Proses mumifikasi pada jenazah juga bergantung pada lokasi ditemukan. Jika berada di luar ruangan, proses mumifikasi menjadi lebih cepat. Sebaliknya jika dalam ruangan, maka bisa memakan waktu berbulan-bulan.

Hengki mengaku, belum bisa menyimpulkan siapa yang menuliskan pesan dengan kata-kata tertata rapi tersebut. Sebab, telepon genggam digunakan secara bersama-sama oleh para korban yang tinggal di rumah itu.

Saking belum terima kenyataan, Dian Febbyana, anak Margareth selalu menyisiri rambut ibunya dan memberi susu tiap hari.

Mumifikasi adalah metode pembalseman untuk mengawetkan jasad melalui proses tertentu yang bertujuan mengeringkan segala bentuk cairan yang ada di dalam tubuh manusia.

Dian meminta saksi tidak menghidupkan lampu di kamar yang ditiduri Margareth karena ibunya tidak bisa melihat cahaya. Merasa janggal, tanpa sepengetahuan Dian, korban menyalakan lampu ponselnya dan mengarahkan pada Margareth yang ternyata sudah menjadi mayat. Saksi berteriak Allahu Akbar kemudian bergegas keluar rumah.

Namun demikian, Hengki tetap optimis. Dibantu tim forensik dan kerja sama para saksi, akan membawa pasa kesimpulan utuh terkait sebab kematian sekeluarga di Kalideres.

Hengki menjelaskan, di rumah yang menjadi lokasi kejadian perkara sangat banyak ditabur kopi dan diduga dilakukan tetangga yang pertama kali mengetahui kasus ini. Biasanya, kopi memang digunakan untuk menghilangkan bau-bau menyengat.

Polri terus berusaha mengungkap tabir kematian sekeluarga di Kalideres. Sejumlah penyelidikan tengah dilakukan. Salah satunya, memeriksa ponsel dari empat keluarga yang tewas itu.

Hengki memastikan kasus ini masih terus didalami sampai menemukan satu benar merah penyebab kematian sekeluarga tersebut. Sebab kesimpulan sementara ini berdasarkan penyelidikan yang dilakukan, kecil kemungkinan sebab kematian karena pencurian.

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi mengatakan, pihaknya melibatkan banyak pihak dalam perkembangan kasus ini. Meskipun dia menegaskan, kasus ini masih terus diselidiki, belum sampai pada tahap kesimpulan.

Sempat diduga, kematian pasangan suami istri anak dan paman ini karena kelaparan. Tetapi hasil penyelidikan sementara, tak ditemukan sisa makanan pada organ dalam tubuh para korban.

Perkembangan terkini kasus kematian sekeluarga tersebut masih menunggu hasil laboratorium forensik. Hasil lab menjadi penting mengetahui penyebab pasti meninggalnya empat orang tersebut.

Diketahui, sebelumnya warga sempat mencium bau busuk pada Kamis (10/11) yang berujung pada penemuan mayat di salah satu rumah di kawasan Kalideres. Mayat itu terdiri dari sepasang suami-isti RG (71)-RM (66), anak perempuan D (42), dan adik suami atau ipar BG (68).

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan menyebut, dua orang saksi diantaranya merupakan dari pasangan suami-istri Rudyanto Gunawan, dan K. Margaretha Gunawan.

Sudah berulang kali kepolisian melakukan olah TKP kasus tewasnya sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Pada olah TKP terakhir, polisi nampak sudah memiliki titik terang untuk ungkap penyebab kematian. Petunjuk pertama ialah gunungan sampah. Sampah yang telah menggunung itu terdiri dari berbagai macam makanan.

Satu persatu temuan baru didapat kepolisian saat menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus satu keluarga tewas di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkap, salah satu temuan terbaru, yakni ditemukan gunungan sampah di ruangan belakang.

Tim menemukan beberapa fakta baru agar kasus ini mendapat titik terang kasus kematian satu keluarga di Kalideres.

Untuk itu, penyidik mendalami profesi keempat mayat di Kalideres, yakni Rudyanto Gunawan, dan K. Margaretha Gunawan dan Dian serta Budyanto Gunawan di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat.