AS Mulai Batasi Chipset AI ke Arab Saudi, Ini Penyebabnya
Beberapa negara Timur Tengah mulai menjadi pantauan AS terkait chipset AI.
Beberapa negara Timur Tengah mulai menjadi pantauan AS terkait chipset AI.
AS Mulai Batasi Chipset AI ke Arab Saudi, Ini Penyebabnya
"Perang teknologi" antara Amerika Serikat (AS) dan China masih terus berlangsung hingga sekarang.
Tidak hanya mempengaruhi kedua negara tersebut, kondisi ini juga mulai memberikan efek pada beberapa negara lain, termasuk negara-negara di Timur Tengah. Mengapa?
AS dilaporkan mulai membatasi ekspor beberapa chipset komputer ke Timur Tengah. Diduga, AS khawatir bahwa chipset yang mendukung teknologi Artificial Intelligence (AI) ini bisa dikirim ke China.
Dilaporkan dari Deutsche Welle, Kamis (5/10), hal ini disebabkan hubungan China dan Timur Tengah yang mendekat selama beberapa tahun terakhir.
AS khawatir bahwa China dapat melihat negara-negara Timur Tengah sebagai sarana mendapatkan akses terhadap chipset ini tanpa adanya pembatasan.
Kemesraan yang Dicurigai
Sebuah studi yang diterbitkan pada bulan Agustus tahun ini menunjukkan bahwa Arab Saudi tengah menjalin kerja sama dengan China dalam bidang teknologi dan ilmiah.
Terlebih, sejumlah besar mahasiswa dan guru di Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah (KAUST) di Arab Saudi adalah orang China.
Hubungan kerja sama antara universitas ini dengan berbagai organisasi penelitian di China juga semakin berkembang karena hubungan pribadi.
Arab Saudi, UEA, dan Qatar memandang transformasi digital akan sangat berguna dalam melakukan diversifikasi dari ekspor minyak mereka.
Pada akhir tahun ini, seharusnya KAUST mendapatkan 3.000 chip H100 canggih milik Nvidia, perusahaan berbasis AS yang memproduksi chip komputer tercanggih di dunia.
Tetapi sekitar sebulan yang lalu, perusahaan ini mengatakan akan membatasi ekspor chip tersebut ke beberapa negara Timur Tengah.
Negara Timur Tengah yang Diawasi AS
Daftar negara yang terpengaruh tidak benar-benar disebutkan, tetapi seorang profesor yang mengajar kebijakan luar negeri AS di American University of Washington, John Calabrese, memiliki beberapa prediksi.
“Tebakan terbaik saya mengenai negara-negara yang paling diawasi adalah Iran, Arab Saudi, dan UEA,” ujarnya.
Menurutnya, Iran telah menunjukkan tingkat kemampuan ‘peretasan’ yang tinggi. Arab Saudi dan UEA memiliki kemampuan finansial. Qatar dan Israel mungkin juga disebutkan namanya.
“Dalam semua kasus ini, tampaknya ada pembenaran ‘keamanan nasional’ yang masuk akal,”
John Calabrese, Profesor Kebijakan Luar Negeri AS dari American University of Washington.