Gunung Es Berukuran 4000 km Tercabut dari Akarnya, Dampak Besar akan Terlihat di Depan Mata
Gunung es terbesar di dunia bernama A23a yang berukuran 4.000 km akan hanyut dan bergerak menuju lautan terbuka, setelah 40 tahun menempel di dasar lautan.
Mengutip dari Science Alert dan NPR, Selasa, (5/11), gunung es A23a dijuluki sebagai monster berg, karena memiliki tebal sekitar 400 meter (1.300 kaki), serta permukaan yang lebarnya empat kali lebih luas dibandingkan kota New York.
“Secara keseluruhan gunung es A23a itu setara dengan satu triliun ton es. Sehingga sulit untuk memahami seberapa besar dan luasnya bongkahan es ini,” ujar Ted Scambos, Ilmuwan dan peneliti senior, University of Colorado Boulder.
Ketika dikabarkan mulai bergerak dari tempat aslinya, satelit Copernicus Sentinel-1 kepunyaan European Space Agency (ESA), langsung mengawasi pergerakannya.
Setelah diteliti, ternyata gunung es ini sudah terdorong oleh angin dan arus.
Para ilmuwan memperkirakan A23a saat ini telah berpindah dengan kecepatan sekitar 4,8 km (3 mil) setiap harinya.
Oleh sebab itu, ESA menjelaskan bahwa gunung es A23a akan menyusut dan lepas dari permukaan tanah, lalu mengapung di lautan.
Para ilmuwan juga memprediksikan bahwa gunung es dari sektor Weddell ini kemungkinan besar akan berakhir di Iceberg Alley, Atlantik Selatan.
Namun, hal tersebut juga belum dapat dipastikan dengan benar. Sebab, menurut Scambos, jika A23a tidak terdampar atau berhenti di perairan yang dangkal dan hangat masa gunung es ini bisa saja terbawa ke Afrika hingga Samudera Hindia.
berita untuk kamu.
“Bongkahan dari A23a bahkan dapat hanyut hampir mengelilingi Bumi, seperti yang terjadi pada beberapa gunung es yang pernah mengalami perpindahan tempat,”
Ted Scambos, Ilmuwan dan peneliti senior, University of Colorado Boulder.
Berpindahnya gunung es A23a ini bukan hanya menggemparkan yang disebabkan oleh ukurannya yang sangat besar. Tetapi, bergesernya gunung es terbesar ini akan berdampak besar, khususnya bagi kehidupan di dasar laut. Sebab, bongkahan A23a akan merusak habitat makhluk di lautan.
"Akan ada banyak kehidupan dan ekosistem laut yang hancur total ketika bongkahan dari gunung ini melewatinya,"
Ted Scambos, Ilmuwan dan peneliti senior, University of Colorado Boulder.
- Fauzan Jamaludin
Belum diketahui penyebab wabah ini tak kunjung hilang.
Baca SelengkapnyaBahkan oleh pelayan keluarganya sendiri, ia dikatakan “der depperte”.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah alasan mengapa ini menjadi petanda buruk menurut ilmuwan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sudah berkali-kali ilmuwan menghitungnya. Setiap kali diukur hasilnya tak sama.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.
Baca SelengkapnyaBerikut alasan mengapa NASA membatalkan perjalanan ke stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaJalur pesawat ini tidak seperti pada umumnya. Dekat dengan jalan yang kerap dilewati penduduk.
Baca SelengkapnyaSaat itu konon mereka tidak tahu bagaimana cara penggunananya.
Baca SelengkapnyaJika penelitian berhasil, maka ada secercah harapan bagi kaum laki-laki yang mengalami nasib ini.
Baca Selengkapnya