7 Keluaran Google ini dianggap sebagai produk gagal!
Merdeka.com - Sejak Google didirikan pada 1998 lalu, Google telah berkontribusi banyak pada dunia teknologi. Entah jadi apa kita kalau di era internet kita tak mengenal Google sebagai search engine ternama.
Dalam perjalanannya, Google tak hanya jadi sebuah mesin pencari saja. Seringkali Google merilis sebuah produk untuk mempermudah kehidupan kita para penggunanya. Banyak yang berhasil, seperti Chromecast dan juga Chromebook. Namun jika disebutkan, yang gagal pun juga banyak.
Dengan menasbihkan dirinya sebagai produsen hardware dengan merilis smartphone Pixel dan berbagai perangkat lainnya, kita harap Google tak lagi memproduksi berbagai perangkat atau jejaring sosial yang dianggap 'produk gagal' lagi. Berikut di tujuh di antaranya.
Google TV
Google mencoba peruntungan di industri perangkat rumah cerdas dengan membuat Smart TV. Menggandeng Intel, Sony, dan Logitech, Oktober 2010 adalah momen di mana Google TV generasi pertama lahir. Di generasi selanjutnya, Google menggandeng LG, Samsung serta Vizio. Bahkan Google merilis Asus Cube sebagai generasi terbarunya. Tapi ternyata bahkan nama-nama tersebut tak sampai di telinga masyarakat.
Google TV bukannya gagal karena buruk, namun kompetitornya jauh lebih baik. Apple TV, Roku, dan Xbox 360 adalah perangkat yang lebih dicari oleh masyarakat. Akhirnya di 2014 Google TV berhenti diproduksi.
Google Glass
Merambah industri aksesoris canggih atau wearable, Google sepertinya kurang beruntung. Dengan desain futuristik layaknya film fiksi ilmiah, tentu ini adalah bentuk yang akan sulit diterima masyarakat.
Meski demikian, para pecinta teknologi cukup terpikat dengan kemampuannya. Namun lama kelamaan, ada saja keluhan datang dari pengguna. keluhan paling banyak adalah mata tegang karena mencoba melihat melalui prisma dari Google Glass.
Sejak dirilis, sebenarnya Google Glass tak memiliki kompetitor. Namun kini Snapchat mengeluarkan Spectacles , kacamata canggih yang dapat merekam video dan tentu akan lebih laris di kalangan anak muda.
Project ARA
Google, sempat ambisius dengan merilis ide proyek besar berkonsep smartphone modular yang bisa di-upgrade bagian demi bagian. Ide yang disebut Project Ara tersebut, benar-benar dianggap sebagai ide menarik oleh masyarakat sehingga jadi isu besar dan dielu-elukan.
Namun proyek ini akhirnya gagal  karena smartphone yang terdiri dari bermacam bagian rupanya terlalu susah untuk direalisasikan, terutama untuk konsumsi luas masyarakat.
Project Ara memberi harapan bahwa seseorang bisa mengupgrade sendiri bagian mana dari smartphone yang dirasa perlu untuk dinaikkan kualitasnya, ketimbang membeli smartphone baru tiap satu atau dua tahun. Namun jika kita renungkan lebih dalam, sebenarnya mengupgrade smartphone tak sesederhana mengganti bagian per bagian. Karena misal jika kita mengupgrade kamera dengan yang lebih berkualitas, kita harus juga harus mengupgrade RAM untuk kekuatan smartphone menopang kamera, serta layar yang lebih bagus pula agar kamera baru kita terlihat memang lebih baik kualitasnya.
Google+
Ingin mendominasi di kancah sosial media, Google+ tak terdengar gaungnya. Semua orang yang memiliki akun Google memang punya Google+, namun mereka tak mempergunakannya.
Konsep 'circles' yang diusung ternyata tidak sesuai dengan keinginan masyarakat dalam bersosial media, yakni ingin membagi konten ke lebih banyak orang. Itulah mengapa Facebook dan Twitter tetap bertahan hingga saat ini.
Berbagai jejaring sosial serupa yang dirili Google antara lain Google Buzz yang hanya bertahan dari 2010 dan 2011, Google Friend Connect yang hidup dari 2008 hingga 2012, serta Hangout yang sampai kini masih hidup namun dengan pengguna yang tersegmentasi.
Google Wave
Banyak yang tidak tahu jika sebuah jejaring sosial bernama Google Wave. Ini merupakan terobosan Google untuk para penggunanya agar bisa berkomunikasi dengan berbagai platform media namun secara real time. Digadang-gadang sebagai 'email masa kini,' tingginya antusiasme masyarakat tak sepadan dengan cara kerja Google Wave yang tak banyak orang cocok.
Setelah diumumkan di Google I/O pada 2009, pada 2012 server Google Wave secara resmi ditutup.
Smartphone Nexus
Ambisi Google untuk menyaingi Apple dengan produk andalannya yakni iPhone, dimulai di tahun 2010 dengan merilis Nexus One. Yap, selama 5 tahun merilis sekitar delapan smartphone Nexus, penjualannya bisa dibilang jauh dari memuaskan. Meski sebenarnya secara performa, smartphone Nexus adalah salah satu yang terbaik.
Akhirnya, Pixel telah dirilis  beberapa hari yang lalu dan ambisi Google untuk menyaingi Apple mungkin akan kesampaian pasca Google kini menjadi produsen hardware .
Android@Home
Pada 2011, Google mencoba peruntungan lebih luas di teknologi rumah cerdas, dengan mengembangkan Android@Home. Konsepnya adalah pengguna bisa mengontrol berbagai hal di rumah, seperti nyala matinya lampu dan elektroni lain, hanya melalui smartphone Android.
Belum terdengar gaungnya, Nest Labs dan Apple Home lebih dulu jadi pilihan masyarakat. Meski demikian, Nest Labs adalah anak perusahaan Alphabet yang juga induk perusahaan Google.
Â
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan memiliki akun Google, Anda bisa menggunakan aplikasi Google Maps dan beberapa aplikasi lain.
Baca SelengkapnyaGoogle terus melakukan efisiensi karyuawan karena ingin mengubah arah perusahaan.
Baca SelengkapnyaSejak awal tahun, CEO Google telah mengabarkan akan terjadi PHK lebih banyak tahun ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
Baca SelengkapnyaMengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?
Baca SelengkapnyaPerubahan ini mencerminkan bagaimana AI menggantikan lapangan kerja di industri.
Baca SelengkapnyaPengertian browser beserta fungsi dan juga jenis-jenisnya.
Baca SelengkapnyaBeragam informasi menyebut Samsung Galaxy S24 punya harga segini.
Baca SelengkapnyaIni daftar lengkap harga Samsung Galaxy S24 di Indonesia. Berminat yang mana?
Baca Selengkapnya