Kisah Muhadi 30 Tahun Hilang Dikira Keluarga Meninggal, Awalnya Ingin ke Malaysia
Merdeka.com - Demi memperbaiki ekonomi keluarga, tak jarang warga tanah air rela memutuskan untuk bekerja ke luar negeri sebagai TKI. Kendati demikian, ada saja pihak tak bertanggungjawab yang memanfaatkannya dengan menipu.
Seperti yang dialami oleh Muhadi, warga Desa Kesambi, Kecamatan Bandung, Tulungagung, Jawa Timur. Ia sempat dilaporkan menghilang, bahkan dinyatakan meninggal dunia lantaran tak ada kabar.
Akhirnya 30 tahun berlalu, Muhadi kini ditemukan hidup sebatang kara di Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini, seperti dihimpun dari kanal YouTube Liputan6, Rabu (29/6).
Setiap Malam Muhadi Menangis, Rindu Keluarga
kanal YouTube Liputan6 ©2022 Merdeka.com
Berawal dari keinginan Muhadi untuk memperbaiki taraf ekonomi keluarga, ia memutuskan merantau ke negeri Jiran, Malaysia di tahun 1993 silam.
Ia bahkan rela meninggalkan istri dan keempat buah hatinya. Saat itu sang bungsu masih berusia 7 bulan.
Tak disangka, rupanya Muhadi justru menjadi korban penipuan agen dan terdampar di Labuhanbatu, Sumut. Dirinya seakan dibuang begitu saja. Setiap malam ia hanya bisa menangis setiap kali terkenang keluarganya.
kanal YouTube Liputan6 ©2022 Merdeka.com
"Rasanya lama enggak ketemu sama keluarga, kalau ingat itu malam cuma diam, sambil mengeluarkan air mata. Cuma itu saja," kata Muhadi.
Rupanya selama ini Muhadi hidup sebatang kara digubuk reyot. Dari hasil mencari sisa-sisa kayu di hutan. Hidupnya bergantung pada belas kasih orang dan bekerja serabutan.
"Soalnya memikirkan mau pulang, enggak punya uang," imbuhnya.
Dibiayai Pulang oleh Polisi
kanal YouTube Liputan6 ©2022 Merdeka.com
Kapolres Labuhanbatu AKBP Anhar Rangkuti mengatakan bahwa anggotanya dari Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), menerima laporan dari warga.
Setelah ditelusuri dan ditindaklanjut, rupanya sosok yang dilaporkan sesuai dengan kasus orang hilang.
kanal YouTube Liputan6 ©2022 Merdeka.com
Akhirnya Muhadi berhasil berjumpa dengan keluarganya di Trenggalek, Jawa Timur. Kepulangan Muhadi disambut hangat.
"Alhamdulillah dari personel kami, Bhabinkamtibmas kami melapor dapat informasi dari masyarakat. Jadi kami menindaklanjuti beliau. Jadi rencananya hari Selasa akan kami antar ke kampungnya di Tulungagung," papar AKBP Anhar Rangkuti.
Keluarga Sampai Kehabisan Dana untuk Mencari
kanal YouTube Liputan6 ©2022 Merdeka.com
Kakek berusia 70 tahun itu akhirnya dibantu pulang dan dibiayai oleh pihak Polres Labuhanbatu.
Pasca Muhadi tak ada kabar, pihak keluarga pernah berusaha mencari. Bahkan sampai kehabisan dana untuk mencari sampai ke luar pulau Jawa.
"Sudah dikabarkan meninggal gitu. Jadi ya sama saja. Sudah sempat dicari sampai ke Jambi, saya ke sana tapi pulang lagi kehabisan dana," ungkap Ali Fattah.
Menghilang Selama 30 Tahun, Kakek 70 Tahun Ditemukan
Kisah pilu dialami Muhadi. Akibat menjadi korban penipuan agen pencari kerja, ia terdampar di Labuhanbatu, Sumatera Utara selama sekira 30 tahun.
Berikut videonya.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun harus tetap teguh dan tangguh menghadapi setiap godaan tersebut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menyematkan penutup kepala tanjak kepada Mahfud yang merupakan simbol penerimaan sebagai keluarga besar adat Melayu.
Baca SelengkapnyaSalah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria kelahiran 13 Mei 1957 di Omben, Sampang Madura ini merupakan anak dari pasangan Mahmodin dan Suti Khadidjah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.
Baca Selengkapnya"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaKaget melihat korban tengkurap di depan kamar mandi, Iwan kemudian memberitahu istri dan kerabat lainnya.
Baca SelengkapnyaAda saja cerita tak terduga yang terjadi selama mudik ke kampung halaman.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca Selengkapnya