Bentrok Masyarakat Rempang vs Polisi, Jokowi: Jangan Represif
Jokowi pun menyoroti bentrok yang terjadi antara masyarakat Pulau Rempang dengan anggota polisi.
Jokowi pun menyoroti bentrok yang terjadi antara masyarakat Pulau Rempang dengan anggota polisi.
Bentrok Masyarakat Rempang Vs Polisi, Jokowi: Jangan Represif
Bentrok Masyarakat Rempang vs Polisi, Jokowi: Jangan Represif
Presiden Joko Widodo mengingatkan pihak terkait tidak melakukan tindakan represif ketika berhadapan dengan masyarakat.
Seharusnya penolakan yang datang dari masyarakat dilakukan dengan pendekatan komunikasi yang baik merupakan solusi terbaik.
"Segera cari solusi-solusi inovatifnya dan jangan justru menggunakan pendekatan yang represif kepada masyarakat," kata Jokowi saat menghadiri Sewindu Proyek Strategi Nasional (PSN), Rabu (13/9).
Jokowi pun menyoroti bentrok yang terjadi antara masyarakat Pulau Rempang dengan anggota polisi.
Menurutnya, hal itu bisa saja tidak terjadi jika ada komunikasi yang baik. Dia pun menyindir pejabat publik yang selalu mengatakan siap, meski dalam realisasinya masalah belum tuntas.
"Urusan kayak gitu aja sampai Presiden. Jika ada yang tidak mampu diselesaikan segera, dilaporkan ke menteri terkait, jangan kalau ditanya 'siap pak', 'beres pak' 'aman pak'," ungkap Jokowi.
Meski begitu Jokowi optimis berbagai proyek strategis pemerintah pasti bisa terselesaikan.
Mengingat masalah ini bukan pertama kali terjadi.
merdeka.com
"Dan saya optimis PSN-PSN yang ada bisa diselesaikan karena bapak ibu semuanya juga sudah terlatih di bawah atasi masalah-masalah yang ada," kata Jokowi.
Sebagaimana diketahui, Masyarakat Pulau Rempang bergeming, atas relokasi sebagaimana rencana pemerintah yang akan membangun kawasan Rempang Eco City, di pulau tersebut. Akibatnya, bentrok antara masyarakat dengan polisi pecah.Sebelumnya, Jokowi sudah mengutus Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia membangun komunikasi kepada masyarakat Rempang. Sebagaimana diketahui, kawasan di Pulau Rempang masuk sebagai Program Strategis Nasional (PSN).
Pemerintah akan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat industri, jasa, dan juga sektor pariwisata yang digarap oleh PT Makmur Elok Graha. Dari proyek ini, ditargetkan bisa meraup investasi hingga ratusan triliun di masa depan.
Untuk mewujudkan wacana tersebut, warga asli Pulau Rempang pun menolak keras relokasi dan penggusuran rumah yang sudah mereka tinggali.
Mengutip dari beberapa sumber, Pulau Rempang memiliki luas lebih kurang 165 Km yang masih termasuk dalam wilayah administrasi Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat dua kelurahan yaitu Rempang Cate dan Sembulang.
Pulau Rempang terhubung dengan pulau-pulau lain melalui enam buah jembatan Barelang. Nama Barelang adalah singkatan dari Batam, Rempang, dan Galang.
Pulau Rempang berjarak 3 Km dari Pulau Batam dan terhubung pada jembatan Barelang ke-5 dengan Pulau Galang di sisi Selatan.
Penghuni Pulau Rempang pada zaman dahulu hidup di pondok-pondok tanpa dinding dan hanya beratap. Bahkan, mereka tak hanya tinggal di pulau tersebut, melainkan juga mobilisasi ke Pulau Batam lalu membaur dengan orang-orang Melayu.