Ekspor produk mebel RI merosot di 2016, ini penyebabnya
Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia, Mugianto Sukadi mengakui ekspor hasil industri mebel Indonesia mengalami penurunan signifikan di 2016 lalu. Nilai ekspor turun dari USD 1,9 juta pada tahun 2015 menjadi USD 1,6 juta pada tahun 2016.
Salah satu faktor penyebabnya adalah ketidakmampuan produk mebel dalam negeri untuk bersaing dalam segi harga.
"Sebenarnya begini. Pada saat trend pasar itu harganya turun, kita tidak bisa memenuhi itu," ungkapnya dalam Pameran Index Mozaik Indonesia 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (5/10).
Selain itu, industri mebel Indonesia memerlukan inovasi dari para pengusaha untuk dapat melihat kebutuhan pasar saat ini. "Penting itu. Jangan sampai pasar butuh yang putih lalu kita produksinya yang hijau," tegas dia.
Namun demikian, Mugianto optimis nilai ekspor produk mebel RI akan kembali naik di 2017 ini. Sebab, trend masyarakat sedang bergerak untuk membeli barang-barang dari hasil mebel.
"Kita yakin akan naik. Paling tidak seperti yang 2015 (USD 1,9 juta). Kita lihat sekarang orang suka pada yang vintage-vintage," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten telah mengajak Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) untuk memasok produk UMKM mebel ke IKN.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaUsaha yang telah dirintis sejak tahun 2009 lalu kini berkembang dan bisa mempekerjakan 10 orang karyawan
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaBanyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca Selengkapnya