Cerita Gubernur BI Menangis Tiap Malam saat Rumuskan Kebijakan Penanganan Covid-19
Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengaku menangis setiap malam saat merumuskan kebijakan untuk penanganan Covid-19. Sebab, wabah ini menjadi masalah yang kompleks dan terjadi di seluruh dunia.
"Saya setiap malam itu nangis setiap hari, dengan kawan-kawan kami doa terus," kata Perry ketika memaparkan penanganan Covid-19 kepada Komisi XI DPR RI dalam rapat kerja secara virtual di Jakarta, Rabu (8/4).
Awalnya, sejumlah wakil rakyat di Komisi XI menanyakan terkait langkah yang diambil pemerintah dan BI dalam menangani dampak virus Corona.
Kemudian, dia bercerita sejak akhir Maret 2020 mengadakan pembahasan secara maraton dengan Menkeu, OJK, dan LPS dalam merumuskan kebijakan penanganan wabah virus Corona jenis baru ini.
Kebijakan itu diputuskan dengan mencermati sejumlah skenario dari yang berat sampai sangat berat. Adapun kebijakan yang diambil yakni mengalokasikan anggaran untuk kesehatan, jaring pengaman sosial, sektor usaha hingga dampak kepada lembaga jasa keuangan.
Siapkan Anggaran
Total ada Rp405,1 triliun biaya yang dibutuhkan untuk penanganan Covid-19 yang bersumber dari sejumlah pos, di antaranya sisa lebih penghitungan anggaran, dana di badan layanan umum pemerintah, penerbitan surat utang negara hingga kerja sama dengan lembaga multilateral dunia.
Dia mengharapkan ada perspektif yang sama dalam penanganan Covid-19 baik kemanusiaan hingga perekonomian untuk Indonesia, yang diibaratkan sebuah kapal tetap tangguh, meski dihantam air bah yang tingginya bahkan mencapai gunung.
"Mohon maaf ini saya agak emosional, saya betul-betul ingin nangis, ini sesuatu yang sangat kompleks memerlukan upaya dari pagi sampai malam. Malamnya tahajud, mohon dukungan lindungan dari Allah," katanya.
Semua Elemen Bangsa Bersatu Lawan Covid-19
Menanggapi cerita itu, Ketua Komisi XI Dito Ganinduto mengatakan semua elemen bangsa akan bersatu untuk menghadapi Covid-19.
"Dengan situasi sekarang dengan wabah Covid-19, kami bersama pemerintah, DPR, masyarakat, akademisi seluruhnya bersatu karena kita satu kapal untuk melewati wabah ini dengan baik," katanya.
Senada dengan Dito, anggota Komisi XI Ramson Siagian mendukung langkah pemerintah dan BI dalam menangani Covid-19.
"Kami mendukung, jangan menuntut banyak dulu, Covid ini berkembang dinamis," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaSaat itu Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo menjelaskan, sebagian anggaran Kementerian dan Lembaga diutamakan untuk penanganan pandemi covid-19
Baca SelengkapnyaPeristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca Selengkapnya