Tips Mengelola Usaha dan Sukses Bisnis di Ruang Digital

Merdeka.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar webinar bertajuk "Seluk Beluk Meraup Untung di e-Commerce”. Webinar ini dilaksanakan pada Senin (8/8) diikuti berbagai komunitas digital di DKI Jakarta dan Banten.

Owner Arkasa Group Alfindra Amanda mengatakan, kesuksesannya berbisnis pakaian karena mengalihkan tokonya dari konvensional ke online.

“Empat tahun menjalankan bisnis secara konvensional, toko saya tidak mengalami perkembangan signifikan. Akhirnya saya putuskan untuk mempelajari dunia bisnis digital sehingga bisa sukses sekarang ini. Kerja sama perusahaan saya dengan brand-brand ternama juga karena bisnis digital," ujar Alfindra dalam rilisnya.

Arkasa juga mengatakan untuk bisa sukses di toko virtual, harus fokus dan memanfaatkan semua peluang. Tips sukses bisnis virtual adalah kita harus fokus, membangun satu personal branding kserta terus mengembangkan website atau aplikasi e-Commerce yang dipakai dengan memanfaatkan semua fitur-fitunya. Selain itu manfaatkan digital marketing untuk promosi kepada audien.

Sementara Muhammad Miqdad Nizam Fahmi, Ketua bidang Pengembangan Ekonomi UMKM Sobat Cyber Indonesia, berpendapat masyarakat Indonesia tidak bisa melepaskan kegiatan sehari-hari dari internet. Transisi masyarakat ke ruang digital bisa menjadi hal positif bagi entrepreneur dan pelaku bisnis online.

"Pengguna media sosial yang terus meningkat juga menjadi sarana baru bisnis digital," jelasnya.

Menurutnya, media digital seperti media sosial menjadi ruang bisnis yang mudah dan memiliki banyak kelebihan. Mengembangkan toko virtual atau bisnis digital memberikan kemudahan kepada kita, karena caranya mudah dan dapat menjangkau audiens dari mana saja. Selanjutnya biaya promosi di media digital tidak mahal dan kita bisa menargetkan juga audien yang ingin disasar.

Dirgantara Wicaksono (konten kreator) menyatakan pelaku bisnis digital harus memperhatikan keamanan media digitalnya.

“Amankan perangkat digital dan identitas kita dengan tidak memberikan akses ke sembarang orang. Kenali dengan siapa kita berinteraksi agar sebagai penjual atau pembeli pun tidak menjadi korban penipuan," papar dia.

CEO Guru Youtuber ini melanjutkan, keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan dunia digital. “Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengurangi risikonya. Selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua yang kita dapat dan temui di internet, serta pahami berbagai ancaman dan risiko di dunia digital dan media sosial.”

Vivid Devianti dari Komisi Edukasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) menambahkan, media sosial saat ini menjadi peluang bagi pelaku usaha berlatar budaya seperti penjual souvenir etnik dan oleh-oleh khas daerah, serta beralih dari toko konvensional ke toko virtual.

“Promosikan produk unik dan khas daerah kita seperti oleh-oleh dan souvenir yang selama ini kita hanya menjualnya dengan memanfaatkan wisatawan dan pembeli yang datang ke daerah kita. Beralih ke toko online dengan memanfaatkan platform e-commerce untuk menjual produk tersebut tanpa harus menunggu pembeli datang ke toko fisik,” jelas Vivid.

Berdasarkan data We Are Social-Hootsuite Februari 2022, di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet dengan pengguna media sosial aktif mencapai 191,4 juta. Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 berada pada level “sedang” dengan skor 3,49. Pengukuran dengan Kerangka Indeks Literasi Digital tahun 2021 ini menggunakan empat pilar, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.

Kemenkominfo RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital.