Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Organik Adalah Zat Aman & Bermanfaat, Kenali Bedanya dengan Anorganik

Organik Adalah Zat Aman & Bermanfaat, Kenali Bedanya dengan Anorganik Ilustrasi buah dan sayuran. ©2015 Picjumbo/Victor Hanacek

Merdeka.com - Kata organik kini sudah banyak digunakan di mana-mana, baik itu pada makanan, pakaian, produk kecantikan dan banyak lagi. Tak sedikit yang menilai bahwa organik adalah proses pengolahan suatu barang dari zat yang aman dan berasal dari alam melalui proses organisme para makhluk hidup.

Karena bahan dasar dan proses yang alami tersebut, banyak yang mengincar produk organik. Mereka menilai lebih aman bagi kesehatan dan keseimbangan ekosistem. Selain itu, produk organik bisa didaur ulang lebih mudah. Baik dengan campur tangan manusia, atau berkat alam secara otomatis.

Meski selama ini masyarakat lebih mengenal praktik organik dalam hal pertanian dan makanan. Lantaran melihat label-label yang tercantum di sebuah produk. Serta fokus penting pada harga yang berbeda dengan produk anorganik. Mengapa demikian? Hal ini akan dijabarkan dalam ulasan ini.

Orang lain juga bertanya?

Berikut pengertian organik adalah zat aman dan bermanfaat, kenali perbedaannya dengan anorganik.

Pengertian Organik Adalah

Melansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian organik adalah (1) berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup, seperti hewan atau tumbuhan, serta minyak bumi dan batu bara, (2) secara proses kimia berhubungan dengan organisme hidup.

Sedangkan menurut The U.S. Department of Agriculture National Organic Standards Board mendefinisikan organik adalah, istilah pelabelan yang menunjukkan produk yang diproduksi di bawah otoritas Undang-Undang Produksi Makanan Organik.

Pedoman utama untuk produksi organik adalah dengan menggunakan bahan dan praktik yang meningkatkan keseimbangan ekologi dari sistem alam dan yang mengintegrasikan bagian-bagian dari sistem pertanian ke dalam satu kesatuan ekologi.

ilustrasi sayuran organik

Ilustrasi sayuran organik ©shutterstock.com/mack2happy

Sementara di dunia pertanian Barat, menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan 'hukum pengembalian'. Maksudnya, suatu sistem yang berusaha mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah. Baik dalam bentuk residu atau limbah tanaman, maupun ternak. Selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman.

Filosofi yang melandasi pertanian organik ialah mengembangkan prinsip-prinsip memberi makan pada tanah. Kemudian tanah yang menyediakan makan untuk tanaman. Bukan kita memberikan makanan langsung pada tanaman. Sehingga ada proses seperti yang disebutkan dari KBBI tadi.

Makanan Organik

dan sayuran merah

©2018 Merdeka.com/Pixabay

Banyak orang mengira makanan organik lebih aman, lebih sehat dan lebih enak daripada makanan biasa. Yang lain menyebutkan itu lebih baik untuk lingkungan dan kesejahteraan hewan. Istilah "organik" mengacu pada proses bagaimana makanan tertentu diproduksi.

Makanan organik telah dibudidayakan tanpa menggunakan bahan kimia buatan, hormon, antibiotik, atau organisme hasil rekayasa genetika. Agar diberi label organik, suatu produk pangan harus bebas dari bahan tambahan makanan buatan.

Tanaman yang dirawat secara organik, cenderung menggunakan pupuk alami, seperti pupuk kandang untuk meningkatkan pertumbuhan. Pertanian organik cenderung meningkatkan kualitas tanah dan konservasi air tanah. Ini juga mengurangi polusi dan mungkin lebih baik bagi lingkungan.

Makanan organik yang paling sering dibeli adalah buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu, dan daging. Saat ini juga sudah banyak produk olahan organik yang tersedia, seperti soda, kue kering, dan sereal sarapan.

ilustrasi makanan sehat anak

©shutterstock.com/OKSun

Syarat Makanan Organik

Untuk memberi label makanan sebagai organik, itu harus memenuhi pedoman yang ditetapkan, dikutip dari Good House Keeping termasuk di antaranya:

1. Tidak menggunakan zat terlarang, kebanyakan pupuk dan pestisida sintetis selama tiga tahun sebelum panen.

2. Tidak menggunakan organisme hasil rekayasa genetika (GMO).

3. Memelihara hewan ternak dalam kondisi hidup yang mengakomodasi perilaku alami mereka. Termasuk merumput sendiri di padang rumput, memberi 100 persen makanan organik, dan tidak memberikan antibiotik maupun hormon tambahan.

