Agustus 2022, Impor Indonesia Naik 3,77 Persen
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia pada bulan Agustus 2022 mencapai USD 22.150,4 miliar atau setara Rp 329,89 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar 3,77 persen dibandingkan bulan lalu.
"Nilai impor Indonesia selama bulan Agustus 2022 mencapai USD 22,15 miliar, naik 3,77 persen dibandingkan Juli 2022," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Setiono di Gedung Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, Kamis (15/9).
Bila dibandingkan dengan periode Agustus tahun lalu, nilai impor ini meningkatkan sebesar 32,81 persen. Meski begitu Impor migas Agustus 2022 mengalami penurunan 16,92 persen dibandingkan Juli 2022.
Penurunan nilai impor migas disebabkan oleh berkurangnya nilai impor minyak mentah USD 602,9 juta (35,74 persen) dan hasil minyak USD 205,7 juta (8,70 persen). Kecuali impor gas naik USD 54,7 juta (13,48 persen).
"Impor migas mencapai USD 3,70 miliar mengalami penurunan dibandingkan bulan lalu. Namun ini meningkat 80,63 persen jika dibandingkan Agustus 2021," katanya.
Sedangkan impor nonmigas pada bulan Agustus 2022 sebesar USD 18,45 miliar atau naik 9,23 persen dibandingkan Juli 2022. "Ini naik 26,11 persen dibandingkan Agustus 2021. Peningkatan tersebut disebabkan naiknya impor nonmigas USD 1.559,3 juta atau 9,23 persen walaupun impor migas turun USD 753,9 juta atau sekitar 16,92 persen," tambah Setiono.
Dalam catatan BPS, tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari sampai Agustus 2022 adalah Tiongkok sebesar USD 44,59 miliar (33,77 persen), Jepang USD 11,35 miliar (8,60 persen), dan Thailand USD7,68 miliar (5,82 persen). Ditambah dengan impor nonmigas dari ASEAN senilai USD 22,60 miliar (17,12 persen) dan Uni Eropa sebesar USD 7,35 miliar (5,56 persen).
Dengan itu neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2022 mengalami surplus USD5,76 miliar. Surplus yang diperoleh dari transaksi perdagangan sektor non migas yakni USD 7,74 miliar. Namun ini tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas sebesar USD 1,98 miliar.
"Selama Januari sampai Agustus 2022 neraca Indonesia mengalami surplus, meskipun sektor migas mengalami defisit USD16,75 miliar. Namun ini masih tetap terjadi surplus pada sektor non migas USD 51,67 miliar. Sehingga secara total mengalami surplus USD 34,92 miliar," tutupnya.
Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami penurunan dari Maret 2024 atau bulan sebelumnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Turunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaUpaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor Indonesia pada April 2024 mencapai USD 19,62 miliar.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnya