Ekonomi China Tumbuh 3,9 Persen, RI Tetap Harus Waspadai Hal Ini
Merdeka.com - China melaporkan produk domestik bruto (PDB) kuartal III tumbuh sebesar 3,9 persen dari tahun lalu, mengalahkan ekspektasi. Data tersebut awalnya ditetapkan untuk dirilis pada 18 Oktober, tetapi ditunda pada 17 Oktober tanpa penjelasan. Partai Komunis China mengadakan Kongres Nasional ke 20 dari 16 Oktober hingga 22 Oktober.
Dikutip dari CNBC, Senin (24/10) analis yang disurvei oleh Reuters sebelum 18 Oktober memperkirakan China akan melaporkan pertumbuhan PDB sebesar 3,4 persen untuk kuartal ketiga.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyatakan meningkatnya pertumbuhan ekonomi China perlu dimaknai positif, sebab ada harapan mitra dagang terbesar Indonesia mulai rebound. Setidaknya ekspor berbagai bahan baku bisa terjaga karena pemulihan permintaan domestik China.
Kendati begitu, ada hal yang perlu diwaspadai di kuartal IV China. "China bisa alami kontraksi kembali karena adanya pembatasan sosial ketat di berbagai kota," ujar Bhima kepada Merdeka.com, Senin (24/10).
Hal tersebut memicu beberapa faktor yakni adanya zero covid policy mampu mempercepat terjadinya resesi China. Kemudian faktor selanjutnya adalah risiko geopolitik antara China dan Taiwan yang melibatkan Amerika Serikat.
"Ketegangan di semenanjung Taiwan bisa hentikan produksi manufaktur global yang terkait semiconductor. Ini karena 50 persen lebih produksi semikonduktor tergantung dari stabilitas produksi di Taiwan," terang Bhima.
"Ada kekhawatiran ekonomi China akan alami soft landing di kuartal IV," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaSektor manufaktur merupakan penyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar dalam perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaIni merupakan pertumbuhan triwulan tertinggi sepanjang periode 2019-2024.
Baca Selengkapnya