4. Menghilangkan bahan pengawet, pewarna, atau rasa buatan dari makanan olahan multi-bahan, tanpa monosodium glutamat (MSG). Namun ada beberapa pengecualian, seperti soda kue pada makanan yang dipanggang.

5. Produksi pertanian organik masih menggunakan pestisida dan herbisida yang telah disetujui oleh standar sertifikasi organik USDA.

Meski begitu, hanya karena sesuatu diberi label 'organik' tidak berarti tak ada pestisida atau herbisida yang digunakan. Definisi organik juga membatasi penggunaan "organisme hasil rekayasa genetika". Tanaman transgenik telah diubah secara genetik untuk menahan penerapan herbisida dan pestisida (melindungi panen dari virus dan serangga).

Kandungan Nutrisi Makanan Organik

ilustrasi buah dan sayur

©Shutterstock/Serg64

Dilansir dari Healthline, studi yang membandingkan kandungan nutrisi makanan organik dan non-organik memberikan hasil yang beragam. Ini kemungkinan besar karena variasi alam dalam penanganan dan produksi makanan. Namun, bukti menunjukkan bahwa makanan organik lebih bergizi.

1. Produk Organik Lebih Banyak Antioksidan dan Vitamin

Beberapa penelitian termasuk yang dipublikasikan oleh National Institutes of Health (NIH), telah menemukan bahwa makanan organik umumnya mengandung tingkat antioksidan yang lebih tinggi dan mikronutrien tertentu, seperti vitamin C, seng dan zat besi. Faktanya, tingkat antioksidan bisa hingga 69 persen lebih tinggi dalam makanan ini.

Satu studi juga menemukan bahwa buah beri dan jagung yang ditanam secara organik mengandung antioksidan 58% lebih banyak dan vitamin C hingga 52% lebih tinggi.

Tanaman organik tidak mengandalkan semprotan pestisida kimiawi untuk melindungi diri. Sebaliknya, tanaman ini menghasilkan lebih banyak senyawa pelindungnya sendiri, yakni antioksidan.

2. Tingkat Nitrat Lebih Rendah

Tanaman yang ditanam secara organik juga terbukti memiliki kadar nitrat yang lebih rendah. Faktanya, penelitian oleh NIH, telah menunjukkan bahwa kadar nitrat 30% lebih rendah. Kadar nitrat yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tertentu.

3. Susu dan Daging Organik Memiliki Asam Lemak yang Menguntungkan

Susu organik mungkin mengandung asam lemak omega-3 dan sejumlah zat besi, vitamin E, dan beberapa karotenoid yang sedikit lebih tinggi. Dikutip dari artikel NIH lain, susu organik mengandung lebih sedikit selenium dan yodium dibandingkan susu non-organik, dua mineral yang penting untuk kesehatan.

Sedangkan bukti studi, daging organik mengandung asam lemak omega-3 yang lebih tinggi. Serta kadar lemak jenuh yang sedikit lebih rendah daripada daging konvensional.

4. Lebih Sedikit Bahan Kimia dan Bakteri

Banyak orang memilih membeli makanan organik untuk menghindari bahan kimia buatan. Sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan ini dapat mengurangi paparan terhadap residu pestisida dan bakteri.

Ditambah lagi kadar kadmium atau logam yang sangat beracun, 48% lebih rendah pada produk organik. Karena pertanian organik tidak menggunakan antibiotik pada hewan.

Membandiingkan Makanan Organik dengan Anorganik

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa makanan organik memiliki manfaat kesehatan. Studi observasi pada manusia telah mengaitkan makanan organik dengan risiko alergi dan eksim yang lebih rendah pada anak-anak dan bayi.

Sayangnya, tidak ada cukup bukti kuat yang tersedia untuk memastikan bahwa makanan organik lebih bermanfaat bagi kesehatan manusia daripada makanan konvensional. Diperlukan lebih banyak penelitian pengembangan lagi.

ilustrasi makan karena stres

©2012 Merdeka.com

Karena bagaimanapun juga, mengonsumsi sayur lebih banyak meski bukan organik, tetap memberi manfaat baik untuk kesehatan. Serta meski Anda mengonsumsi junk food dengan label 'organik', bukan berarti itu sehat. Beberapa dari produk junk food tersebut, masih berupa makanan olahan yang tinggi kalori, gula, garam dan lemak tambahan. Secara sederhana, saat kita memilih junk food organik, mungkin hanya memilih junk food biasa dengan kualitas sedikit lebih tinggi. (mdk/kur)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Makanan Organik vs Makanan Biasa, Apakah Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Perbedaannya
Makanan Organik vs Makanan Biasa, Apakah Makanan Organik Lebih Sehat? Ini Perbedaannya

Tren konsumsi makanan organik semakin berkembang, dengan klaim bahwa makanan ini lebih sehat daripada makanan biasa. Apakah penyataan itu benar?

