Kasus Kalideres: Ibu Tewas Sejak Mei Tapi Dianggap Tidur, Saksi Teriak Allahu Akbar
Merdeka.com - Tabir kematian sekeluarga di sebuah rumah di Kalideres mulai menemui titik terang. Polisi berhasil mengungkap kronologi kematian keempat korban yang tinggal satu atap tersebut.
Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi mengatakan, pihaknya melibatkan banyak pihak dalam perkembangan kasus ini. Meskipun dia menegaskan, kasus ini masih terus diselidiki, belum sampai pada tahap kesimpulan.
"Dimana dari proses digital forensik kami temukan fakta bahwa para penghuni rumah keluarga ini jarang berkomunikasi dari pihak luar, sangat jarang," kata Hengky di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11).
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Siapa yang sedang menyelidiki kasus video viral? 'Kami sudah mengidentifikasi keempat korban yang mabuk dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak meniru perilaku tersebut, karena bisa membahayakan kesehatan dan keselamatan,' kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Pol Adam Erwindi di Banjarmasin.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
Hengky mengatakan, dari hasil penyelidikan, ditemukan beberapa pihak yang dihubungi oleh korban sebelum meninggal dunia. Kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan konvensional, penyelidikan deduktif, keterangan saksi.
"Kami menemukan beberapa petunjuk penting terkait dengan proses ini," ujar Hengky.
Yang pertama, dari salah satu penghuni lokasi, ternyata korban pernah menghubungi salah satu nomor. Hal ini terkait penjualan barang-barang yang ada di rumah. Misalnya mobil, motor. Kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV.
"Dan ini sudah kita dapatkan siapa yang membeli, berapa dijualnya, dan sebagainya," katanya.
Jadi, praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, dan barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa dipatahkan.
Namun, lanjut Hengky, ada salah satu pihak yang bisa mengungkap lebih spesifik lagi terkait kasus ini. Dimana salah satu nomor telepon tersebut ditelusuri.
"Kita ambil keterangan saksi, dan akhirnya kita memperoleh 3 orang saksi penting dalam proses penyelidikan kami," tegas dia.
Ternyata, satu orang saksi adalah mediator jual beli rumah. Kemudian dia mengajak rekannya, sama sama mediator penjualan rumah.
Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal di rumah tersebut, atas nama almarhum Budiyanto menghubungi ke para saksi ini untuk menjual rumah tersebut.
"Ada hal yang sangat tidak lazim di sini, pada saat ditemui mediator ini langsung menyerahkan sertifikat asli. Kemudian karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp1,2 miliar, akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini tetap ditolak, suruh pegang lagi," kata Hengky.
Pada tanggal 13 Mei, ternyata mediator ini berteman dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya, diniatkan digadaikan sertifikat rumah ini.
Oleh karena itu, pegawai koperasi simpan pinjam ini tertarik mengingat lokasi perumahan ini memiliki NJOP yang tinggi.
"Pembayaran simpan pinjam itu meminta 50 persen NJOP, baik rumah maupun tanah. Pada saat 5 orang datang ke seputaran rumah dua mediator, satu dari petugas atau pegawai dari koperasi simpan pinjam ini datang ke depan rumah sama-sama masuk ke rumah yang menjadi TKP ini," tutur Hengky.
Pada saat itu diterima oleh almarhum Budianto. Begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei 2022 lalu.
Ditanyakan kepada pihak rumah kenapa bau busuk, lalu sang pemilik rumah menjawab bau got. Kemudian masuk ke dalam rumah. Kemudian diminta perlihatkan sertifikatnya, ternyata sertifikat ini atas nama Reni Margareta. Ibu dari Dian. Kemudian ditanyakan Reni ada dimana, sedang tidur di dalam.
Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan masuk ke dalam kamar. Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk.
"Dimana ibunya, ini lagi tidur. Tapi jangan dinyalakan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," jelas polisi.
Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang gemuk sehingga agak curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HPnya. Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar.
"Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," katanya.
Saksi kemudian langsung keluar dan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai. Langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar.
Pada saat keluar ketemu saksi yang lain sudah kami ambil keterangan juga menyatakan yang sama bahwa sempat teriak Allahu Akbar dan salah satu saksi ini dikejar oleh Budianto.
"Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT ataupun warga sini. Dan ternyata tidak dilaporkan," imbuhnya.
Hal Ini yang disesalkan oleh polisi. Seharusnya semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif. Kejadian seperti ini agar dilaporkan saja.
Dan keterangan saksi ini kemudian dicocokkan oleh polisi dengan keterangan saksi-saksi lainnya. Seputaran TKP menyatakan memang ini cocok terhadap waktunya.
"Kami meminta bukti pada 13 Mei mana kalau saudara pernah datang kemudian ditunjukkanlah meta datanya tercatat 13 Mei. Nah saya juga sampaikan pada saat di dalam kamar," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.
Baca SelengkapnyaIda masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Suara teriakan dan kegelisahannya sering terdengar di rumah sakit itu.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, pengungkapan kasus penemuan mayat ibu dan anak ini melibatkan banyak ahli forensik.
Baca SelengkapnyaBelum bisa menarik kesimpulan waktu kematian dari dua orang korban.
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaSembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan bukti baru usai olah TKP ulang di Jalan Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak.
Baca SelengkapnyaHari ini, penyidik Polda Metro Jaya mengambil sampel pembanding untuk mengungkap misteri kematian ibu dan anak di Cinere, Depok.
Baca Selengkapnya