Gambaran Masa Depan Manusia saat AI Ambil Alih Dipamerkan Para Peneliti

Merdeka.com - Ada yang menarik dari sebuah pameran yang digelar oleh para peneliti. Sebuah pameran museum memberi gambaran kondisi dunia pasca kehadiran artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan (AI) mengambil alih.

Digambarkan dalam pameran museum itu adalah ketika sebagian umat manusia telah musnah dan tergantikan oleh AI. Bagaimana gambaran di masa itu?

Dilaporkan IFLScience, Kamis (16/3), melalui pameran Misalignment Museum di San Francisco, ingin memberikan kesadaran kepada para pengunjung akan hebatnya AI untuk berpikir dan melakukan tugas layaknya manusia.

Tim pengelola mengungkapkan tujuan mereka adalah menciptakan ruang untuk merefleksikan teknologi itu sendiri dan berpikir kritis tentang Kecerdasan Buatan dan implikasinya.

"Harapan kami adalah untuk menginspirasi dan membangun dukungan untuk merumuskan upaya memperkecil risiko yang dapat kami ambil untuk memastikan masa depan yang positif karena AI terus berkembang," ungkap mereka melalui situs webnya.

Pameran tersebut mencakup sambutan ramah dari mesin, bertuliskan "maaf telah membunuh sebagian besar umat manusia". Pameran tersebut mencakup sejumlah instalasi, mulai dari The Creation of Adam karya Michelangelo yang dikategorikan oleh AI, hingga tim kaleng spam yang didukung oleh model bahasa yang dilatih pada versi "piggy" dari Brave New World karya Aldous Huxley yang mencoba menceritakan kisah mereka sendiri.

Pameran ini juga menampilkan percakapan palsu yang cukup meyakinkan antara Werner Herzog yang dihasilkan AI dan filsuf Slavoj Žižek.

Sementara itu di sisi lain, para peneliti melakukan survei dan menemukan bahwa sebesar 73 persen responden sepakat bahwa kehadiran AI dapat mengarah pada perubahan sosial revolusioner di abad ini, setidaknya pada skala revolusi industri.

Kecerdasan buatan diperkirakan akan berkembang dalam tujuh tahun kedepan, meskipun ada juga survei terhadap peneliti AI yang berpendapat bahwa AI akan maksimal di sekitar tahun 2050.

Reporter magang: Safira Tiur Margaretha