BPS Sebut Defisit Neraca Perdagangan November 2018 Terparah Dalam 5 Tahun
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan selama November 2018 mencapai USD 2,05 miliar, terbesar sepanjang tahun ini. Tidak hanya itu, defisit neraca dagang ini juga yang terparah sejak lima tahun terakhir. Defisit terbesar sebelumnya tercatat pada Juli 2013 sebesar USD 2,03 miliar.
Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengatakan, defisit ini dipengaruhi oleh laju impor yang tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor. "Ini defisit yang terdalam memang sepanjang tahun ini, cukup besar. Kalau dibandingkan Juli 2013, iya beda sedikit," ujarnya, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (17/12).
Menurut data BPS, pada November laju ekspor sebesar USD 14,38 miliar, turun 6,69 persen dibandingkan bulan lalu. Angka ini juga turun 3,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Penurunan juga terjadi pada impor sebesar 4,47 persen atau mencapai USD 16,88 miliar namun masih tumbuh positif 11,68 persen (yoy).
Adapun penyebab membengkaknya defisit adalah impor migas yang cukup besar sejak awal tahun. BPS mencatat, impor migas sudah mengalami defisit USD 1,46 miliar sejak Januari hingga November 2018, sementara impor nonmigas defisit USD 583 juta.
Berdasarkan negara asal impor, secara kumulatif, China masih mendominasi pangsa impor Indonesia sebesar USD 40,8 miliar atau tumbuh 28,07 persen, disusul oleh Jepang sebesar USD 16,6 miliar atau tumbuh 11,41 persen. Kemudian, disusul oleh Thailand sebesar USD 10,09 miliar atau 6,94 persen, Singapura sebesar USD 8,89 miliar atau 6,11 persen, serta Amerika Serikat (AS) sebesar USD 8,39 miliar atau 5,76 persen.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPS: Neraca Perdangan Indonesia Surplus 44 Kali Berturut-turut
Neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD1,89 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan juga minyak mentah.
Baca SelengkapnyaData BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar
Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.
Baca SelengkapnyaData BPS: Inflasi Desember 0,41 Persen, Tertinggi Sepanjang 2023
Kenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaDirut Bulog Bongkar Penyebab Masih Mahalnya Harga Beras
Sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bulan Januari hingga Februari terjadi defisit ketersediaan beras dari petani sebesar 2,7 juta beras.
Baca SelengkapnyaAwal Tahun 2024, Pemerintah Sudah Impor Beras Rp4,36 Triliun dari 3 Negara
BPS mencatat nilai impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp4,36 triliun.
Baca SelengkapnyaBPS Catat Harga Beras Melonjak Tajam di Desember 2023
Harga gabah kering giling (GKG) juga mengalami kenaikan sebanyal 1,7 persen mtm dan naik sebesar 29,37 persen secara yoy.
Baca SelengkapnyaGubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023
Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.
Baca SelengkapnyaPecah Rekor, Harga Beras di Bulan Februari 2024 Tertinggi Sepanjang Sejarah
Berdasarkan data BPS, rata-rata kenaikan harga beras mendekati 20 persen (yoy).
Baca Selengkapnya