Baca Selengkapnya
Bahan Pupuk Alami untuk Suburkan Tanaman, Lebih Hemat dan Mudah Didapat
Bahan Pupuk Alami untuk Suburkan Tanaman, Lebih Hemat dan Mudah Didapat

Bahan-bahan sisa di rumah bisa disulap menjadi pupuk alami untuk suburkan tanaman. Pupuk ini akan menjadi pilihan hemat dan mudah dijangkau.

Baca Selengkapnya
Pengertian Limbah Organik, Jenis, dan Cara Mengolahnya yang Tepat
Pengertian Limbah Organik, Jenis, dan Cara Mengolahnya yang Tepat

Limbah organik merupakan sisa-sisa dari makhluk hidup dan bahan-bahan organik yang dapat terurai secara alami melalui proses biologis.

Baca Selengkapnya
Mengapa Ikan Lokal Lebih Segar, Sehat, dan Aman Dibanding Ikan Impor?
Mengapa Ikan Lokal Lebih Segar, Sehat, dan Aman Dibanding Ikan Impor?

Dibanding sejumlah ikan impor, ikan lokal mempunyai berbagai keunggulan yang luar biasa dan bisa menjadi pilihan kita.

Baca Selengkapnya
Apa yang Dimaksud Sampo Organik? Ini Manfaatnya untuk Rambut
Apa yang Dimaksud Sampo Organik? Ini Manfaatnya untuk Rambut

Sampo organik semakin populer di kalangan konsumen yang peduli terhadap kesehatan rambut dan lingkungan.

Baca Selengkapnya
Cara Membuat Pupuk Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga, Mudah Dilakukan
Cara Membuat Pupuk Kompos Organik dari Sampah Rumah Tangga, Mudah Dilakukan

Pupuk kompos organik merupakan solusi alami dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.

Baca Selengkapnya
Mengapa Orang Indonesia Sering Menggunakan Daun Pisang Sebagai Pembungkus Makanan?
Mengapa Orang Indonesia Sering Menggunakan Daun Pisang Sebagai Pembungkus Makanan?

Daun pisang menjadi pembungkus makanan yang lazim digunakan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Alasan Produk Ramah Lingkungan Harganya Lebih Mahal
Ternyata Ini Alasan Produk Ramah Lingkungan Harganya Lebih Mahal

Produk-produk ramah lingkungan harganya lebih mahal ketimbang produk pabrikan.

Baca Selengkapnya
Ibu-Ibu Kota Tegal Sulap Limbah Organik jadi Eco Enzyme, Dapat Digunakan untuk Sabun
Ibu-Ibu Kota Tegal Sulap Limbah Organik jadi Eco Enzyme, Dapat Digunakan untuk Sabun

Eco Enzyme itu punya banyak nilai manfaat nilai manfaat seperti digunakan untuk disinfektan, sabun mandi, pembersih rumah, dan cairan pestisida.

Baca Selengkapnya
Briket Adalah Bahan Bakar Padat, Berikut Jenis dan Fungsinya
Briket Adalah Bahan Bakar Padat, Berikut Jenis dan Fungsinya

Briket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari limbah. Briket digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya
Perajin Batik Tulis Khas Bayat Klaten Ini Bawa Misi Ramah Lingkungan
Perajin Batik Tulis Khas Bayat Klaten Ini Bawa Misi Ramah Lingkungan

Di balik motif dan warnanya yang indah, terselip misi penyelamatan lingkungan dari sehelai batik tulis khas Bayat, Klaten.

Baca Selengkapnya
Usaha Melestarikan Sumber Daya Alam Perlu untuk Diketahui Semua Orang, Ini Langkahnya
Usaha Melestarikan Sumber Daya Alam Perlu untuk Diketahui Semua Orang, Ini Langkahnya

Langkah yang bisa dilakukan untuk melestarikan sumber daya alam.

Baca Selengkapnya