2 Tahun Jokowi-JK, program energi terbarukan jalan di tempat
Merdeka.com - Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR) Faby Tumiwa mengatakan 2 tahun masa pemerintahan Jokowi-JK, program energi baru terbarukan (EBT) masih belum terlihat perkembangannya. Bahkan, program yang dicanangkan masih terasa sulit untuk terealisasi.
Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pemerintah mendorong bauran energi primer sebesar 23 persen untuk energi terbarukan pada tahun 2025 mendatang. Jumlah itu berarti 3 kali lipat dari proporsi energi terbarukan yang saat ini dimiliki.
"Kalau kita lihat di pemerintahan Jokowi EBT itu tidak berkembang. Kalau mengikuti target tersebut, pada 2019 nanti paling tidak dari 45 GW, sekarang sudah ada 9 GW, idealnya sampe 2019 nanti ada tambahan 16 GW lagi itu dari EBT. Sayangnya, 2 tahun pak Jokowi jalan di tempat," ujarnya di Jakarta, Jumat (21/10).
Dikatakan Fabby, jalan ditempatnya perkembangan pembangkit listrik tenaga EBT karena tidak adanya proyek-proyek besar. Hal ini semakin diperparah karena pihak swasta tidak dilibatkan dalam proyek pengembangan EBT.
"Kita tidak lihat tidak ada proyek besar. Kalaupun ada yang sebagian besar dikembangkan kementerian ESDM," imbuhnya.
Menurutnya, pemerintah paling tidak hingga 2018 mendatang harus bisa mencapai tambahan EBT sebesar 16 GW. Hal ini perlu dilakukan agar dapat memenuhi target RUPTL PLN yang dinilai lebih realistis dalam pencapaian pembangkit listrik EBT sebesar 22 GW pada 2025.
"Kalau kita lihat target ini paling tidak ada kapasitas pembangkit 3,5 GW. Kalau kita lihat RUPTL PLN target 45 GW tidak tercermin. Karena dalam RUPTL itu hanya 22 GW. Jadi dalam RUPTL PLN hanya 2/3 dari rencana RUEN yang bisa terpenuhi. Kalau diliat progress tidak banyak. Menurut saya ini sebuah warning yang saya kira presiden harus memberi perhatian lebih untuk di akselerasi," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Turunkan Target Bauran Energi Baru Terbarukan, Apa Dampaknya?
Pemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaTernyata, Isu Transisi Energi Jadi Salah Satu Kunci Pemilih Muda Tentukan Presiden Selanjutnya
Pemilih muda memandang isu transisi energi sangatlah mendesak untuk diselesaikan oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Siaran Perdana dari RRI IKN, Sapa Pendengar di Sejumlah Daerah
Jokowi optimistis Upacara Peringatan ke-79 Kemerdekaan RI bisa digelar di IKN.
Baca SelengkapnyaBeras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg
Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.
Baca SelengkapnyaKonsumsi Energi Fosil Masih Terus Naik, Target Bauran EBT Turun Jadi 17 Persen di 2025
Target bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaTerapkan Strategi Ini, PHE Temukan 1,4 Miliar Barel Setara Minyak Sepanjang 2023
Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPuji Jokowi, AHY: Partai Demokrat Siap Lanjutkan Program Pemerintah
AHY menjelaskan, berbagai program yang digagas oleh Presiden Joko Widodo hingga saat ini seperti pembangunan infrastruktur, akan tetap dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaAturan Kenaikan Gaji PNS 8 Persen Diteken Jokowi, Besarannya Jadi Segini
Presiden Jokowi teken aturan kenaikan gaji PNS naik 8 persen per Januari 2024.
Baca Selengkapnya