Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kasus Kalideres: Ibu Tewas Sejak Mei Tapi Dianggap Tidur, Saksi Teriak Allahu Akbar

Kasus Kalideres: Ibu Tewas Sejak Mei Tapi Dianggap Tidur, Saksi Teriak Allahu Akbar Olah TKP satu Keluarga meninggal di Kalideres. ©2022 Liputan6.com/Johan Tallo

Merdeka.com - Tabir kematian sekeluarga di sebuah rumah di Kalideres mulai menemui titik terang. Polisi berhasil mengungkap kronologi kematian keempat korban yang tinggal satu atap tersebut.

Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengky Haryadi mengatakan, pihaknya melibatkan banyak pihak dalam perkembangan kasus ini. Meskipun dia menegaskan, kasus ini masih terus diselidiki, belum sampai pada tahap kesimpulan.

"Dimana dari proses digital forensik kami temukan fakta bahwa para penghuni rumah keluarga ini jarang berkomunikasi dari pihak luar, sangat jarang," kata Hengky di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11).

Orang lain juga bertanya?

Hengky mengatakan, dari hasil penyelidikan, ditemukan beberapa pihak yang dihubungi oleh korban sebelum meninggal dunia. Kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan konvensional, penyelidikan deduktif, keterangan saksi.

"Kami menemukan beberapa petunjuk penting terkait dengan proses ini," ujar Hengky.

Yang pertama, dari salah satu penghuni lokasi, ternyata korban pernah menghubungi salah satu nomor. Hal ini terkait penjualan barang-barang yang ada di rumah. Misalnya mobil, motor. Kemudian penjualan AC, kulkas, blender, TV.

"Dan ini sudah kita dapatkan siapa yang membeli, berapa dijualnya, dan sebagainya," katanya.

Jadi, praduga awal yang menyatakan bahwa ada pencurian mobil, dan barang-barang yang ada di rumah, sementara bisa dipatahkan.

Namun, lanjut Hengky, ada salah satu pihak yang bisa mengungkap lebih spesifik lagi terkait kasus ini. Dimana salah satu nomor telepon tersebut ditelusuri.

"Kita ambil keterangan saksi, dan akhirnya kita memperoleh 3 orang saksi penting dalam proses penyelidikan kami," tegas dia.

Ternyata, satu orang saksi adalah mediator jual beli rumah. Kemudian dia mengajak rekannya, sama sama mediator penjualan rumah.

Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal di rumah tersebut, atas nama almarhum Budiyanto menghubungi ke para saksi ini untuk menjual rumah tersebut.

"Ada hal yang sangat tidak lazim di sini, pada saat ditemui mediator ini langsung menyerahkan sertifikat asli. Kemudian karena waktu sempat putus asa tidak ketemu pembelinya siapa yang ingin seharga Rp1,2 miliar, akhirnya dikembalikan sertifikat itu kepada almarhum Budiyanto ini tetap ditolak, suruh pegang lagi," kata Hengky.

Pada tanggal 13 Mei, ternyata mediator ini berteman dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam. Oleh karenanya, diniatkan digadaikan sertifikat rumah ini.

Oleh karena itu, pegawai koperasi simpan pinjam ini tertarik mengingat lokasi perumahan ini memiliki NJOP yang tinggi.

"Pembayaran simpan pinjam itu meminta 50 persen NJOP, baik rumah maupun tanah. Pada saat 5 orang datang ke seputaran rumah dua mediator, satu dari petugas atau pegawai dari koperasi simpan pinjam ini datang ke depan rumah sama-sama masuk ke rumah yang menjadi TKP ini," tutur Hengky.

Pada saat itu diterima oleh almarhum Budianto. Begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada 13 Mei 2022 lalu.

Ditanyakan kepada pihak rumah kenapa bau busuk, lalu sang pemilik rumah menjawab bau got. Kemudian masuk ke dalam rumah. Kemudian diminta perlihatkan sertifikatnya, ternyata sertifikat ini atas nama Reni Margareta. Ibu dari Dian. Kemudian ditanyakan Reni ada dimana, sedang tidur di dalam.

Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan masuk ke dalam kamar. Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk.

