Gubernur Bank Indonesia Beri Sinyal Suku Bunga Acuan Naik Akhir Tahun Ini
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memberi sinyal akan menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRR) yang saat ini masih berada di level 3,5 persen.
Perry menyebut, kenaikan suku bunga acuan berpotensi terjadi di akhir tahun ini. Hal ini didasarkan pada tren kenaikan laju inflasi hingga memasuki awal tahun 2022.
"Suku bunga acuan masih berada di level 3,5 persen sampai ada tanda kenaikan inflasi. Kemungkinan akhir tahun ini (suku bunga acuan naik)," tegas Perry dalam acara Annual Investment Forum 2022, Jakarta, Kamis (27/1).
Perry menyampaikan, tren kenaikan inflasi sendiri dipicu oleh harga sejumlah komoditas utama dunia yang terus meroket setelah pulihnya permintaan global. Selain itu, kembali menggeliatnya dunia usaha juga ikut mengerek tumbuhnya permintaan tersebut.
Meski begitu, dia menyakini laju inflasi tetap terjaga sesuai proyeksi pemerintah. Yakni, di kisaran kisaran 3 plus minus 1 persen.
"Inflasi tetap akan dikisaran 3 plus minus 1 persen," tekannya.
Ke depan, Bank Indonesia terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaThe Fed diperkirakan tak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat yang menjadi harapan banyak pihak.
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaHal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca Selengkapnya