Harga Pangan Dunia Turun Setelah Naik 12 Bulan Berturut-turut
Merdeka.com - Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan mencatat bahwa harga pangan dunia turun pada Juni 2021. Penurunan harga ini untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir.
Penurunan 2,5 persen dalam Indeks Harga Pangan FAO hampir tidak cukup untuk melawan rekor kenaikan 12 bulan berturut-turut yang masih membuat indeks keseluruhan 33,9 persen di atas levelnya dari Juni 2020.
Tiga dari lima sub indeks jatuh pada Juni, dipimpin oleh penurunan harga minyak nabati sebesar 9,8 persen. FAO mengatakan harga minyak nabati didorong lebih rendah oleh minyak sawit, kedelai, dan bunga matahari.
Biji-bijian dan sereal, komponen terbesar dalam indeks, turun lebih moderat 2,6 persen, meskipun mereka tetap lebih dari sepertiga lebih tinggi dari level mereka tahun lalu. FAO mengatakan penurunan pada Juni disebabkan oleh harga jagung yang lebih rendah. Harga beras juga turun karena biaya transportasi lebih rendah.Harga susu turun tipis 1,0 persen.
Dua sub indeks lainnya mengalami kenaikan harga pada Juni, dengan harga daging naik 2,1 persen dan harga gula naik 0,9 persen. FAO mengatakan harga daging didorong lebih tinggi oleh permintaan yang lebih tinggi dari Asia Timur. Sementara itu, harga gula naik tipis karena kekhawatiran dampak cuaca ekstrem di Brazil.
Indeks Harga Pangan FAO bulanan didasarkan pada harga di seluruh dunia untuk 23 kategori komoditas pangan, mencakup harga untuk 73 produk yang berbeda dibandingkan dengan tahun dasar.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaMakanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat melakukan peninjauan, Jokowi menyebut harga-harga komoditas normal.
Baca SelengkapnyaPemicu masih mahalnya harga beras disebabkan oleh pola konsumsi beras dan masa tanam hingga panen.
Baca SelengkapnyaHarga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, dari awal bulan puasa seharga Rp12.500 per kilogram hingga kini menjadi Rp10.500 per kilogram.
Baca SelengkapnyaPresiden menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca SelengkapnyaGula merupakan bahan baku utama bagi industri minuman Indonesia. Sehingga, dengan naiknya harga gula dunia membuat pelaku usaha terbebani.
Baca Selengkapnya