Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BPH Migas sebut konsumsi Premium turun karena tak lagi disubsidi

BPH Migas sebut konsumsi Premium turun karena tak lagi disubsidi Premium. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Pilihan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas yang variatif dan selisih harga jual yang tidak terlalu jauh membuat konsumsi Premium terus menurun. Apalagi kesadaran masyarakat terhadap kualitas BBM dan pengaruhnya terhadap kinerja mesin makin tinggi.

"Mesin-mesin baru memberi respons kinerja yang lebih baik pada bahan bakar beroktan lebih tinggi. Masyarakat memilih BBM beroktan tinggi dipilih juga karena harganya yang tidak terlalu jauh dengan Premium," kata Komisoner Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Ibrahim Hasyim di Jakarta, Selasa (4/10).

Harga premium yang saat ini dibanderol Rp 6.450-6.550 per liter untuk wilayah di luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali) dan Jamali. Dengan begitu, harga Premium tidak selisih jauh dengan Pertalite yang dijual PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 6.900 per liter dan pertamax Rp 7.350 per liter.

Menurut Ibrahim, Premium juga tidak lagi disubsidi pemerintah, sehingga tidak lagi berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika saat ini ada yang mengonsumsi Premium, bisa jadi karena lebih murah.

"Bisa juga karena ketersediaannya yang lebih luas di seluruh NKRI. Di wilayah tertentu nelayan juga pakai Premium," katanya.

Ibrahim menambahkan perilaku masyarakat sekarang tidak lagi sensitif terhadap harga. Masyarakat sekarang juga sudah concern terhadap mutu dan kinerja mesin. Ini bisa dilihat dari perilaku pengguna sepeda motor yang sudah menggunakan bahan bakar beroktannya lebih tinggi, seperti Pertamax dengan kadar oktan 92 dan Pertalite RON 90.

"Tuntutan teknologi ke depan secara perlahan memang akan mendorong masyarakat untuk memilih gasoline dengan RON 90, 92 dan 95 dan perlahan meninggalkan Premium dengan RON 88," pungkasnya.

Berdasarkan data Pertamina hingga 20 September 2016 konsumsi premium makin menyusut. Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, konsumsi premium tercatat turun 28,75 persen. Sebaliknya, konsumsi BBM berkualitas, seperti Pertalite, dan Pertamax Series makin membesar. Bahkan, konsumsi harian Pertalite dari 1 hingga 20 September 2016 telah melonjak 282 persen dibanding konsumsi pada semester I-2016.

Rata-rata konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium hingga 20 September 2016 tinggal 50.000 kiloliter (KL) per hari, turun 28,75 persen dibanding rata-rata konsumsi sepanjang semester I-2016 sebesar 70.183 KL per hari.

Di sisi lain, Pertamax Series (Pertamax, Pertamax Plus, dan Pertamax Turbo) konsumsinya terus meningkat. Jika pada pada semester I, konsumsi rata-rata Pertamax series 9.626 KL per hari, hingga 20 September rata-rata konsumsi naik jadi 15.682 KL per hari.

Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu, mengatakan tren penurunan Premium merupakan positif karena produknya juga tidak disubsidi. Pilihan masyarakat yang beralih mengonsumsi Pertalite merupakan langkah bijak karena dengan kualitas yang lebih baik, bisa diperoleh dengan biaya yang berbeda tipis dengan Premium.

"Secara perlahan Premium memang harus dikurangi peredarannya, tapi itu memang perlu keputusan politis kendati sesungguhnya Premium itu tidak lagi disubsidi, " kata Gus Irawan.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?
Pembelian Sempat Dibatasi, Bolehkah Kampanye dengan Beras SPHP?

Beras SPHP merupakan beras yang dikelola pemerintah dengan harga ekonomis namun kualitas premium.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Resmi Terapkan Aturan Baru Tarif Efektif PPh 21, Begini Cara Memahaminya
Pemerintah Resmi Terapkan Aturan Baru Tarif Efektif PPh 21, Begini Cara Memahaminya

Aturan baru mengenai tarif efektif PPh 21 ini berlaku mulai 1 Januari 2024.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain
Pemerintah Klaim Harga Beras Turun, BPS Ungkap Fakta Lain

BPS mencatat harga beras saat ini menjadi yang paling mahal sejak tahun 2021.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyaluran Pertalite Dibatasi, Pertamax Bakal Jadi BBM Subsidi
Penyaluran Pertalite Dibatasi, Pertamax Bakal Jadi BBM Subsidi

Rencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.

Baca Selengkapnya
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan

Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.

Baca Selengkapnya
Kabar Baik, Tak Ada Kenaikan Harga Pertamax dan BBM Non Subsidi Bulan Ini
Kabar Baik, Tak Ada Kenaikan Harga Pertamax dan BBM Non Subsidi Bulan Ini

Pertamina mempertimbangkan evaluasi harga serta kebutuhan masyarakat pada Ramadan dan Idulfitri.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara
Ternyata, Kenaikan PPN 12 Persen Jadi Tertinggi di Asia Tenggara

Kenaikan PPN dengan menggunakan single tarif dapat menyebabkan semakin menurunnya daya saing industri.

Baca Selengkapnya
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium
Perempuan di Malang Ditangkap Setelah Kemas Ulang Beras Subsidi Jadi Beras Premium

EH sudah ditahan dan terancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara dan denda paling banyak Rp2 miliar.

Baca Selengkapnya
Program Makan Siang Gratis Dikabarkan Bakal Pangkas Subsidi Energi, Ternyata Subsidi BBM Pernah Ditentang BJ Habibie
Program Makan Siang Gratis Dikabarkan Bakal Pangkas Subsidi Energi, Ternyata Subsidi BBM Pernah Ditentang BJ Habibie

TKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.

Baca Selengkapnya