Dividen Adalah Pembagian Laba Pada Pemegang Saham, Ini Jenis dan Cara Perhitungannya
Merdeka.com - Dividen adalah pembagian laba untuk pemegang saham berdasarkan saham yang dimiliki. Pembagian itu akan mengurangi laba yang tersedia dan ditahan perusahaan.
Dalam akuntansi dividen ialah keuntungan atau laba yang didapatkan oleh pemilik saham berasal dari untungnya perusahaan ketika menjalani sebuah usaha selama satu periode. Namun perlu diketahui, tidak semua keuntungan perusahaan tersebut dibagi dalam dividen, yang pada nantinya akan digunakan kembali oleh pihaknya sebagai modal ekspansi untuk membuat usahanya menjadi lebih besar.
Biasanya, perusahaan memiliki beberapa acuan saat akan melakukan pembayaran dividen. Besar kecilnya pembayaran diputuskan oleh pemegang saham dengan melakukan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Dividen sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Cash Dividend, Stock Dividend, Property Dividend, Skrip Dividend dan Liquidating Dividend, berikut penjelasan selengkapnya serta cara perhitungannya yang sudah dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber.
Cash Dividend (Tunai)
Jenis dividen yang pertama adalah Cash Dividend atau dividen tunai. Dividen jenis ini dibayarkan kepada sang pemilik atau pemegang saham dalam bentuk uang secara tunai.
Dividen tunai ini menjadi jenis yang paling kerap digunakan oleh berbagai perusahaan. Selain itu, dividen jenis ini merupakan jenis yang menjadi favorit banyak pemegang saham.
Stock Dividend (Saham)
Selanjutnya ada jenis dividen saham atau Stock Dividend yang diberikan dengan bentuk saham. Jenis ini pada nantinya akan mampu membuat jumlah saham yang beredar menjadi meningkat.
Jika pembayaran dividen dengan bentuk saham ini dilakukan, maka posisi likuiditas suatu perusahaan tak akan mengalami perubahan. Hal tersebut lantaran pembayaran dengan dividen saham ini bukan bagian dari arus kas sebuah perusahaan.
Property Dividend (Barang)
Kemudian ada jenis Property Dividend yang merupakan jenis dividen yang dibagikan dalam bentuk barang, selain kas. Akan tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam melakukan pembagian dividen barang ini.
Sebuah perusahaan harus memastikan barang yang dibagikan merupakan barang yang bisa dibagi. Tak hanya itu, harus dipastikan juga pembagian dividen yang dilakukan suatu perusahaan tak dapat mengganggu dan memiliki pengaruh secara berkala.
Skrip Dividend (Utang)
Dividen juga dapat diberikan dalam bentuk skrip atau janji utang, jenis ini disebut sebagai Skrip Dividend. Pada nantinya, dalam skrip yang sudah ada akan dicantumkan jumlah tertentu guna dibayarkan kepada pemegang skrip.
Dalam skrip tersebut juga akan dicantumkan waktu jatuh tempo untuk membayarnya. Penerapan dividen menggunakan jenis ini akan membuat suatu perusahaaan memiliki utang, namun dalam jangka yang pendek.
Liquidating Dividend
Berbeda dengan jenis dividen lainnya, Liquidating Dividend ini tidak berasal dari keuntungan yang diperoleh dari perusahaan. Jenis Liquidating Dividend ini merupakan kebalikan dari semua jenis yang dividen yang sudah ada.
Pemberian Liquidating Dividend, dividen yang dibagikan sendiri akan mengacu terhadap pengurangan modal dari suatu perusahaan.
Cara Perhitungan Dividen
Dikutip dari Wikipedia, berikut adalah cara perhitungan dividen yang biasa digunakan oleh perusahaan.
1. Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio berapa banyak laba perusahaan yang dibagi menjadi dividen kepada pemegang saham. Contoh sederhana:
Laba bersih PT. ABC merupakan Rp 1.000.000.000,-.PT. ABC memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 500.000.000,- kepada pemegang saham.DPR = 500.000.000 / 1.000.000.000 * 100% = 50%.Jadi, Dividend Payout Ratio (DPR) dari PT. ABC adalah 50%.
2. Dividend Per Share (DPS) ialah dividen per lembar saham. Angka ini didapat dari pembagian dividen perusahaan dengan jumlah total lembar saham.
Contoh sederhana:
PT. ABC memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 500.000.000,- kepada pemegang saham.Jumlah total lembar saham dari PT. ABC adalah 1 juta lembar.DPS = 500.000.000 / 1.000.000 = Rp 500,-.Jadi, Dividend Per Share (DPS) atau dividen per lembar yang diterima oleh pemegang saham adalah Rp 500,-
3. Dividend yield merupakan perbandingan seberapa besar dividen yang dibagi perusahaan terhadap harga saham yang sedang beredar.
Contoh sederhana:
Dividend Per Share (DPS) dari PT. ABC adalah Rp 500,-.Harga saham PT. ABC adalah Rp 10.000,-.Dividend yield = 500 / 10.000 * 100% = 5%.Jadi, dividend yield dari PT. ABC adalah 5%.
(mdk/bil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya
Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.
Baca SelengkapnyaContoh Kata Keterangan, Lengkap Beserta Jenis dan Penjelasannya
Kata keterangan adalah jenis kata yang memberikan informasi tambahan atau detail mengenai kata lain dalam kalimat, kecuali kata benda
Baca SelengkapnyaKesenjangan adalah Perbedaan yang Tak Seimbang, Ketahui Berbagai Contohnya
Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebutkan Asas Pemilu di Indonesia, Inilah Penjelasannya
Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Baca SelengkapnyaJenis Surat Suara Pemilu yang Patut Diketahui, Simak Penjelasannya
Surat suara bukan hanya secarik kertas, melainkan sebuah instrumen demokratis yang menggambarkan kehendak rakyat.
Baca SelengkapnyaBagaimana Proses Gurun Terbentuk? Begini Penjelasannya
Gurun merupakan dataran yang umumnya berupa hamparan pasir yang luas. Namun bagaimana proses terciptanya?
Baca SelengkapnyaPerbedaan Kambing PE dan Jawa Randu, Ini Penjelasan Lengkapnya
Kambing terdiri dari banyak jenis dan masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri.
Baca SelengkapnyaFungsi Lembaga Keluarga dan Karakteristiknya, Lembaga Sosial yang Memiliki Peran Penting
Keluarga adalah lembaga sosial terkecil yang berperan penting.
Baca SelengkapnyaMenag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan
Menag Singgung Perbedaan Awal Ramadan 2024: Yang Beda Tak Perlu Dipersalahkan
Baca Selengkapnya