Burung Ini Bisa Terbang "Tanpa" Mengepakkan Sayapnya
Rekor didapatkan oleh burung ini. Ia hanya "sesekali" mengepakan sayapnya.
burung kondor![Burung Ini Bisa Terbang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/1200x630/bg/newsOg/2024/4/21/1713654259076-nnffx.jpeg)
Rekor didapatkan oleh burung ini. Ia hanya "sesekali" mengepakan sayapnya.
![Burung Ini Bisa Terbang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/21/1713653964705-j82yn.jpeg)
Burung Ini Bisa Terbang "Tanpa" Mengepakkan Sayapnya
Kebanyakan burung melakukan pergerakan mereka dengan cara terbang.
Meskipun demikian, tidak seemua penerbangan burung hanya dilakukan dengan mengepakkan sayapnya saja.
Burung bisa saja terbang tanpa mengepakkan sayapnya, yaitu dengan cara meluncur.
![Burung Ini Bisa Terbang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/21/1713654057765-bfds2.jpeg)
Mengutip dari IFLScience, Associated Press, dan The Guardian, Minggu (21/4), burung kondor andes (Vultur gryphus) memegang rekor sebagai spesies burung yang paling sedikit mengepakkan sayapnya selama dalam penerbangan.
Burung yang bisa ditemui di Pegunungan Andes, Amerika Selatan ini bisa mempunyai rentang sayap yang lebar, yaitu hingga 3,2 meter.
Burung ini juga memiliki tubuh yang besar, yaitu bisa mencapai berat 15 kg.
Dengan tubuhnya yang sangat besar tersebut, kondor andes juga menjadi burung terberat yang bisa terbang tinggi di angkasa.
Rekor terbang tanpa mengepakkan sayap tersebut diketahui setelah tim peneliti dari Universitas Swansea dan Universitas Nasional Comahue melacak delapan burung kondor andes dalam rentang waktu lima tahun dengan menandai mereka menggunakan perangkat GPS dan alat perekam yang bisa mencatat jumlah kepakan sayap mereka.
![Burung Ini Bisa Terbang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/21/1713654121097-px7zq.jpeg)
- Setelah Lebih dari 40 Tahun, AS Bakal Mendarat Lagi di Bulan Pekan Ini
- Saat sedang Menyusuri Gua, Dua Pemuda Ini Tak Sengaja Temukan Lubang Terdalam di Bumi
- Viral Warga Tangkap Ular Berkepala Dua Depan dan Belakang Ramai di Medsos, Begini Wujudnya
- Penemuan Tengkorak ini Ungkap Cara Bangsa Mesir Kuno Obati Kanker
- Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Ketua DPC PSI Gubeng Surabaya Ditangkap Polisi
- Pesan Ganja Lewat Jasa Ekspedisi, Ternyata Paketnya Dibuntuti Bea Cukai dan Polisi
Secara menakjubkan, burung-burung tersebut hanya mengepakkan sayap selama 1% dari keseluruhan waktu terbang mereka.
Kebanyakan kepakan sayap, lebih dari 75%, dilakukan ketika kondor andes melakukan gerakan lepas landas.
Bahkan, terdapat satu burung yang bisa terbang tanpa mengepakkan sayapnya selama lima jam atau dalam jarak 172 km.
![Burung Ini Bisa Terbang](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/feedImage/2024/4/21/1713654174900-d4moq.jpeg)
“Kondor adalah pilot yang hebat, tetapi kami hanya tidak menduga bahwa mereka akan memiliki kehebatan yang sedemikian rupa,” kata Profesor Emily Shepard, ahli Biologi dari Universitas Swansea yang terlibat di dalam penelitian ini.
Bagi burung kondor andes, pengepakkan sayap di udara akan memakan banyak energi karena berat yang mereka punyai.
Oleh karena itu, mereka lebih memilih meluncur dengan memanfaatkan angin, arus udara panas, serta aliran udara yang didorong ke atas karena bentuk daratan agar tetap bisa berada di udara.
Cuaca juga tampaknya tidak terlalu berpengarah terhadap apakah kondor andes harus mengepakkan sayapnya atau tidak.
Sergio Lambertucci, ahli biologi dari Universitas Nasional Comahue yang menjadi salah satu peneliti dalam studi ini, mengatakan bahwa keahlian kondor andes untuk terbang dan meluncur merupakan hal yang penting dalam kehidupannya sebagai pemakan bangkai.
Kondor andes perlu waktu berjam-jam untuk mengelilingi pengunungan tinggi untuk mencari makanannya, yang berupa bangkai.
Semua burung yang dilacak merupakan burung yang belum dewasa. “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa burung yang belum berpengalaman sekalipun dapat menempuh jarak yang sangat jauh di atas darat tanpa mengepakkan sayap,” tulis para peneliti.
Alat pelacak yang ada di burung kondor andes diprogram untuk lepas dari tubuhnya selama beberapa saat.
Meskipun begitu, alat tersebut tidak diprogram untuk menentukan tempat penjatuhannya.
Terdapat alat yang jatuh ditempat yang sulit, seperti pada sebuah sarang di tebing besar di tengah Pegunungan Andes, yang mempersulit pengambilan alat tersebut bagi para peneliti.