Dipicu Harga Bawang, Inflasi Maret Diprediksi Capai 0,07 Persen
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebut bahwa hasil Survei pemantauan harga yang dilakukan oleh BI menunjukkan akan terjadi inflasi sebesar 0,07 persen di bulan Maret.
"Inflasi berdasarkan survei pemantauan harga minggu pertama di bulan Maret diestimasikan inflasi mtm 0,07 persen. Kalau yoy 2,44 persen," kata Perry di Kompleks Gedung BI, Jumat (8/3).
Kendati demikian, Perry mengungkapkan kondisi harga komoditas pangan di pasar masih seperti bulan sebelumnya. Yaitu cenderung mengalami penurunan.
"Sebagaimana bulan sebelumnya harga-harga pangan menunjukkan kecenderungan menurun seperti daging ayam ras, cabai merah, telur ayam dan berbagai sayur mayur," ujarnya.
Akan tetapi, ada komoditas yang menunjukkan lonjakan harga. Yaitu bawang merah dan bawang putih. Harga kedua jenis bawang tersebut menjadi salah satu penyumbang inflasi, ditambah dengan harga tiket pesawat yang masih tinggi.
"Yang sedikit meningkat bawang merah bawang putih dan angkutan udara," ujarnya.
Namun, Perry menegaskan ekspektasi inflasi masih tetap terkendali dan menunjukkan bahwa harga-harga masih tetap stabil.
"Ekspektasi inflasi terkendali, berarti harga-harga rendah dan terkendali. YoY lebih rendah dari Februari. Dan Insya Allah sebagaimana disampaikan bahwa akhir tahun ini inflasi dibawah 3,5 persen," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaKelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaSesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca Selengkapnyakebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaMelalui rencana aksi reformasi birokrasi di sektor ini, pemerintah mengklaim berhasil menekan angka inflasi sebesar 2,61 persen di 2023.
Baca Selengkapnya