Merdeka.com - Investasi di pasar modal tengah diganderungi masyarakat. Terlebih, semenjak Covid-19 melanda dan banyak masyarakat beraktivitas dari rumah. Investasi saham pun terbilang murah dan bisa dimulai dari dana ratusan ribu rupiah saja.
Sebenarnya, investasi bukan hanya tentang nominal dana yang diinvestasikan. Agar dapat memberikan keuntungan yang maksimal, masyarakat harus memahami strategi berinvestasi. Tentunya strategi ini perlu diterapkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dana, dan profil risiko.
Untuk melakukan investasi di pasar modal, masyarakat dapat memanfaatkan produk saham dan reksa dana, lalu bagaimana strategi untuk berinvestasi di pasar modal? Berikut penjelasannya dikutip dari sikapiuangmu OJK:
Strategi pertama yaitu menggunakan skema Dollar Cost Averaging (DCA) yaitu berinvestasi setiap bulan ataupun setiap minggu dengan jumlah uang yang sama. Strategi ini juga disebut sebagai nabung rutin, dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur auto debet pada rekening.
Melalui strategi ini, Anda dapat membangun kebiasaan berinvestasi secara konsisten dan mengurangi risiko kebiasaan konsumtif ketika memiliki dana menganggur karena dana sudah diinvestasikan secara rutin.
Selain itu, strategi ini cocok untuk investor dengan gaji atau pendapatan bulanan yang bersifat tetap dan ingin berinvestasi dalam jangka panjang. Berinvestasi dengan DCA tidak harus dalam nominal besar. Namun, yang terpenting ialah berinvestasi secara rutin sehingga akumulasi dana investasi terus meningkat dan mendapatkan keuntungan dari kondisi pasar di setiap periode.
Advertisement
Sedangkan strategi yang kedua adalah lump sum (LS), yaitu menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.
Strategi ini cocok untuk investor yang ingin memiliki pendapatan tidak tetap atau ingin memanfaatkan dana menganggur dalam jumlah besar, seperti bonus atau warisan untuk berinvestasi.
Dengan strategi ini, akan mendapatkan imbal balik yang tinggi jika berinvestasi pada saat yang tepat yaitu membeli pada saat harga-harga NAB (Nilai Aktiva Bersih) sedang turun pada posisi terendah. Sehingga memungkinkan investor memperoleh lebih banyak unit investasi pada harga yang lebih murah, dan menjual pada saat harga NAB pada posisi tertinggi.
Namun perlu diingat, bahwa kondisi pasar sulit diprediksi, hal ini membutuhkan pengalaman dan keahlian untuk melakukan analisis pasar. Dalam hal ini strategi LS memiliki risiko kerugian yang relatif lebih tinggi dibanding strategi DAC ketika harga mengalami penurunan drastis.
Untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya pada instrumen saham dan reksa dana, terdapat dua jenis analisis yang dapat dilakukan, yaitu fundamental dan teknikal. Analisis fundamental yaitu analisis yang bertujuan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan tertentu. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam analisis fundamental yaitu kondisi makro ekonomi global. Misalnya kebijakan ekonomi dan perdagangan negara lain
Kondisi makro ekonomi dalam negeri misalnya kebijakan suku bunga BI, kurs rupiah, bahkan kondisi sosial dan politik dalam negeri. Investor dapat mempelajari hal ini dengan membaca laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan secara resmi.
Selanjutnya adalah analisis teknikal yaitu mempelajari kondisi historis harga di masa lalu untuk bisa mendapatkan gambaran mengenai pergerakan harga di masa kini dan mendatang. Analisis ini membutuhkan keahlian khusus seperti rumus statistika dan algoritma untuk dapat membaca pergerakan grafik dan harga saham.
Saat ini banyak sekali situs dan aplikasi digital yang memberikan informasi terkait analisis fundamental dan teknikal untuk memutuskan berinvestasi di pasar modal, khususnya saham dan reksa dana. [idr]
Baca juga:
Investasi Tanah Tak Selalu Menguntungkan, Ini Bahaya Harus Dipahami
Empat Tantangan Investasi Indonesia 2022
IRR adalah Internal Rate of Return, Ketahui Fungsinya dalam investasi
Mau Memulai Investasi di Pasar Modal, Yuk Pahami Penyebab Harga Saham Bisa Naik Turun
Tips Sukses Raup Untung Investasi untuk Pemula
Simak Tips Sukses Investasi Kripto Bagi Pemula
Advertisement
Luhut Bantah Ekonomi Indonesia Dikendalikan China
Sekitar 50 Menit yang laluYLKI: Produk UMKM, Termasuk Batu Bata Perlu SNI
Sekitar 1 Jam yang laluBertemu Ratu Belanda, Airlangga Beberkan Kinerja UMKM di Indonesia
Sekitar 2 Jam yang laluStatus Pegawai BUMN Tidak Halangi Izam Harumkan Nama Bangsa di SEA Games Vietnam
Sekitar 3 Jam yang laluAirlangga Target Realisasi Kontribusi EBT Capai 23 Persen di 2025
Sekitar 3 Jam yang laluHarga Emas Antam Turun Rp4.000 Menjadi Rp988.000 per Gram
Sekitar 4 Jam yang laluPUPR akan Tutup Tanggul Laut yang Jebol di Semarang
Sekitar 5 Jam yang laluPerusahaan Miliarder Asal Thailand Beli Ladang Gas Exxon Rp10,9 T
Sekitar 8 Jam yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 8 Jam yang laluJemaah Haji Khusus Dapat Imbal Hasil Kelolaan BPKH, Segini Nilainya
Sekitar 16 Jam yang laluMenteri Bahlil Klaim Banyak Investor Berminat Bangun Ibu Kota Baru di Kalimantan
Sekitar 17 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 17 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 18 Jam yang laluPenggabungan Pelayanan Asabri dan Taspen Kini Ada 6 Titik, Cek Detailnya
Sekitar 18 Jam yang laluGalaknya Luhut Audit Perusahaan Kelapa Sawit Usai Ditunjuk Jokowi Urus Minyak Goreng
Sekitar 8 Jam yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 17 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 18 Jam yang laluMenko Luhut Bakal Audit Perusahaan Kelapa Sawit dan Harus Punya Kantor di Indonesia
Sekitar 20 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 4 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 4 Hari yang laluPasukan Rusia Kuasai PLTA Strategis Ukraina
Sekitar 1 Jam yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 1 Hari yang laluYouTube Hapus 70 Ribu Video Konflik Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Tentara Rusia Mensterilkan Pabrik Baja Azovstal dari Sisa Ranjau Ukraina
Sekitar 2 Hari yang laluData Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran 26 Mei 2022
Sekitar 2 Jam yang laluPenampakan Pyongyang Bak Kota Mati Akibat Covid-19
Sekitar 4 Jam yang laluMenag Harap Kebijakan Saudi Larang Warganya Masuk Indonesia Segera Dicabut
Sekitar 6 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 22 Jam yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 1 Hari yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami