Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos BI: Pelonggaran Likuiditas Bank Sentral China Wajar

Bos BI: Pelonggaran Likuiditas Bank Sentral China Wajar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. ©2018 Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Merdeka.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo angkat suara terkait kebijakan Bank Sentral China (PBOC) yang berencana menyuntikkan likuiditas ke perbankan sebesar 560 miliar yuan atau USD 83 miliar. Menurutnya, upaya tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Bank Sentral China.

"Jadi begini ya PBOC atau bank sentral di China itu juga menganut bauran kebijakan. Disatu sisi bagaimana stabilitas mata uang yen dan di sisi lain juga bagaimana mengendorkan likuiditasnya di dalam negeri," kata Perry saat ditemui di Kompleks Masjid BI, Jakarta, Jumat (18/1).

"Kalau kita lihat kan China, ingin menjaga juga tidaknya stabilitas eksternalnya termasuk dampak dari ketegangan, tapi juga bagaimana tetap ekonominya tumbuh," tambahnya.

Perry memandang, upaya pelonggaran likuiditas yang dilakukan Bank Sentral China adalah suatu kewajaran. Sebab, pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu tersebut berada di bawah perkiraan. Sehingga, langkah tersebut cukup tepat untuk dilakukan.

"Perkiraan kami memang ada risiko ekonomi China yang semuala bisa diperkirakan tumbuh 6,5 persen tahun ini. Ada resiko resiko turun menjadi 6,2 persen, makanya Bank Sentral China melakukan langkah-langkah bauran kebijakan tadi itu yang mereka lakukan," jelasnya.

Sebetulnya kondisi yang terjadi pada Bank Sentral China tidak berbeda jauh yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Di mana, Bank Indonesia juga sempat melakukan beberapa upaya pelonggaran likuiditas untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.

"Karena ingin juga mensupport perbaikan ekonomi seperti dikita, suku bunga kita tetap hawkish, preemtive dan forward looking untuk stabilitas eksternal. Tapi bukan berarti stance kebijakan kita likuiditas ketat. Sebab likuiditas kita longgar ya kita sudah melonggarkan tahun lalu seperti, penyangga likuiditas makroprudensial. Kita dalam operasi moneter juga melakukan ekspansi di samping kontraksi," jelasnya.

"Jdi secara klausal, kita pastikan bahwa likuiditas di pasar maupun diperbankan baik rupiah maupun valas itu itu berjalan sama, juga di China di satu sisi harus menjaga stabilitas dari mata uang yen," sambung Perry.

Seperti diketahui, Bank Sentral China (PBOC) secara bertahap telah memandu stabilisasi biaya pinjaman tanpa memangkas suku bunga pinjaman antar bank, salah satunya dengan menyuntikkan uang tunai untuk kebutuhan perbankan.

PBOC menyuntikkan likuiditas ke perbankan sebesar 560 miliar yuan atau USD 83 miliar pada pertengahan pekan ini. Hal tersebut merupakan injeksi tunai terbesar melalui skema reverse repo sebagai upaya PBOC melonggarkan kebijakan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi.

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen

kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb Salurkan KUR Pola Kemitraan ke 11.804 Debitur, Totalnya Rp1,9 Triliun

Bank bjb fokus mengembangkan pelayanan agar lebih banyak lagi masyarakat dapat menjangkau produk dan jasa layanan perbankan.

Baca Selengkapnya
Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu

Dirut Bulog Jelaskan Duduk Perkara Beras SPHP Memuat Stiker Capres Tertentu

Bayu menjelaskan bahwa SPHP merupakan program pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dilaksanakan oleh Bulog dalam rangka menjaga stabilitas harga beras.

Baca Selengkapnya
Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung

Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Selengkapnya
PBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan

PBNU Minta Satgas Pangan Bergerak Jaga Stabilitas Harga Beras Jelang Ramadan

PBNU meminta satgas Pangan Polri terus bergerak menjaga stabilitas harga beras di pasar, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

Baca Selengkapnya
7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

7 Hari Jelang Pencoblosan, Semua Pihak Diminta Bijak Jaga Stabilitas Politik

Indonesia akan memilih pemimpin baru pada 14 Februari 2024

Baca Selengkapnya