Akhir Juli 2019, The Fed Diproyeksikan Pangkas Suku Bunga
Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara memproyeksi Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga acuannya pada akhir Juli 2019. Sebab, negara-negara tetangga seperti India, Australia, Filipina, Malaysia juga sudah menurunkan suku bunganya.
"Mudah-mudahan situasi global terutama terkait kebijakan suku bunga Amerika Serikat nampaknya memang akan mulai turun bulan Juli ini, tentu kita tunggu," tuturnya di Jakarta, Jumat (12/7).
Dia berharap kepada Destry Damayanti yakni calon tunggal Deputi Gubernur Senior BI yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR untuk dapat menjaga stabilitas di Bank Indonesia ke depannya.
"Jadi mudah-mudahan sambil jaga stabilitas keuangan tapi juga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, semoga Ibu Destry nanti bisa tune in dengan kebijakan-kebijakan BI," kata dia.
Sebelumnya, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga 2,25 persen-2,5 persen setelah pertemuan dalam dua hari pada 18-19 Juni 2019. Tahun ini, The Fed memang akan memberi sinyal dapat memangkas suku bunga sebanyak dua kali. Hal ini merespons meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan penurunan inflasi.
The Fed berjanji akan bersabar dalam menyesuaikan suku bunga dan menyatakan akan bertindak untuk mempertahankan ekspansi ekonomi hampir 10 tahun ini.
Penetapan suku bunga acuan itu terjadi dengan hanya satu keberatan oleh Presiden Fed St Louis James Bullard. Hal ini menandai perbedaan pendapat pertama dalam kepemimpinan Jerome Powell. Bullard sebelumnya menyarankan penurunan suku bunga segera mungkin.
Potensi penurunan suku bunga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan perang dagang AS-China. Ketegangan perang dagang itu berdampak terhadap ekonomi AS.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Dengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaCerita Pedagang Bunga TPU Pondok Rangon, Penghasilan Naik Dua Kali Lipat saat Lebaran
Pedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaDemi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga
Demi Bantu Kesusahan Warga Soal Ekonomi, Pelda TNI Indro Rela Pinjamkan Uang Tanpa Bunga.
Baca Selengkapnya