Indofarma Bakal Produksi 8 Juta Butir Ivermectin Bulan Ini
Merdeka.com - PT Indofarma akan memproduksi 8 juta butir atau sekitar 400 ribu botol Ivermectin pada awal Juli 2021. Produksi terus digenjot melihat tingginya kebutuhan masyarakat pada obat ini.
"Bulan depan kami akan menambah beberapa fasilitas. Di mana diharapkan produksi nanti bisa dua kali lipat," ujar Direktur Utama PT Indofarma Tbk Arief Pramuhanto saat rapat bersama DPR, Jakarta, Rabu (7/7).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) pada 5 Juli 2021 lalu untuk Ivermectin. Saat ini uji klinik Ivermectin, dilakukan sejumlah Rumah Sakit dibawah komando Balitbangkes.
"Dan saat ini, Balitbangkes sedang melakukan uji klinis dan sudah ada press rilis dari BPOM dimana dalam rilis itu ada poin 9 yang menyatakan apabila masyarakat membutuhkan Ivermectin maka dapat berkonsultasi dengan dokter sehingga nantinya dokter dapat memberikannya sesuai dengan protokol dari Balitbangkes," katanya.
Dalam kesempatan itu, Arief juga mengungkapkan, selain permintaan Ivermectin yang cukup tinggi, ada juga peningkatan permintaan Oseltamivir. Produksi terus digenjot agar pada September mendatang bisa menghasilkan 8 juta kapsul.
"Kami sudah secara rutin melaksanakan demain forces tiap minggu dan rencana kami bulan ini kami akan produksi kurang lebih 5 juta butir kemudian dibulan-bulan berikutnya sampai Agustus dan September kami sudah prepare produksi 8 juta kapsul jadi kurang lebih sekitar 80 ribu kotak," jelasnya.
Sementara untuk jenis obat lain seperti Remdesivir, Indofarma masih impor dari India. "Alhamdulillah tanggal 11 juli akan datang 140ribu vial, dan kemudian 15 juli akan dtg 90 ribu vial sehingga secara keseluruhan kita akan dapat 230 ribu Vial," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaProduk terapi target yang dikembangkan, terdapat obat yang digunakan spesifik khusus menargetkan ke sel-sel kanker agar tidak dapat tumbuh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaImpor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaIni merupakan kali pertama sebuah perusahaan sukses membuat obat di ruang hampa udara.
Baca SelengkapnyaKeberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaDepresiasi nilai tukar Rupiah tidak sampai mengganggu rantai pasok bahan baku produk milik perseroan.
Baca SelengkapnyaPabrik ini ditemukan di dalam kompleks kuil di kota kuno Trakia, Turki.
Baca Selengkapnya