Nasib Tragis Rakyat Kecil di Indonesia, Kesusahan Cari Elpiji 3 kg Hingga Harus Meregang Nyawa Usai Lama Mengantre
Masyarakat Indonesia belakangan tengah dipusingkan dengan sulitnya mendapatkan gas Elpiji 3 kg.

Masyarakat Indonesia belakangan tengah dipusingkan dengan sulitnya mendapatkan gas Elpiji 3 kg. Bahkan masyarakat harus mencari-cari dan mengantre panjang demi buat mendapatkan gas melon tersebut.
Sulitnya mendapat Elpiji 3 kg ini merupakan efek dari kebijakan baru pemerintah terkait distribusi gas melon tersebut. Seperti diketahui, pemerintah mulai membatasi distribusi gas Elpiji 3 kg bagi masyarakat golongan penerima subsidi.
Mirisnya, perburuan gas Elpiji 3 kg ini sampai memakan korban jiwa. Lantas bagaimana informasi selengkapnya? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Meninggal Dunia Usai Mengantre Elpiji 3 kg

Yonih Binti Saman (68), seorang nenek yang merupakan warga Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, meninggal dunia diduga kelelahan usai berburu dan mengantre tabung gas Elpiji 3 kg di kawasan Pamulang, Senin (3/2).
"Persisnya bagaimana saya kurang jelas. Tadi dia dibopong rame-rame sama warga yang bantu. Apa dia jatuh awalnya atau bagaimana kurang paham," kata Dedi, kerabat almarhumah Yonih Binti Saman (68) ditemui di rumah duka, Senin (3/2).
Dedi menyebutkan, kerabatannya itu sebelumnya berkeliling mencari tabung gas subsidi dengan menenteng dua tabung kosong di kedua tangannya.
Antre Berjam-jam untuk Mendapatkan Elpiji
Kemudian almarhumah ikut mengantre di salah satu pangkalan yang berjarak kurang lebih 300 meter dari tempatnya tinggal.
"Sehabis mengantre, dia meninggal sekitar jam 12 an. Tadi dia jalan mencari gas jam 10, jam 11 an," ujarnya.
Diterangkan Dedi, Yonih setelah mendapat satu tabung gas bergegas pulang dan melewati jalan menanjak ke arah rumahnya dengan membawa dua tabung gas isi 3 kilogram dan satu tabung gas kosong.
"Mungkin kecapekan juga. Dia buka warung nasi uduk kalau pagi, malam dia masak. Mungkin kurang tidur, capek," ujar Dedi.
Atas musibah yang terjadi, almarhumah Yonih langsung dimakamkan di TPBU wakaf RW 07, Kelurahan Pamulang Barat.
Pemerintah Batasi Penggunaan Gas Elpiji 3 Kg

Seperti diketahui, masyarakat Indonesia belakangan tengah dipusingkan dengan sulitnya mendapatkan gas Elpiji 3 kg. Apalagi bagi mereka yang tinggal di beberapa kota besar.
Saking sulitnya, masyarakat sampai harus mengantre panjang untuk bisa membeli gas Elpiji 3 kg. Sulitnya mendapat Elpiji 3 kg ini rupanya imbas dari kebijakan baru pemerintah terkait distribusi 'gas melon' tersebut.
Pemerintah mulai membatasi distribusi gas Elpiji 3 kg bagi masyarakat golongan penerima subsidi. Pemerintah sendiri juga telah memutuskan bahwa penjualan gas Elpiji 3 kg melalui pengecer sudah tidak diperbolehkan, sejak Sabtu (1/2).
Pengecer yang tetap ingin berjualan gas Elpiji 3 kg, diharuskan untuk mendaftar terlebih dahulu sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.
Kesulitan masyarakat untuk mendapatkan gas Elpiji 3 kg bahkan sampai harus mengantre panjang ini ternyata belum dilaporkan ke Presiden Prabowo Subianto. Hal ini diakui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
"Ya itu kan jangan semua hal ke Presiden. Nanti seolah-olah tidak ada menterinya yang kerja," kata Bahlil yang belum melaporkan kekisruhan larangan pengecer gas Elpiji 3 kg.
Meski begitu, Bahlil menekankan bahwa kisruh gas Elpiji 3 kg ini akan dibereskan oleh para menteri. Terlebih jika memang ada yang keliru.
"Sudahlah, kalau itu benar-benar dan salah itu, biarlah Menteri yang akan menjalankan dan meluruskan kalau ada yang keliru," tekan Bahlil.