IHSG Dibuka Menguat, 7 Saham Ini Jadi Rekomendasi Analis
Merdeka.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 12,66 poin atau 0,2 persen ke posisi 6.334,51. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,87 poin atau 0,29 persen ke posisi 991,92.
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan hari ini indeks saham berada pada kisaran 6.238 hingga 6.460. Pola gerak IHSG terlihat masih berpotensi untuk melanjutkan koreksi wajarnya.
"Sedangkan peluang tekanan terlihat belum akan berakhir," ujar William dalam riset harian, Jakarta, Rabu (20/1).
William mengatakan, jika terjadi koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
"Mengingat arus capital inflow yang mulai kembali juga menunjukkan kepercayaan para investor terhadap pasar modal Indonesia," paparnya.
Adapun beberapa saham rekomendasi analis pada perdagangan hari ini di antaranya adalah ICBP, EXCL, ASII. Kemudian ada juga saham BMRI, AALI, UNVR serta SCMA.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaNilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
IHSG berhasil menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High di level 7.435 pada perdagangan pertama di hari perdana pembukaan bursa saat Ramadan.
Baca SelengkapnyaPerolehan elektabilitas Prabowo-Gibran masih tinggi ketimbang dua paslon lainnya
Baca SelengkapnyaBloomberg pernah menulis bahwa Sultan Ibrahim juga memiliki seperempat saham U Mobile, sebuah provider terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKejagung menyita paket saham sebanyak 687 juta lembar milik Heru Hidayat
Baca SelengkapnyaKesuksesannya di awal tahun 1990-an hancur oleh jatuhnya pasar saham di Thailand pada tahun 1994.
Baca SelengkapnyaPenjualan saham ini tidak hanya akan memperkuat struktur keuangan perusahaan, tetapi juga memperluas jaringan bisnis.
Baca Selengkapnya