Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bagaimana lebah bisa buat sarang berbentuk heksagonal sempurna?

Bagaimana lebah bisa buat sarang berbentuk heksagonal sempurna? Ilustrasi lebah. ©shutterstock.com/Tischenko Irina

Merdeka.com - Sarang lebah yang kita temui sehari-hari semuanya adalah kumpulan dari heksagonal (ruang sisi enam) sempurna berbentuk mini. Tidak pernah ada sarang yang terdiri dari kumpulan ruang berbentuk lingkaran, segitiga, atau pun persegi. Mengapa bisa demikian?

Seorang pakar matematika dari zaman romawi kuno sekitar 36 BC, Marcus Terentius Varro, memberikan dua logika sederhana untuk menjawab hal tersebut. Alasan yang pertama menyatakan jika bentuk heksagonal membuat lebah mampu menyimpan lebih banyak madu. Sedangkan alasan kedua menyatakan jika lebih sedikit zat lilin yang diperlukan untuk membuat sarang dengan dasar heksagonal.

Kini 2000 tahun kemudian, Alan Lightman, seorang fisikawan dan penulis membuktikan jika dugaan dari Varro benar adanya.

Lewat tulisan yang di publikasikan di Majalah Orion tahun lalu, Lightman mengungkapkan jika lebah-lebah bekerja secara bersama-sama untuk membangun sarang. Mereka terbukti tidak menunggu giliran yang malah akan menghabiskan waktu. Sistem kerja 'gotong-royong' inilah yang menjadi kunci sempurnanya bentuk heksagonal dari sarang lebah.

Karena bekerja secara serentak, lebah-lebah harus memperhitungkan ukuran kolom yang dibuat. Untuk memudahkan pekerjaan, mereka lantas membentuk kolom heksagonal dengan ukuran sisi yang sama agar seluruh lebah bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang sama. Oleh sebab itu, sarang lebah nampak seperti sebuah teka-teki gambar untuk anak SD, karena memang seluruh sisinya sama persis.

Bentuk heksagonal juga dipercaya penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sarang yang dibuat. Hal ini juga telah diamini oleh teori matematika yang menyatakan hanya ada tiga bangun yang bisa menempati sebuah bidang datar, yakni segitiga sama sisi, persegi, dan heksagonal, Gizmodo 916/6).

Lalu mengapa lebah memilih bentuk heksagonal ketika membuat sarang?

Ahli biologi kenamaan, Charles Darwin, punya teori tersendiri untuk menjawab hal tersebut. Dia beranggapan jika bentuk heksagonal merupakan bentuk paling 'ekonomis' dan efisien untuk membangun sebuah sarang. Ketika menggunakan bentuk heksagonal, lebah membutuhkan lebih sedikit pekerja dan zat lilin untuk membuat sebuah struktur sarang lengkap. Lightman juga menambahkan jika ruang heksagonal memberikan konstruksi yang lebih padat pada sarang.

Tak mengherankan jika banyak orang yang mengatakan lebah rajin dan pintar dari pada manusia. Jika tak percaya tengok saja sarangnya.

(mdk/bbo)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
image Rekomendasi
Ingin Cepat Diberi Keturunan, Begini Potret Kedekatan Angga Wijaya dengan 2 Putri Sambungnya

Ingin Cepat Diberi Keturunan, Begini Potret Kedekatan Angga Wijaya dengan 2 Putri Sambungnya

Angga Wijaya berharap cepat diberi keturunan dari pernikahannya dengan Nurul Kamaria atau akrab disapa Anna, meski sang istri sudah memiliki dua anak.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?

Daftar Gaji dan Bonus Astronot mulai dari NASA sampai Badan Antariksa China, Mana yang Paling Tinggi?

Berikut adalah daftar gaji plus bonus yang didapatkan astronot di dunia.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'

Momen Ariel Peluk Alleia di Atas Panggung, Sang Anak 'Basah Banget'

Alleia sempat protes lantaran tubuh sang papa dipenuhi keringat.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari

Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari

Mumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.

Baca Selengkapnya icon-hand
image Rekomendasi
Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya

Ilmuwan Temukan 1.700 Lempengan Kuno Berisi Kalimat Kutukan yang Mirip dengan Kitab Wahyu, Begini Bunyinya

Temuan ini merupakan hasil proyek penelitian Universitas Johannes Gutenbreg Mainz (JGU) di Jerman.

Baca Selengkapnya icon-hand
Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari

Peneliti Dibikin Bingung, Mayat Pria Ini Tiba-Tiba Berubah Jadi Mumi Hanya dalam 16 Hari

Mumifikasi alami adalah proses yang memerlukan waktu dan biasanya memakan waktu beberapa minggu hingga 6-12 bulan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Sasar Korporasi dan Pendidikan, LG Indonesia Rilis Ragam Produk dengan Teknologi Layar Terkini

Sasar Korporasi dan Pendidikan, LG Indonesia Rilis Ragam Produk dengan Teknologi Layar Terkini

LG Indonesia menyasar korporasi dan pendidikan dari produk baru yang diluncurkan dengan beragam teknologi layar terkini.

Baca Selengkapnya icon-hand
Siku dan Bahu Manusia Hasil Evolusi dari Primata yang Hidup di Pohon, Berfungsi sebagai 'Rem'

Siku dan Bahu Manusia Hasil Evolusi dari Primata yang Hidup di Pohon, Berfungsi sebagai 'Rem'

Siku dan bahu berfungsi sebagai 'rem', ketika primata aktif memanjat pohon.

Baca Selengkapnya icon-hand
Batu Bara Rendah Kalori Bisa Bermanfaat untuk Pertanian, Ini Hasil Penelitian UGM

Batu Bara Rendah Kalori Bisa Bermanfaat untuk Pertanian, Ini Hasil Penelitian UGM

Teknologi ekstraksi asam humat dikembangkan UGM bekerja sama dengan PT Bukit Asam.

Baca Selengkapnya icon-hand
FOTO: Melihat Para Peneliti Meksiko Periksa Dua Tubuh Mumi Alien Menggunakan Alat CT Scan

FOTO: Melihat Para Peneliti Meksiko Periksa Dua Tubuh Mumi Alien Menggunakan Alat CT Scan

Peneliti kembali periksa dua mumi alien yang menggegerkan sidang kongres Meksiko menggunakan CT scan.

Baca Selengkapnya icon-hand
Jerman Telusuri Keluarga dari 1.100 Tengkorak Orang Afrika yang Dicuri, Ternyata Ada yang Masih Hidup

Jerman Telusuri Keluarga dari 1.100 Tengkorak Orang Afrika yang Dicuri, Ternyata Ada yang Masih Hidup

Diyakini tengkorak ini diambil dari pemakaman dan berbagai situs pemakaman di seluruh dunia. Kemudian mereka dibawa ke Jerman untuk eksperimen "ilmiah".

Baca Selengkapnya icon-hand
Jokowi: Semua Negara Takut dengan AI, Regulasinya Belum Ada

Jokowi: Semua Negara Takut dengan AI, Regulasinya Belum Ada

Jokowi mengakui semua negara merasa takut terhadap kemunculan AI.

Baca Selengkapnya icon-hand