Merdeka.com - Ada seribu satu jalan untuk mendapatkan penghasilan melalui berbisnis. Pasangan suami istri yang satu ini pernah memiliki pendapatan fantastis hingga merasa nyaman. Mereka berbisnis sebagai pengepul botol minuman keras.

Waktu terus berputar hingga menyadarkan mereka. Hal ini bukan lah suatu bisnis yang patut untuk diteruskan meski menghasilkan omzet hingga Rp700 juta.

Keduanya lantas memutuskan berhenti dan merintis usaha sebagai penjual sayuran segar. Seperti apa kisah selengkapnya? Simak ulasannya berikut ini.

Penadah Botol Bekas

Dilansir dari kanal YouTube PecahTelur (11/3/2021), sepasang suami istri diketahui pernah menjalankan sebuah bisnis yang cukup menjanjikan. Setelah bergelut lama dengan penjualan berbagai barang bekas, akhirnya pada tahun 2011 keduanya memutuskan untuk lebih berfokus sebagai penadah botol bekas.

YouTube PecahTelur ©2021 Merdeka.com

"Dulu itu masih pengepul barang bekas campur ya. Mulai dari besi, dari kardus, dari kertas, dari botol. Akhirnya dari Mei 2011 itu kita memutuskan untuk fokus di botol," kenang sang istri.

Bisnis Botol Miras

Memulai bisnis penjualan botol bekas miras dari nol, membuat pasangan suami istri yang satu ini menjadi paham dengan seluk-beluk produksi minuman keras. Alhasil, kesuksesan sebagai pengepul botol minuman keras pun dengan mudahnya berada di genggaman keduanya.

YouTube PecahTelur ©2021 Merdeka.com

"Juga botol-botol termasuk minuman keras ya. Kalau botol bir bintang itu nanti larinya juga ke pabrik bir bintang. Kalau botol Orang Tua itu nanti larinya ke Semarang. Jadi kita sudah apa itu, sudah benar-benar posisi di atas di ujungnya usaha itu," ucapnya.

Omzet Rp700 Juta

Saat itu, keduanya merupakan satu-satunya yang menekuni bisnis botol bekas minuman keras di daerah Blitar. Bukan main, penghasilan kotor yang dihasilkan dari usaha ini pun mampu mencapai Rp700 juta.

YouTube PecahTelur ©2021 Merdeka.com

"Botolnya itu dari Bali, Sumbawa, dari Jogja, Solo[...] Pemain botol Blitar ya cuma saya," kata sang suami.

"Kalau omzet dulu itu kita di botol kita sampai Rp700 juta. Itu dengan margin laba kotornya antara Rp100 juta. Cuma nanti kena karyawan, dulu kita punya banyak cicilan ya. Banyak cicilan ya jadinya tinggal Rp40 juta-an, seperti itu," cerita sang istri.

Tinggalkan Bisnis

Bertahun-tahun menekuni bisnis tersebut, hati nurani keduanya pun riuh berbisik. Kondisi ekonomi yang membuat keduanya terlibat dengan pihak bank akhirnya semakin memantapkan mereka untuk menghentikan usaha.

"Nah, kondisi kita saat itu pakai uang bank juga. Kita kan menyiapkan botol untuk diisi lagi dengan botol minuman keras, walaupun semua bukan botol minuman keras tapi sekitar 70 persen yang paling pegang peranan itu botol minuman keras," ujarnya.

YouTube PecahTelur ©2021 Merdeka.com

Bukan perkara mudah untuk meninggalkan bisnis yang telah mencapai kejayaan. Setelah melewati pertimbangan dan pemikiran panjang, keduanya memilih untuk beralih sebagai penjual sayuran segar dan kembali berbisnis dari awal.

"Akhirnya kita memutuskan, ini usaha kita lanjut atau tidak. Padahal dari segi bisnis, itu sudah bagus. Dari segi omzet, profit, itu sudah bagus. Karena kita berbisnis itu enggak cuma mencari dunia saja, la akhirnya pun kita cari. Bisnis ini banyak mudharatnya daripada manfaatnya," paparnya.