Profesi Data Scientist Masih Menjanjikan
Merdeka.com - CEO Pacmann AI, Adityo Sanjaya mengatakan saat ini masih ada kesenjangan antara kebutuhan industri dengan ketersediaan Data Scientist. Salah satu alasannya adalah keterbatasan pendidikan formal Data Science di Indonesia.
Selain itu, kata dia, untuk bisa menjadi Data Scientist andal perlu pemahaman mendalam lintas keilmuan, yakni matematika dan statistik, pemrograman, serta domain knowledge yang bersangkutan.
"Data Scientist yang dicari oleh industri itu yang punya pemahaman mendalam. Saya berani bilang, Data Scientist yang benar-benar memenuhi kriteria tersebut di Indonesia belum terlalu banyak," kata Adit dalam keterangan persnya, Kamis (17/6)
Dia juga menekankan, "Untuk bisa punya pemahaman mendalam, belajarnya enggak bisa buru-buru. Makanya, kelas Data Science kami di Pacmann AI durasi belajarnya bisa sampai setahunan."
Selaras dengan perkembangan Massive Open Online Course (MOOC), akses pendidikan berkualitas pun semakin banyak dirasakan oleh banyak orang di dunia. Namun, MOOC yang notabene merupakan pembelajaran daring memiliki tantangan tersendiri.
Selain kendala teknis yang bergantung pada koneksi internet, terdapat tantangan lain. Sebut saja kelelahan akibat terlalu lama melihat layar dan kebosanan karena proses belajar yang monoton.
Tidak jarang, siswa mendapati kesulitan untuk mempraktikkan materi secara langsung bersama dengan pengajar dan siswa lainnya. Padahal, penelitian Koedinger et al (2015) terhadap 27.720 peserta MOOC menunjukkan bahwa peserta yang mempraktikkan langsung materi belajar di MOOC meraih hasil ujian lebih baik dibandingkan mereka yang hanya membaca dan menonton materi itu.
Menyikapi isu ini, Adit menilai pembelajaran daring yang pengajar dan siswanya saling berinteraksi dapat menjadi salah satu solusi.
"Terutama untuk belajar Data Science, siswa perlu banyak berlatih mengerjakan kasus atau proyek Data Science agar kemampuannya semakin terasah dan siap menghadapi kasus-kasus nyata di industri," tutur Adit menegaskan.
Dalam menyelenggarakan kelas Data Science, Pacmann AI merancang kurikulum Non-Degree Program yang diharapkan dapat memfasilitasi siswanya belajar Data Science sebaik mungkin.
Tidak hanya belajar, siswa juga dapat berdiskusi di luar kelas dengan asisten pengajar dan siswa lainnya, mengerjakan kasus terkait Data Science setiap pekan, hingga mengerjakan proyek Data Science pada akhir pembelajaran yang selevel dengan kasus di industri.
"Kurikulum Non-Degree Program ini terdiri dari paket kelas dengan materi mendalam yang bisa dibilang setara dengan kurikulum Data Science di kampus-kampus ternama dunia. Jadi kami yakin, lulusan kami bisa diserap dan bersaing di industri," ujar Adit
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Andi menyoroti AI yang menjadi tantangan tersendiri ke depannya.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi disrupsi teknologi yang sangat pesat, pemerintah membutuhkan para pembelajar muda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengembangan talenta yang selama ini dilakukan PTSI telah terbukti memiliki andil dalam penguatan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaPlatform berbasis AI ini mencakup lingkup pendidikan hingga pola asuh anak dalam perspektif islami.
Baca SelengkapnyaSayangnya, keberhasilan algoritma ini juga memunculkan pertanyaan tentang etika dan privasi data.
Baca SelengkapnyaTren jumlah pendatang baru usai Lebaran atau arus balik adalah naik turun selama empat tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPerubahan ini mencerminkan bagaimana AI menggantikan lapangan kerja di industri.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar para mantan ajudan Presiden Joko Widodo yang kini semuanya sudah menjadi Jenderal TNI.
Baca Selengkapnya