"Dimana ibunya, ini lagi tidur. Tapi jangan dinyalakan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahaya, kata anak atas nama Dian yang turut meninggal di TKP," jelas polisi.

Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang gemuk sehingga agak curiga. Tanpa sepengetahuan Dian, salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HPnya. Begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar.

"Ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," katanya.

Saksi kemudian langsung keluar dan tidak ingin lagi melanjutkan proses gadai. Langsung mengajak dua saksi yang lain segera keluar.

Pada saat keluar ketemu saksi yang lain sudah kami ambil keterangan juga menyatakan yang sama bahwa sempat teriak Allahu Akbar dan salah satu saksi ini dikejar oleh Budianto.

"Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT ataupun warga sini. Dan ternyata tidak dilaporkan," imbuhnya.

Hal Ini yang disesalkan oleh polisi. Seharusnya semua sebagai warga masyarakat tidak boleh permisif. Kejadian seperti ini agar dilaporkan saja.

Dan keterangan saksi ini kemudian dicocokkan oleh polisi dengan keterangan saksi-saksi lainnya. Seputaran TKP menyatakan memang ini cocok terhadap waktunya.

"Kami meminta bukti pada 13 Mei mana kalau saudara pernah datang kemudian ditunjukkanlah meta datanya tercatat 13 Mei. Nah saya juga sampaikan pada saat di dalam kamar," katanya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kementerian PPPA: Kasus 4 Bocah Tewas di Jagakarsa Adalah Musibah
Kementerian PPPA: Kasus 4 Bocah Tewas di Jagakarsa Adalah Musibah

Polisi diharapkan mengungkap sebab kematian dan menemukan pelaku atas tewasnya empat anak tersebut.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ibu Diduga Bunuh Dua Anak Kandung di Kediri, Kerap Menjerit dan Belum Bisa Diperiksa
Kondisi Ibu Diduga Bunuh Dua Anak Kandung di Kediri, Kerap Menjerit dan Belum Bisa Diperiksa

Ida masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. Suara teriakan dan kegelisahannya sering terdengar di rumah sakit itu.

Baca Selengkapnya
Sore Ini, Polisi Umumkan Hasil Akhir Penyelidikan Kasus Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Depok
Sore Ini, Polisi Umumkan Hasil Akhir Penyelidikan Kasus Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Depok

Polisi menyebut, pengungkapan kasus penemuan mayat ibu dan anak ini melibatkan banyak ahli forensik.

Baca Selengkapnya
Cara Polisi Menguak Tabir Kematian Ibu dan Anak di Cinere yang Jasadnya Ditemukan sudah Mengering
Cara Polisi Menguak Tabir Kematian Ibu dan Anak di Cinere yang Jasadnya Ditemukan sudah Mengering

Belum bisa menarik kesimpulan waktu kematian dari dua orang korban.

Baca Selengkapnya
Tiga Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Wanita di Batubara Masih Jadi Misteri
Tiga Tahun Berlalu, Kasus Pembunuhan Wanita di Batubara Masih Jadi Misteri

Kasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.

Baca Selengkapnya
9 Tahun Masih Jadi Misteri, Ini Fakta Terbaru Temuan Polisi Terkait Kematian Akseyna Ahad Dori di Danau UI
9 Tahun Masih Jadi Misteri, Ini Fakta Terbaru Temuan Polisi Terkait Kematian Akseyna Ahad Dori di Danau UI

Sembilan tahun lalu, tepatnya 26 Maret 2015, mahasiswa Akseyna Dori ditemukan tewas di Danau Kenanga, Universitas Indonesia.

Baca Selengkapnya
Polisi Temukan Bukti Baru Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
Polisi Temukan Bukti Baru Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Polisi menemukan bukti baru usai olah TKP ulang di Jalan Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak.

Baca Selengkapnya
Update Kasus Ibu-Anak Tewas Mengering di Cinere: Polisi Olah TKP 1,5 Jam, Ini yang Diambil
Update Kasus Ibu-Anak Tewas Mengering di Cinere: Polisi Olah TKP 1,5 Jam, Ini yang Diambil

Hari ini, penyidik Polda Metro Jaya mengambil sampel pembanding untuk mengungkap misteri kematian ibu dan anak di Cinere, Depok.

Baca Selengkapnya