Kolonel TNI Ngamuk ke Pabrik Obat, Ngotot-ngototan Sama Seorang Pria Sampai Dipisahin
Merdeka.com - Personel TNI kembali menginspeksi ke salah satu pabrik secara mendadak. Kali ini Komandan sektor 9 Citarum Harum datang ke salah satu pabrik obat raksasa di kawasan Padalarang, Bandung Barat. Siapa sangka, Kolonel TNI ini lagi-lagi menemukan sebuah kesalahan terkait limbah pabrik.
Tak terima disalahkan, salah satu pria dari pabrik tersebut lantas 'melawan' prajurit TNI. Padahal personel TNI ini sudah menjelaskan aturan buangan limbah pabrik ke sungai yang tidak boleh melebihi suhu normal. Masih tak terima, pria ini ngotot-ngototan dengan kolonel TNI hingga dilerai oleh pegawai lainnya.
Melansir dari akun YouTube ab channel, Rabu (9/6), simak ulasan informasinya berikut ini.
Inspeksi Mendadak Pabrik Obat
Personel TNI kembali menginspeksi ke salah satu pabrik secara mendadak. Kali ini Komandan sektor 9 Citarum Harum datang ke salah satu pabrik obat raksasa di kawasan Padalarang, Bandung Barat.
"Keluarnya air proses dari produksi itu kan cuma satu biji," kata Komandan sektor 9 Citarum Harum Kolonel Inf. Amir Mahmud.
"Ini mah bukan dari proses produksi, dari boiler," jawab pria berbaju merah.
"Iya, itu kan air keluar dari pabrik. Kamu berizin enggak? Kamu jangan hah, hoh, hah, hoh," kata Kolonel Inf. Amir.
YouTube ab channel ©2021 Merdeka.com
"Ada izinnya. Bapak ayo bareng-bareng" jawabnya sembari memegang lengan Kolonel TNI.
"Enggak usah pegang-pegang," kata Kolonel Inf. Amir mulai kesal dengan sikap pria tersebut.
"Ya sudah bapak jangan pegang saya," balas pria itu.
"Jangan sampai tidak ada izinnya, kau saya tanya," kata Amir Mahmud.
"Kalau kita basisnya lingkungan hidup, aturannya yang mana?," kata pria tersebut memotong.
"Semua air yang keluar dari pabrik satu titik, ngerti? Yang itu oke satu titik. Tapi kalau ada lagi keluar-keluar dari pabrik tanpa izin, kau siap untuk di," katanya.
Ngotot Merasa Benar
Siapa sangka, Kolonel TNI ini lagi-lagi menemukan sebuah kesalahan terkait limbah pabrik. Ditemukan sebuah aliran limbah buangan dari boiler atau condensat yang langsung di gelontorkan ke sungai.
YouTube ab channel ©2021 Merdeka.com
"Tempat (pembuangan limbah) kau itu panas, ku g***ar kau," katanya sambil menunggu hasil cek aliran limbah di sungai."Iya, saya tanya baik ke Bapak, ada aturannya enggak?," tanya pria tersebut."Kau sudah tahu tuh air, ngerti enggak? Tidak boleh suhu keluar lebih dari suhu normal. Gombal kalian," jawab Kolonel TNI mulai emosi."Ya nanti kita lihat," jawabnya.
Air Limbah dalam Kondisi Panas
Mirisnya, alih-alih suhu normal, air buangan tersebut dalam kondisi panas 50 derajat celcius. Padahal dalam aturan, air buangan tidak boleh melebihi suhu normal. Terlebih air tersebut digelontorkan ke sungai."Lihat, lihat, lihat, semuanya pastikan. Coba kau pegang, panas apa hangat?," tanya Amir Mahmud ke salah satu pegawai pabrik."Panas Pak," jawabnya.
YouTube ab channel ©2021 Merdeka.com
"Nah satu orang, kau sini. Jangan takut kau, panas atau hangat?," tanyanya lagi ke pegawai lainnya."Panas," jawabnya usai mencelupkan jarinya ke dalam air limbah yang diambil dari sungai."Panas kan. Nah jadi kita normal semua, dia (pria baju merah) bilang biasa-biasa saja terus tuh manusia. Ini panas kaya gini enggak boleh ke sungai, harus kalian dinginkan dulu. Ini saya enggak tahu berlangsung dari kapan, saya kecolongan saya. Saya ke sini baru dua kali, ini yang kali kedua. Kalau tahu, sudah dari kemarin saya tutup," ujarnya.
Ngotot-ngototan Sampai Dipisahin
Tak terima disalahkan, salah satu pria dari pabrik tersebut lantas berdebat dengan Kolonel TNI itu. Bahkan keduanya terlibat adu urat, ngotot-ngototan sampai dipisahkan oleh pegawai pabrik lainnya."Kau bilang apa ada aturannya? ya," kata Kolonel Inf. Amir ke pria baju merah."Kita konfirmasi Pak, kita konfirmasi sama-sama. Kalau ada kekurangan di saya, saya enggak paham aturannya, sama-sama kita lihat aturannya," jawabnya membela diri."Sudah dicatatkan mulai dari PTCO, kan ini bukan industri enggak pakai PTCO kalian. TSS kalian diperiksa, COD kalian diperiksa, termasuk suhu air, ngerti enggak?," jelas Kolonel TNI."Enggak ada Pak, di Farmasi itu ada 4 Pak," jawabnya ngotot."Iya tapi air ini juga mencemari tahu enggak? Suhu itu enggak boleh," ujar Amir Mahmud."Iya makanya kalau kita kan aturannya 4 itu," belanya."Iya kau di situ oke, tidak bermasalah ya. Di sini masalah, ngerti enggak? Suhu air tuh enggak boleh lebih dari suhu normal," jelasnya lagi.
YouTube ab channel ©2021 Merdeka.com
"Bicaranya Bapak yang biasa-biasa saja dong, enggak usah pakai gombal-gombal," ngotot pria tersebut."Aku sudah biasa, ngerti enggak? Kenapa kau?," marah kolonel TNI. "Biasa saja dong, jangan pakai gombal-gombal," jawabnya."Kenapa kau? Kau gombal karena tidak tahu aturan," ujarnya."Ya saya orang biasa Pak," ngotot pria tersebut yang langsung membuat Kolonel TNI makin marah dan dilerai pegawai lainnya.
Video Kolonel TNI Ngamuk ke Pabrik Obat
Berikut video Kolonel TNI ngamuk ke pabrik obat sampai ngotot-ngototan ke pegawai.
(mdk/tan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto kedatangan tamu menteri. Ini sosoknya sampai disorot warganet.
Baca SelengkapnyaGelang 'sakit' yang begitu mencuri perhatian dikenakan oleh prajurit TNI AD asal Papua.
Baca SelengkapnyaJelang hari pencoblosan Pemilu 2024, TNI AD menyiapkan sejumlah rangkaian antisipasi pengamanan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaKolonel Inf Rico Siagian membenarkan adanya insiden pengeroyokan tersebut.
Baca SelengkapnyaSimak kisah seorang kolonel TNI yang berhasil jadi perwira meski sang ayah hanya berpangkat kopral.
Baca SelengkapnyaSosok sepupu AHY yang melanjutkan trah militer di keluarga Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.
Baca SelengkapnyaBerikut potret Komandan terjun langsung saat patroli pasukan TNI AU amankan aset tanah negara.
Baca SelengkapnyaDi momen kenaikan pangkatnya, ada detik-detik spesial yang terekam. Di mana ayah Danang eks Pangkostrad TNI memasangkan pangkat barunya.
Baca Selengkapnya