Buku Penanganan Covid-19 dan PEN, Jadi Pelajaran Berharga untuk Ekonomi RI
Merdeka.com - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meluncurkan buku bertajuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Buku ini menjadi catatan sejarah keberhasilan pemerintah dalam menangani pandemi covid-19.
"Buku ini akan jadi pembelajaran kita semua dalam kebijakan publik karena krisis (Covid-19) adalah yang pertama kali terjadi dalam 100 tahun terakhir," kata Menko Airlangga di Hotel Fairmount, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).
Airlangga menyampaikan, pandemi Covid-19 merupakan kejadian extraordinary yang belum pernah dialami dan dihadapi oleh satu pun negara di dunia. Jejak awal Covid-19 di Indonesia dimulai dengan ditemukannya kasus pertama dan kedua Covid-19 pada awal Maret 2020, dan hingga kini total Kasus Konfirmasi di Indonesia telah mencapai tidak kurang dari 6,7 juta.
Berbagai langkah strategis telah diambil Pemerintah, salah satunya dengan membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Melalui KPC-PEN, Pemerintah secara cepat telah merespon kejadian luar biasa pandemi Covid-19, dengan mengambil langkah-langkah kebijakan 'gas dan rem' yang mengintegrasikan antara dimensi Penanganan Kesehatan dengan dimensi Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Kita semua mendapatkan amanah penugasan di KPC-PEN, tugas yang sangat penting bagi keberlangsungan bangsa dan negara pada masa-masa Pandemi Covid-19," ujarnya.
Berbagai pembelajaran berharga dari PC-PEN selama dua tahun ini. Antara lain, anggaran fleksibel perlu disiapkan guna mengantisipasi berbagai kondisi darurat di tengah pandemi Covid-19 seperti pengadaan vaksin.
Keputusan cepat dalam memutuskan pengadaan vaksin dan pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 untuk mencapai herd immunity juga sangat diperlukan. Diplomasi Vaksin menjadi langkah strategis untuk mendapatkan vaksin Covid-19 bagi seluruh masyarakat Indonesia dan Pemerintah juga menyuarakan pentingnya akses terhadap vaksin bagi seluruh negara di dunia melalui slogan No Country Should be Left Behind.
"Pada akhirnya, pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 terbukti menjadi kunci keberhasilan dalam pengendalian pandemi di Indonesia. Hal tersebut diakui juga oleh dunia internasional. Keberhasilan ini didukung sepenuhnya oleh seluruh pemangku kepentingan, khususnya dukungan dari K/L, TNI-Polri dan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan vaksinasi," katanya.
Pengembangan vaksin buatan dalam negeri dengan memaksimalkan kemampuan riset dan inovasi di dalam negeri juga dilakukan Pemerintah. Saat ini, Indonesia sudah memiliki dua vaksin produksi dalam negeri yaitu Indovac buatan PT Bio Farma serta Inavac yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga dan PT Biotis.
"Meskipun keluar belakangan, tapi Alhamdulillah (vaksin buatan dalam negeri) keluar juga, sehingga kita punya kemampuan dalam negeri. Dengan kemampuan mengonversi riset kepada vaksin, kita ada kesiapan menghadapi pandemi ke depan. Terbukti pengadaan vaksin, Indonesia menjadi salah satu negara yang vaksinasi terbanyak, lebih dari 440 juta," ucapnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengakui manajemen utang perlu dilakukan dengan hati-hati.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaStaf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo menjelaskan, sebagian anggaran Kementerian dan Lembaga diutamakan untuk penanganan pandemi covid-19
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaPemerintah membantah kenaikan harga dan kelangkaan beras karena program bansos pangan yang aktif dibagikan belakangan ini.
Baca SelengkapnyaDua manfaat itu menjadi bukti, meskipun tidak bisa menurunkan dan menekan harga beras secara nasional.
Baca Selengkapnya