait. Sehingga apa yang terjadi hal-hal yang terjadi baik positif maupun kurang baik di industri asuransi jiwa kita ini itu juga bagian dari yang dicermati oleh AAJI," ujarnya.

Dia berharap kasus yang saat ini tengah melanda dua perusahaan asuransi tersebut dapat segera mendapat prose penyelesaian yang baik. Tidak hanya untuk perusahaan, namun juga pegawai dan terutama para nasabah pemegang polis.

"Perusahaan yang sedang mengalami hambatan, sedang mengalami gangguan kendala, kami berharap itu bisa mendapatkan jalan penyelesaian yang baik yang secepat-cepatnya. Baik bukan hanya tahun ini tapi tahun-tahun ke depannya, untuk pegawainya juga baik tapi untuk tenaga pemasarnya dan untuk nasabahnya terutama pemegang polisnya itu juga kami harapkan ada solusi yang bisa diterima semua pihak tidak merugikan siapapun," tutupnya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu menyebutkan tidak ada masalah dalam pembayaran klaim. Dia mengatakan 96 persen dari total klaim asuransi telah dibayarkan oleh perusahaan. Sisanya, merupakan klaim yang bermasalah.

"Kalau lihat data di kita, klaim itu kita bayar secara industri itu udah Rp50 triliun. Jadi ini yang ribut ini yang case-casenya yang klaim-klaimnya tidak dibayar, tapi klaim tidak dibayar itu ada penyebabnya," kata dia saat ditemui di Rumah AAJI, Jakarta, Selasa (23/7).

Dia mencontohkan, salah satu penyebab tidak dibayarkannya klaim adalah karena nasabah nakal yang terbukti melakukan manipulasi data. Misalnya data diri bahkan hingga riwayat kesehatan.

"Ada loh case di mana umur aja dipalsuin. Kenapa dipalsukan? supaya preminya murah. Jadi mestinya di umur 50 tahun dia tulis umurnya 45 tahun, preminya lebih murah yang 45 tahun daripada 50 tahun. jadi ini terjadi hal-hal seperti ini," ujarnya.

"Terus yang kedua dia bilang tidak punya penyakit, baru 3 bulan dapat polis, dia main golf jatuh, begitu dibawa ke rumah sakit gak taunya sakit ginjal stadium 4. Jadi hal-hal seperti ini yang klaimnya tidak dibayar," dia menambahkan.

Dia menegaskan, asosiasi mengutuk keras jika ada perusahaan anggota yang terbukti tidak melakukan pembayaran klaim. Namun proses pembayaran itu sendiri harus sesuai dengan prosedur.

"Kita tidak setuju klaim tidak dibayar karena asuransi jiwa itu bisnis klaim, dia harus bayar. Namun pembayarannya harus sesuai dengan ketentuan dong, mesti fair. Jadi dari 100 persen klaim yang terjadi, hampir 96 persen itu dibayar. 2-3 persen tidak dibayar kenapa? karena masih ada masalah," tegasnya.

Dia mengakui, tidak menutup kemungkinan ada juga perusahaan yang bermasalah sehingga tidak membayar klaim. Oleh karena itu, dia meminta persoalan pembayaran klaim harus dilihat dari semua segi.

"Jadi kalau melihat sesuatu tuh dilihat semuanya, jadi perusahaan ada yang nakal? Ada. Agen ada yang nakal? Ada. Nasabah nakal? Ada, Jadi semuanya ada. Oleh karena itu, yang disebut perlindungan konsumen, pemikirannya adalah semua ini harus dilindungi," ujarnya.

Dia menjelaskan jika proses administrasinya lancar dan terbukti benar, kemungkinan klaim tidak dibayar oleh perusahaan sangat kecil. Sementara itu, hingga saat ini pihak OJK masih enggan berkomentar mengenai kasus yang tengah menimpa Jiwasraya dan AJB Bumiputera.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Masa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?
Masa Depan Tak Ada yang Tahu, Sudahkah Menyiapkan Perlindungan Finansial yang Tepat Buat Diri Sendiri dan Keluarga?

Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.

Baca Selengkapnya
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024
Aset Industri Asuransi-Dana Pensiun Tumbuh 2,08 Persen pada Februari 2024

Tren kenaikan nilai aset pada industri asuransi tidak hanya swasta, BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja juga mengalami kenaikan aset.

Baca Selengkapnya
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK
Data Terbaru: 7 Perusahaan Asuransi Masuk Pengawasan Khusus OJK

Ogi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pengusaha Tolak Usulan Kerja 4 Hari Seminggu, Begini Pertimbangannya
Pengusaha Tolak Usulan Kerja 4 Hari Seminggu, Begini Pertimbangannya

Padahal YLKI pun mengusulkan kebijakan serupa diterapkan di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia
9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia

Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!

Baca Selengkapnya
Jemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta
Jemaah Meninggal saat Berhaji Bisa Klaim Asuransi Hingga Rp135 Juta

Bentuk asuransi yang diberikan bukan hanya perlindungan jiwa saja, tetapi perlindungan kecelakaan.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati! Tidak Semua Korban Kecelakaan Lalu Lintas Bisa Klaim Asuransi, Ini Alasannya
Hati-Hati! Tidak Semua Korban Kecelakaan Lalu Lintas Bisa Klaim Asuransi, Ini Alasannya

Tidak semua korban kecelakaan lalu lintas bisa mendapatkan asuransi dari Jasa Raharja.

Baca Selengkapnya
Krisis Air Makin Parah, Begini Cara Warga Pati Siasati Kekurangan Air Bersih
Krisis Air Makin Parah, Begini Cara Warga Pati Siasati Kekurangan Air Bersih

Krisis air bersih menjadi bencana tahunan yang seolah belum ditemukan solusinya.

Baca Selengkapnya
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024
Kinerja Industri Pembiayaan Diprediksi Tumbuh Hingga 16 Persen di 2024

Industri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.

Baca Selengkapnya