3 Strategi Perkuat Pengembangan Ekonomi Syariah di Era Digital
Merdeka.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng, mengatakan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memperkuat perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di era digital. Salah satunya adalah melalui peningkatan kerjasama.
"Setiap negara memiliki keunggulan dan potensi ekonominya masing-masing. Untuk itu, perlu dibangun kerjasama yang saling menguntungkan antar negara," kata dia dalam acara ISEF, Kamis (29/10).
Pemanfaatan kerjasama menjadi penting dilakukan agar keunggulan satu negara bisa saling dimanfaatkan. Beberapa kerjasama yang bisa dilakukan antara lain, rantai nilai halal internasional, layanan pembayaran lintas batas timbal balik, dan masih banyak lagi lainnya.
"Langkah kedua adalah kolaborasi. Seiring dengan digitalisasi yang sedang berlangsung, kami juga menyadari bahwa risiko dunia maya perlu ditangani dengan baik," sebutnya.
Dalam kaitan tersebut, kolaborasi antar negara dalam bentuk cyber security sharing platform memang penting. Apalagi di tingkat kawasan, negara-negara ASEAN telah menginisiasi ASEAN CRISP (Cybersecurity Resilience and Information Sharing Platform).
"Inisiatif serupa ini dapat dibawa ke tingkat yang lebih luas di antara negara-negara," imbuh dia.
Selanjutnya
Kemudian, yang terakhir namun tidak kalah pentingnya adalah melek huruf. Menurutnya, literasi merupakan aspek fundamental yang perlu diperkuat untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah.
Seperti diketahui, pada akhir Maret 2020, Bank Indonesia telah menerbitkan Indeks Literasi Ekonomi Islam Indonesia 2019. Indeks tercatat sebesar 16,3 persen, dengan skala hingga 100 persen, sehingga mencerminkan peluang lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ekonomi dan keuangan Islam.
"Pemberdayaan penelitian, pengkajian, dan pendidikan sangat penting untuk meningkatkan dan memastikan literasi masyarakat di bidang ekonomi dan keuangan Islam, baik sebagai penyedia maupun sebagai pengguna produk Islam," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaAktivitas komunikasi secara internal maupun eksternal terus diperkuat Bank DKI khususnya dalam menyampaikan berbagai perkembangan, capaian kinerja.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank DKI berkomitmen untuk melakukan inovasi dalam produk dan layanan perbankan digital, yang akan semakin memudahkan nasabah, mitra, dan pemangku kepentingan.
Baca SelengkapnyaBank DKI pun terus mendorong optimalisasi pelayanan publik melalui berbagai sinergi dalam rangka memberikan peningkatan layanan perbankan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaDibuktikan dengan Unit Usaha Syariah Bank DKI yang telah menerapkan Dual Banking Leverage Model (DBLM).
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PNM, Arief Mulyadi optimis nasabah PNM Mekaar akan mampu untuk lebih memahami kegiatan keuangan secara digital.
Baca SelengkapnyaPeluncuran e-money ini tidak hanya untuk mendukung pembangunan IKN saja, melainkan ini sebagai langkah Mandiri untuk melakukan transformasi digitalisasi.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca Selengkapnya