DPR Lobi Kroasia Bantu Penyelesaian Pemboikotan Kelapa Sawit RI oleh Eropa

Merdeka.com - Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar meminta Wakil Ketua DPR Kroasia Zeljko Reiner melobi sejumlah partai yang tergabung di Parlemen Eropa agar mau menolong lebih dari 16 juta buruh perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.
Mereka melakukan pertemuan sebelum menghadiri acara Partai Masyarakat Eropa (European People's Party/ EPP) pada tanggal 19 sampai 21 November 2019 di Zagreb, Kroasia.
"Pak Zeljko sebagai ketua partai Croatian Democratic Union/CDU akan membantu melobi partai-partai di Parlemen Eropa soal nasib 16 juta buruh sawit Indonesia," kata pria yang disapa Cak Imin dikutip Antara, Rabu (20/11).
Kroasia saat ini menjadi tuan rumah forum pertemuan partai-partai se-Eropa itu, di mana Indonesia diundang sebagai salah satu peserta. Agenda pertemuan itu fokus membicarakan masalah lingkungan hidup dan perubahan iklim.
"Sebagai tuan rumah, posisi tawar Kroasia tentu cukup kuat. Jadi saya minta dijembatani ke Uni Eropa. Sekalian kulonuwun, begitu," kata Cak Imin.
Minta Jembatani Indonesia di Forum EPP
Muhaimin menyampaikan ajakan untuk terus menjalin kerja sama dengan parlemen dan pemerintah Indonesia. Selain itu, secara khusus dia meminta Zeljko menjembatani Indonesia di dalam forum pertemuan EPP.
"Terutama dalam mengkomunikasikan kepentingan industri sawit kita dan bahan bakar hayati (biofuel)-nya," kata Cak Imin.
Produk Minyak Kelapa Sawit dan turunannya (biofuel B20) dari Kelapa Sawit Indonesia diboikot Uni Eropa, dalam perundingan dagang IEU-CEPA, yang mencapai putaran kedelapan bulan Juni lalu.
Pelarangan itu dinilai tidak fair, karena minyak Kelapa Sawit adalah salah satu produk Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan (renewable energy).
Cak Imin mengatakan dari program B20 saja di tahun 2018-2019, Indonesia mengirit biaya impor solar sebesar Rp 23 triliun. Lalu dengan B30, Indonesia bisa mengirit biaya impor solar sebesar Rp 41 triliun.
"Tahun depan kita sudah mandatory. Uang itu bisa digeser untuk biaya sekolah, menambal BPJS dan lain-lain. Makanya saya akan melobi habis-habisan dalam forum pertemuan EPP itu supaya tidak dilarang. Doakan saja," kata Cak Imin.
Ekspor Sawit Indonesia 26 Juta Ton
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan ekspor minyak sawit Indonesia pada September 2019 mencapai 26 juta ton atau naik 13 persen dibandingkan Agustus 2019.
Direktur Eksekutif Gapki, Mukti Sardjono mengatakan, produksi minyak sawit Indonesia per September 2019 (year to date) mencapai 36 juta ton atau juga naik 13 persen dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun 2018.
"Dari total produksi tersebut, yang terserap di pasar ekspor mencapai 26 juta ton. Volume ekspor tersebut naik 13 persen dibandingkan ekspor Agustus 2019 dan naik empat persen dibandingkan ekspor pada periode yang sama tahun 2018," katanya.
Mukti mengatakan untuk pasar ekspor September 2019 dibandingkan Agustus 2019, kenaikan terjadi pada semua produk kecuali biodiesel dan minyak laurat. Penurunan ekspor biodiesel yang besar terjadi pada pasar tujuan Tiongkok, Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya.
Meskipun demikian, volume ekspor terbesar sampai dengan September 2019 (year to date) masih ke Tiongkok sebesar 4,8 juta ton. Diikuti oleh Uni Eropa sebesar 4 juta ton, negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur selain Tiongkok sebesar 3,8 juta ton, Afrika sebesar 3,7 juta ton, dan India 3,3 juta ton.
Untuk volume ekspor September 2019, ekspor terbesar adalah ke Afrika sebanyak 687 ribu ton atau senilai USD 402 juta. Diikuti China 560 ribu ton (USD 286 juta), India 481 ribu ton (USD 238 juta), dan Uni Eropa 315 ribu ton (USD 155,6 juta).
Ekspor ke India
Terkait ekspor minyak sawit Indonesia ke India yang meningkat 51 persen pada September 2019 dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 481 ribu ton, Mukti menyatakan hal itu menyusul perubahan kebijakan tarif bea masuk produk sawit dari Indonesia yang menjadi sama dengan tarif untuk produk minyak sawit dari Malaysia ke negara tersebut.
Sementara itu, pada aspek produksi, dia menyatakan September 2019 turun sekitar dua persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sejumlah provinsi yang mencatat penurunan produksi antara lain Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Jambi, namun tertutupi dengan kenaikan produksi di provinsi-provinsi lain.
Sementara itu, konsumsi domestik minyak sawit sampai dengan September 2019 mencapai 13,1 juta ton atau 38 persen lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Penyerapan minyak sawit terbesar di pasar domestik adalah untuk biodiesel yang meningkat dua kali lipat," kata mantan Sesditjen Perkebunan Kementan itu.
Dengan produksi, ekspor, dan konsumsi seperti tersebut di atas, lanjutnya, stok minyak sawit pada September 2019 turun dua persen dibandingkan stok bulan sebelumnya menjadi 3,73 juta ton.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Wapres Ma’ruf Amin: Kekuatan ASEAN Berpusat pada Budaya Kerja Sama dan Perdamaian
Indonesia teguh mendorong pendekatan-pendekatan damai, dialog konstruktif, serta kepatuhan pada hukum internasional dalam penyelesaian konflik.
Baca Selengkapnya

Pertemuan Meja Bundar Borneo, Arsjad Rasjid Jadikan IKN Nusantara Pusat Ekonomi Hijau di ASEAN
Pada pertemuan kedua ini, perwakilan tiga negara ASEAN di Kalimantan secara resmi mendukung kerja sama.
Baca Selengkapnya

Menko Luhut: Indonesia Jadi Panutan Baru Negara Lain
AIS Forum 2023 sebagai ajang unjuk gigi kepada dunia bahwa Indonesia mampu menjadi pemimpin global.
Baca Selengkapnya

Indonesia dalam Proses Masuk Daftar Negara OECD, Ini Keuntungannya
OECD merupakan sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas.
Baca Selengkapnya

Dorong Indonesia Terlibat Aktif, Anies Ungkit saat Dipimpinnya Jakarta Tak Pernah Absen Forum Dunia
Anies mengungkapkan hal itu dalam pidato politik calon presiden terkait arah dan strategi politik luar negeri digelar CSIS.
Baca Selengkapnya

Indonesia SEZ Forum 2023: Pemerintah Akselerasi KEK Jadi Sumber Pertumbuhan Baru di Daerah
Pemerintah terus memberikan dukungan untuk mengakselerasi perkembangan KEK melalui pemberian sejumlah insentif fiskal dan non-fiskal
Baca Selengkapnya

Mendag Yakin Indonesia Menang Lawan Uni Eropa di WTO soal Diskriminasi Kelapa Sawit
Mendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca Selengkapnya